Beilmin - Berdasarkan survei
yang dilakukan oleh OVO, platform pembayaran digital, rewards dan layanan
finansial mengungkap setidaknya 7 dari 10 ibu mengaku kesulitan dalam
mengelola keuangan keluarga selama pandemi.
Survei itu juga
mengungkap hanya 1 dari 10 ibu yang benar-benar melakukan pencatatan keuangan
selama masa pandemi.
Survei itu OVO, melibatkan 367 responden di Jabodetabek dan sekitarnya dalam rangka merayakan Hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember 2020.
Pandemi COVID-19 yang menyebabkan ketidakpastian ekonomi memberikan dampak yang sangat besar pada pengelolaan keuangan yang dilakukan para ibu, karena 2 dari 10 ibu memiliki kecenderungan untuk berbelanja di luar kebutuhan prioritas.
Belum lagi, setengah
dari ibu yang menjadi responden menyebut bila tidak memiliki dana darurat dan 5
dari 10 ibu menyatakan bahwa kesejahteraan hidup (well-being) tidak menjadi
prioritas dalam keuangan keluarga mereka saat ini. Tidak heran bila lebih dari
setengah responden mengaku menggunakan dana darurat mereka untuk menutupi
pengeluaran sehari-hari selama pandemi. Karena itu, 7 dari 10 ibu berharap
mendapatkan bantuan dari perencana keuangan.
Dalam menghadapi
tantangan pengelolaan keuangan keluarga, para ibu dihadapkan pada kondisi dan
kenyataan yang menyadarkan mereka bahwa, salah satu hal yang terpenting untuk
dilakukan dalam menghadapi situasi tak menentu seperti pandemi saat ini adalah
dengan menyiapkan dana darurat.
Sayangnya, hanya
setengah dari para ibu yang menjadi responden survei mengakui bahwa mereka
tidak memiliki dana darurat. Padahal di saat yang bersamaan, ibu yang memiliki
dana darurat, lebih dari setengahnya mengungkapkan bahwa mereka merasa terbantu
dengan adanya dana tersebut karena dapat digunakan untuk menutupi pengeluaran
harian selama pandemi.
Selain dana darurat, dana untuk asuransi dan investasi juga sepatutnya menjadi
hal utama yang disiapkan dalam menghadapi masa pandemi. Tapi ternyata hanya 3 dari
10 ibu yang mengalokasikan dana untuk asuransi, dan hanya 8 persen ibu yang
menganggap investasi sebagai prioritas dalam pengelolaan keuangan keluarga.
Konsultan Perencana
Keuangan Prita Ghozie, membenarkan hasil survei yang dilakukan oleh OVO.
Berdasarkan pengalamannya sebagai konsultan perencana keuangan, di tengah
situasi pandemi, banyak kliennya yang mengeluhkan kesulitan pengelolaan
keuangan.
“Sebetulnya, sebagai
pengelola keuangan rumah tangga, para ibu tidak perlu panik dalam mengelola
keuangan, yang terpenting dan harus dilakukan adalah menyusun rencana menabung
dan rencana belanja. Berikutnya adalah disiplin dalam menjalankan rencana
tersebut, karena dalam rumah tangga, seorang ibu itu bisa diibaratkan sebagai
nakhoda yang harus mengelola arus keuangan keluarga. Dengan melakukan
pengelolaan keuangan termasuk sudah memiliki proteksi yang jelas bagi
keluarga.” paparnya.
Prita menambahkan, saat ini semangat berbisnis semakin kuat menular di antara
kalangan ibu-ibu. “Ini hal yang positif sekali dan solusi cerdas yang bisa
dilakukan oleh para ibu, karena dengan semangat berbisnis, para ibu bisa
memiliki penghasilan tambahan dari kegiatan yang disukainya, seperti memasak,
atau membuat karya kerajinan yang banyak diperlukan oleh masyarakat saat ini. Saya
sangat percaya bahwa satu perempuan cerdas akan melahirkan satu generasi
cerdas.” tambahnya
Dia menyarankan agar mulai menginvestasikan penghasilan tambahan mereka untuk
tujuan masa depan ke pilihan aset investasi jangka panjang seperti instrumen
pasar modal.
Head of Corporate Communications OVO, Harumi Supit mengatakan dengan rendahnya
tingkat literasi keuangan, yang baru 38%, khususnya pada wanita di Indonesia,
kami berharap edukasi mengenai literasi keuangan, termasuk manfaat keuangan
digital yang selama ini dilakukan oleh OVO, bisa memberikan dampak positif bagi
para ibu agar lebih baik dalam mengatur keuangan keluarga selama pandemi.
"Sebab dengan
literasi keuangan yang lebih baik, para ibu dapat mengatur keuangan keluarga
dengan lebih mudah karena banyaknya akses keuangan yang tersedia,” ujar Harumi
dalam keterangan tertulisnya.
Model ternama Jennifer Bachdim, istri dari pesepakbola Irfan Bachdim,
mengungkapkan juga merasa bahwa pengelolaan keuangan keluarga menjadi hal yang
serius diperhatikan di dalam kehidupan rumah tangga.
"Saya dan suami
merupakan sebuah tim dalam menjalankan rumah tangga. Kami berbagi tugas, waktu
dan perencanaan untuk keluarga, kesehatan dan pekerjaan berdasarkan skala
prioritas. Jelas, prioritas pertama kami adalah keluarga terutama anak-anak.”
katanya.
Ibu yang sedang mengandung anak ketiga ini juga menyampaikan bahwa karena
terbiasa dengan skala prioritas akhirnya ia dan suami selalu bisa
menyeimbangkan antara kebutuhan dengan keinginan.
“Jadi kalau ada
pemasukan dari pekerjaan yang kami lakukan, kami langsung amankan untuk pos-pos
dana yang memang menjadi kebutuhan harian, bulanan dan tahunan. Yang keluar dan
yang masuk pun kami catat baik-baik.
Apalagi di tengah
situasi pandemi seperti sekarang, saya bersyukur sebelumnya sudah menyiapkan
dana darurat untuk hal-hal tidak terduga, sehingga perasaan menjadi lebih
tenang apabila sewaktu-waktu harus mengeluarkan dana untuk hal tersebut,”
ungkap Jennifer.
Ia juga menambahkan
bahwa investasi dan asuransi, juga merupakan salah satu pos yang paling penting
untuk dialokasikan saat ini.
Menurut Jennifer, yang juga penting di tengah pandemi adalah disiplin dalam
penggunaan dana, dan memastikan transaksi yang dilakukan selalu minim kontak
dan cashless. “Oleh karenanya saya selalu upayakan pakai dompet digital seperti
OVO ketika memang harus bertransaksi di luar rumah, atau transaksi lainnya.”
Sumber : Bisnis.com
Posting Komentar