Arti sebuah kepemimpinan




Pemimpin, suatu kata jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi “LEADER”. Tugas seoarang leader adalah me-LEAD atau memimpin anggota disekitarnya. Bagi seorang manajer, dia bertanggungjawab me-LEAD rekan kerja dibawah gugus tugasnya. Bagi seorang kepala rumah tangga maka dia me-LEAD anggota rumah tangga mulai dari istri, anak, dan khadimah. Ada pemaknaan yang menarik dari LEAD, yaitu: 
Loyality, seorang pemimpin harus mampu membangkitkan loyalitas rekan kerjanya dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan. 

Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya. 
Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada. 
Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya. 

Berbicara tentang kepemimpinan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah mengingatkan dalam sebuah hadits melalui Abi Hurairah Radliallahu ‘Anhu:

“Akan datang setelahku para pemimpin, orang baik akan menjadi pemimpin kalian dengan kebaikannya, dan orang jahat akan menjadi pemimpin kalian dengan kejahatannya. Maka dengarlah mereka, dan taatilah segala hal yang sesuai dengan kebenaran. Jika mereka berbuat baik, maka kebaikan itu menguntungkan kalian dan mereka juga, dan apabila mereka berbuat jahat, maka kalian akan mendapatkan pahala ketaatan, dan mereka akan mendapatkan dosa kejahatannya.”

Islam banyak sekali membahas perihal kepemimpinan. Hal ini karena biang kehancuran suatu kaum dapat dimulai dari para petinggi, pembesar, dan elitenya. Ibarat ikan, yang pertama kali busuk adalah bagian kepalanya, disusul kemudian bagian perut, baru bagian-bagian lainnya. Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam mempunyai skenario kehancuran suatu bangsa sebagai berikut:


“Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi suatu bangsa maka dijadikanlah pemimpin-pemimpin mereka orang-orang yang bijaksana dan dijadikan ulama-ulama mereka memegang hukum dan peradilan, juga Allah jadikan harta kekayaan (aset bangsa) di tangan orang-orang yang dermawan. Namun, jika Allah menghendaki kehancuran suatu bangsa maka Dia menjadikan pemimpin- pemimpin mereka orang-orang yang berakhlaq rendah, dijadikan-Nya orang-orang culas menangani hukum dan peradilan, dan aset bangsa di tangan orang-orang yang kikir.” (HR Ad-Dailami)


Jika kehancuran tidak ingin terjadi di masyarakat kita, maka salah satu cara yang dapat diupayakan ialah adanya pemimpin yang bijak. Seorang pemimpin yang memiliki loyality, educate, advice dan dicipline . Bukankah itu yang kita semua impikan?

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama