Portofolio Novel “Restu Ibu adalah Restu Allah”


Hasil gambar untuk novel restu ibu adalah restu allah


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Novel ini di tulis oleh @QulKhairan sebagai media berekspresi bagi siapa pun dan berbagi pengalaman tentang dahsyatnya doa seorang ibu. Seorana ibu yang selalu tabah dan tegar menghadapi sikap anaknya dan kesenjangan ekonomi dalam hidup. Novel ini dibuat berlandaskan untuk menyambung tali silaturahmi, merekatkan rasa satu keluarga.

1.2  Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan fotopolio ini selain untuk memenuhi tugas mata pelajaran bahasa Indonesia lebih memahami isi novel “Restu Ibu adalah Restu Allah”.


















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sinopsis
            Aku mencium telapak tangan Mama yang keriput, kemudian berujar, “Kitbah dia untukku , Ma”. Putih dan lembut adalah symbol dari seorang ibu. Selama sembilann bulan ia mengandung bayi dengan penuhh kelelahan. Namun, ia tak peernah sedikit pun mengucapkan keluh kesah melalui bibirnya. Hubungan antara orang tua dan anak ibarat mata dan paha. Mata ibarat orang tua dan paha ibarat anak. Kalau paha tergores atau terluka, mata iktu menangis atau mengeluarkan air mata. Tapi, kalau mata sakit atau kelilipan, paha tidak akan merasakan apa-apa.

2.2 Unsur-Unsur Intrinsik
            A. Tema
Segala sesuatu yang kita lakukan dengan mendapat restu dari ibu, maka Allah senantiasa memberikan restu-Nya kepada kita.

            B. Sudut Pandang
Dalam novel ini, sebagian cerita penulis sebagai orang pertama      ( tokoh Aku) dan sebgaiannya lagi sebagai orang ketiga ( tokoh Dia).

            C. Alur
No
Jenis Alur
Kalimat
Halaman
1.
Maju
Dia Yatim. Ayahnya sudah meninggal dia, ibunya, dan kakan perempuannya. Sejak kematian tersebut, ibunya sangat tertekan hingga terkena stroke.


122
2.
Mundur
Masih terekam jelas Mak, perjuangan yang kau berikan untukku saat aku masih sekolah menengah kejuruan tingkat akhir alias kelas tiga.


126
3.
Gabungan
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Ibarat plot cerita, penggalan arti ayat dalam surah Al-Insyrah itu selalu bikin otak gue memutar scene-scene lama. Istilah kerennya flashback, lah. Bayangan-bayangan dimasa sulit gue bakal terputar satu demi satu. Silih berganti.




99





            D. Latar
Tempat    : Kampus, kamar, di dalam mobil, Taiwan, rumah sakit, dapur, sekolah, masjid, balai desa, halaman belakang rumah, Yogyakarta.
Waktu      : Juli 2009, 26 Mei 2012,  Januari 2013, 22 Desember, Pukul 03.00 WIB, 09 October 2013, Minggu pukul 00.12 WIB.

            E.Penokohan
No
Tokoh
Sifat
1.
Ibu
Tegar, peduli kepada anaknya dan sabar
2.
Bapak
Pekerja keras
3.
Dia (perempuan)
Patuh dan rendah hati
4.
Tuan Lee
Baik dan ramah
5.
Santi
Durhaka dan egois
6.
El
Baik dan ramah.
7.
Hilya
Patuh, ramah dan rendah hati
8.
Laisa
Baik dan sabar
9.
Gue
Nakal



2.3 Unsur Ekstrinsik
                        Novel ini adalah salah satu media berekspresi bagi siapa pun yang menyukai dunia literasi, baik dari dalam maupun luar negeri.

2.4 Gaya Bahasa
No
Kalimat
Halaman
1.
Aku bagai seorang pesakitan yang terus dibombardir oleh berbagai amukan Mama.
5
2.
Saat itu juga, tiba-tiba kepalaku pening melihat jumlah nol mengekor di belakang angka lima yang menari-menar lincah.

9
3.
Kristal-kristal yang memaksa jatuh dari kedua danau mataku terus kutahan.

17
4.
Menikmati berlapis-lapis udara segar.
36
5.
Warung kami bermetamorfosis.
44
6.
Tulang-tulangku terasa mengeropos terbelit angin
45
7.
Engkaulah sang penyala obor manakala jalan ini suram.
58
8.
Aku menuai manisnya kepatuhan pada wanita yang luar biasa itu.

67
9.
Lewat doa ibuk, garis-garis hidup kami telah dimudahkan.

75
10.
Cacing-cacing dipeutku sudah mulai melakukan demonstrasi.

78
11.
Hati yang ddiselimuti oleh kekhawatiran dan perasaan yang bercampur adukmenghiasi hatiku saat itu.

