Saat ini kalender pendidikan di Indonesia tengah memasuki awal tahun
ajaran baru. Di masa inilah sekolah-sekolah mengadakan Orientasi
Pengenalan Kampus (Ospek) atau sekarang lebih dikenal dengan Masa
Orientasi Sekolah (MOS).
Ospek selama ini dikenal dengan ajang
penyiksaan fisik dan mental bagi siswa baru alias bentuk perploncoan.
Saking sadisnya, tak jarang kegiatan Ospek menelan korban jiwa. Begitu
pula dengan MOS, hanya beda istilah dengan Ospek tapi isi tak jauh beda.
Di masa-masa ini siswa dan orangtua siswa kerap dibuat stres dan cemas,
bukannya senang masuk diterima di sekolah baru.
Ajang penerimaan
siswa baru, baik dari mulai sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah
menengah atas (SMA) atau masuk kuliah di kampus perguruan tinggi di
Indonesia hampir setiap tahun mirip gaya-gaya militer: siksaan fisik dan
mental. Dengan alasan klise, semua bentuk penyiksaan fisik dan mental
itu supaya membuat siswa atau mahasiswa menjadi lebih kuat, akrab, tahan
banting, bermental baja, sukses di masa depan, dan seterusnya. Padahal
kenyataannya tidak demikian. Banyak juga orang yang tidak mengikuti
Ospek justru mental, kepribadian, masa depannya jauh lebih baik dan
teruji.
Demikianlah, lain ladang lain belalang, lain lubuk lain
ikannya. Di luar negeri tidak ada yang namanya masa orientasi siswa
berbentuk kegiatan yang kental dengan kekerasan atau siksaan mental
dalam bentuk apa pun.
Di kampus Universitas the Virgin Islands
(UVI), Amerika Serikat misalnya, masa orientasi penerimaan siswa baru
justru diisi dengan kegiatan-kegiatan positif yang menunjang kemudahan
mereka beradaptasi di kampus baru.
Menurut informasi dari
stcroixsource.com, kegiatan di masa orientasi di UVI bertujuan
meningkatkan kemampuan akademis dan adaptasi siswa terhadap kehidupan
kampus.
Demikian pula dengan Universitas of New Mexico, Amerika
Serikat. Di kampus ini mahasiswa baru tidak mengenal perploncoan ala
militer dengan kekerasan fisik dan mental.
Mereka justru menerima
pelajaran berharga tentang ilmu keuangan, konsultasi, kasus pelecehan
seksual, dan melek ilmu soal minuman beralkohol, selain tur mengelilingi
kampus. Dalam beberapa hari para mahasiswa baru di sana bersama-sama
mempelajari tema-tema positif tadi dan saling berinteraksi dengan
rekan-rekannya, seperti dikutip santafenewmexican.com.
Di kampus
Hampshire College, Amerika Serikat, juga mahasiswa baru justru diajak
berkelompok buat berdiskusi isu-isu penting seperti kekerasan seksual,
komunikasi, dan lain-lain. Kegiatan itu terkesan santai karena digelar
di taman-taman kampus sambil duduk melingkar.
Pada acara yang
lebih memacu adrenalin, mahasiswa baru disambut dengan pertandingan
basket, panjat tebing, atau arung jeram. Intinya menyenangkan dan
bermanfaat, tidak membuat stres dan tertekan.
Sampai kapan di
Indonesia masa Ospek masih akan diwarnai kekerasan fisik dan siksaan
mental? Semoga Ospek atau MOS yang seperti itu segera berlalu dari bumi
pertiwi.
( Dikutip dari Merdeka.com )
Posting Komentar