80
12.
Bulir-bulir air hangat ini terjun bebas keluar dari sudut mataku dan membasahi pipi saat memmbaca surat dari mamah tercinta.

96
13.
Ruang tulisan ini menceritakn kisahku semasa di Sekolah
Kejuruan atau SMK.

104
14.
Pelukan yang kurasa begitu mendamaikan jiwaku.
116
15.
Keberuntungan yang bertubi-tubi itu adalah wujud dari dahsyatnya bakti kepada ibu, juga dahsyatnya do’a ibu.

125
16.
Ia melemparkan senyuman dan menjelaskan tentang keadaan suamiku.

143
17.
Hari ini harus menjadi tonggak perubahan dalam hidupku.

154
18.
Kadang aku berpikir menolong sesasama tidak harus serupa dengan lilin, member cahaya terang, namun membiarkan dirinya lebur dimangsa nyala api.

159
19.
Bbagaikan disambar petir di siang hari.
165
20.
Embun keharuan itu pun menetes tepat di kaki yang penuh dengan kerutan-kerutan kasar itu.

80
           

2.5 Diksi
No
Kalimat
Halaman

1.
Nduk (Panggilan untuk anak perempuan)
16

2.
Laopan, Xie-Xie (Tuan, terima kasih)
19

3.
Mama, wo hen ai ni ( Mama, aku sangat mencintaimu)
20

4.
Mama, xie-xie nin de daogao( Mama, terima kasih atas do’amu)
21

5.
Tarimo kash mak ( Terima kasih, Bu )
29

6.
Amak (Ibu)
31

7.
Kok tumben Ibu nanya begitu
35

8.
Masa sama Ibu nggak mau terbuka
35

9.
I love you ( Aku mencintaimu )
39

10.
Ina ( Bahasa Bima : Ibu)
40

11.
Ama (Bahasa Bima : Ayah)
41

12.
Oha (Bahasa Bima : Nasi)
41

13.
Ruma (Bahasa Bima : Tuhan)
43

14.
Ndak, kayak surga, Nduk
74

15.
Ah mungkin Mamah lagi kangen sama kami semua, pikirku pendek saat itu, jadinya Mamah nulisnya panjang lebar.

93

16.
Gue (Aku)
99

17.
Kalau dipikir-pikir , mana ada sih orang yang hidupnya gampang.
100

18.
Menghabiskan waktu dengan wedangan dimalam hari.
160

19.
Gusti ( Memanggil yang dimuliakan)
161

20.
Neng ( Panggilan untuk anak gadis)
165

21
Deg-degan ( Gugup )
169




2.6 Biografi Penulis
            @Qulkhairan adalah akun resmi Tim Redaksi AgamaIslam DIVA Press Group Yogyakarta, yang dikelola sebagai media berekspresi bagi siapa pun yang menyukai dunia literasi, baik dari dalam maupun luar negeri.
            Misi @Qulkhairan saling berbagi pengalaman, pengetahuan, dan banyak hal. Untuk itu, siapa pun bisa berbagi tentang apa pun disini, mulai dari persoalan yang paling ringan hingga yang mengerutkan dahi sekalipun. Tentu semua itu mesti berlandaskan semangat untuk menyambng silaturahmi, merekatkan rasa satu keluarga, dan memupuk semangat berkreasi Dalam dunia literasi.
            Kami menerbitkan buku-buku agama islam segmen dewasa dan remaja, baik yang ditulis secara individu maupun berkelompok. @Qulkhairan sering menyelenggarakan event kreatif dalam dunia literasi.Diantaranya #CurhatIstriPadaSuami, #CurhatJombloMintaJodoh,
#DahsyatnyaDoaIbu, dan #BerguruPadaTokohMuslim.

2.7 Karya-karya Penulis
            Beberapa buku yang diterbitkan oleh @Qulkhairan antara lain :
*  Dear Suamiku
*  Restu Ibu adalah Restu Allah
*  Disetiap Sujud Ibu Terselip Doa Untukku
*  Dan Lain sebagainya.

2.8 Komentar Pembaca
Seperti Pelangi, novel ini mempunyai warna-warni tersendiri. Suka, duka, tawa, dan air mata di rangkai menjadi kisah yang menarik yang menunnjukan betapa dahsyatnya doa seorang ibu.







BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Putih dan lembut adalah symbol dari seorang ibu. Selama Sembilan bulan ia mengandumg bayi dengan penuh kelelahan. Namun, ia tak pernah mengungkapan keluh kesahnya melalui bibir manisnya.


3.2 Saran
            Dari cerita novel tersebut kita bisa mengambil pelajaran, bahwa ibu adalah orang yang harus kita hormati dan stiap doanya terselip doa untuk kita. Jika kamu ingin dikenang sepanjang masa, tulislah sesuatu yang layak di baca oleh orang lain.

            

2 Komentar

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama