ILMU
PENGETAHUAN ALAM
“TSUNAMI”
OLEH KELOMPOK 5:
· ERI RISKAWATI (KORDINATOR)
· M.NUR
ROHMADI
(MODERATOR)
· RIZKY NUR OCTAVIA (NOTULEN 1)
· YESSI ALVIYANI (NOTULEN 2)
· KIKI HANDAYANI (PENYAMPAI MATERI)
· AHYARI (PENYAMPAI MATERI)
DINAS
PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
SMK NEGERI 6
KAB TEBO
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah Ilmu Pengetahuan Alam tentang “TSUNAMI”
ini kami susun untuk memenuhi tugas kelompok mata pelajaran IPA. Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan memerlukan
banyak perbaikan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk penyempurnaan makalah ini.
Pada kesempatan ini, dengan tulus ikhlas kami menyampaikan
terima kasih kepada Bapak selaku guru pembimbing dalam pembuatan makalah ini,
serta teman-teman yang telah memberikan bantuan dan partisipasinya untuk
keberhasilan dalam penyusunan makalah ini.
Kami selaku penyusun berharap semoga makalah ini ada guna
dan manfaatnya bagi para pembaca. Amin.
Rimbo
Bujang, April 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
KATAPENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan
- Manfaat Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Tsunami
- Penyebab Terjadinya Tsunami
- Menghadapi Tsunami
- Historis Tsunami
BAB III PENUTUP
- Kesimpulan
- Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebagian besar dari bumi adalah
samudra atau lautan yang dapat mendukung kelangsungan hidup seluruh makhluk
hidup di bumi, diantara pulau-pulau yang terpisah satu dengan yang lainnya
pasti dikelilingi oleh air. Oleh karenanya pengetahuan mengenai ilmu geologi
dan oceanografis tentang samudra dan laut dianggap sangat vital guna
kelangsungan hidup penghuninya termasuk manusia.
Di jagat raya ini masih banyak
pengetahuan yang belum kita kuasai, termasuk pengetahuan mengenai bencana alam
yang ditimbulkan oleh gelombang pasang laut yang besar atau tsunami dan cara
memprediksinya. Dari hal ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ruang
lingkup ilmu kita masih sangat terbatas bila dibandingkan dengan luasnya jagat
raya. Ini juga merupakan bukti bahwa Allah Maha Besar, Maha Kuasa,Maha
Mengetahui atas segalanya dan kita tidak sepatutnya sombong dengan pengetahuan
kita yang sangat terbatas ini.
B.
Rumusan
Masalah
1)
Apa tsunami itu?
2)
Bagaimana terjadinya tsunami?
3)
Bagaimana dampak tsunami dan persiapan menghadapi tsunami?
C.
Tujuan
1)
Mendeskripsikan apa tsunami itu.
2)
Mendeskripsikan terjadinya tsunami.
3)
Mendeskripsikan dampak tsunami dan persiapan menghadapi tsunami.
D.
Manfaat
Penulisan
Agar kita mengetahui lebih dalam
karakteristik dan mekanisme tsunami serta persiapan untuk menghadapi tsunami
baik dalam tahap waspada, persiapan, saat terjadi, dan setelah tsunami terjadi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Tsunami
Tsunami (berasal dari Bahasa Jepang:
Tsu = pelabuhan, Nami = gelombang, secara harafiah berarti “ombak besar
di pelabuhan”) yang artinya adalah perpindahan badan air atau gelombang
laut yang terjadi karena adanya gangguan impulsif. Gangguan impulsif tersebut
terjadi akibat adanya perubahan bentuk dasar laut yang disebabkan oleh
perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba(Pond and Pickard,
1983) atau dalam arah horizontal (Tanioka and Satake, 1995).
Perubahan permukaan laut tersebut
bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung
berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut.
Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam
gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut
dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam.
Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam
hanya sekitar 1 meter.
Dengan demikian, laju gelombang
tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati
pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga
sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai
puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer
dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa
diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran
gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan
tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan
mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air
asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Sejarawan Yunani bernama Thucydides
merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa bawah laut. Namun
hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim.
Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami. Geologi,
geografi, dan oseanografi pada masa lalu menyebut tsunami sebagai “gelombang
laut seismik”.
Beberapa kondisi meteorologis,
seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang badai yang disebut sebagai
meteor tsunami yang ketinggiannya beberapa meter di atas gelombang laut
normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami,
meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan.
Gelombang badai ini pernah menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008.
Wilayah di sekeliling Samudra
Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre (PTWC) yang mengeluarkan
peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada wilayah ini. Wilayah di
sekeliling Samudera Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami Warning
System (IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia. Bukti-bukti historis
menunjukkan bahwa megatsunami mungkin saja terjadi, yang menyebabkan beberapa
pulau dapat tenggelam.
B.
Penyebab
Tsunami
1.
Skema
terjadinya tsunami
Tsunami dapat terjadi jika
terjadinya gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air atau ombak
raksasa, letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke
bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman
sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika
meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi,
dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang
mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini
mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi
gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami
tergantung pada kedalaman laut dimana gelombang terjadi, yang kecepatannya bisa
mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya
akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai
yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm
hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa
mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air.
Saat mencapai pantai tsunami akan
merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa
ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer. Gerakan vertikal ini dapat terjadi
pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah
subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar
laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang
dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan
bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan
air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda
kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini
cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
2.
Penyebab
terjadinya tsunami
Ada beberapa penyebab yang
mengakibatkan terjadinya tsunami. Faktor penyebab terjadinya tsunami itu
adalah:
1. Gempa bumi yang berpusat dibawah
laut, Meskipun demikian tidak semua gempa bumi dibawah laut berpotensi
menimbulkan tsunami. Gempa bumi dibawah laut yang dapat menyebabkan terjadinya
tsunami adalah gempa bumi dengan kriteria sebagai berikut
· Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
· Pusat gempa kurang dari 30 km dari
permukaan laut.
· Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0
SR
· Jenis pensesaran gempa tergolong
sesar vertikal (sesar naik atauturun).
Letusan gunung berapi, letusan
gunung berapi dapat menyebabkan terjadinya gempa vulkanik. Tsunami besar yang
terjadi padatahun 1883 adalah akibat meletusnya Gunung Krakatau yang berada di
Selat Sunda. Meletusnya Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat pada tanggal
10-11 April 1815 juga memicu terjadinya tsunami yang melanda Jawa Timur dan Maluku.
Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada di wilayah ring of fire
(sabuk berapi) dunia tentu harus mewaspadai ancaman ini.
Longsor bawah laut, longsor bawah
laut ini terjadi akibat adanya tabrakan antara lempeng samudera dan lempeng
benua. Proses ini mengakibatkan terjadinya palung laut dan pegunungan. Tsunami
karena longsoran bawah laut ini dikenal dengan nama tsunamic submarine
landslide.
Hambatan meteor laut, jatuhnya
meteor yang berukuran besar di laut juga merupakan penyebab terjadinya tsunami.
3.
Rambatan
Tsunami
Kecepatan rambat gelombang tsunami berbeda-beda, tergantung pada
kedalaman laut. Di laut dalam, kecepatan rambat tsunami mencapai 500 – 1000km
per jam atau setara dengan kecepatan pesawat terbang namun ketinggian gelombangnya
hanya sekitar 1 meter.Ketika gelombang tsunami ini sudah mendekati pantai, kecepatan rambatnya hanya sekitar 30 km per
jam, namun ketinggian gelombangnya bisa mencapai puluhan meter. Ini
sebabnya banyak orang yang sedang berlayar di laut dalam tak menyadari
adanya tsunami. Mereka baru mengetahui tsunami telah terjadi ketikatiba di
daratan dan menyaksikan kehancuran mengerikan yang disebabkan olehtsunami.
4.
Tanda-tanda
akan terjadi Tsunami
Tanda-tanda akan datangnya tsunami
di daerah pinggir pantai adalah :
a. Air laut yang surut secara
tiba-tiba.
b. Bau asin yang sangat menyengat.
c. Dari kejauhan tampak gelombang putih
dan suara gemuruh yang sangatkeras.
C.
Menghadapi
Tsunami
- Persiapan Menghadapi Tsunami
- Mengetahui
pusat informasi bencana, seperti Posko Bencana, Palang Merah Indonesia,
Tim SAR. Kenali areal rumah, sekolah, tempat kerja, atau tempat lain yang
beresiko. Mengetahui wilayah dataran tinggi dan dataran rendah yang
beresiko terkena Tsunami.
- Jika
melakukan perjalanan ke wilayah rawan Tsunami, kenali hotel, motel, dan
carilah pusat pengungsian. Adalah penting mengetahui rute jalan keluar
yang ditunjuk setelah peringatan dikeluarkan.
- Siapkan
kotak Persediaan Pengungsian dalam suatu tempat yang mudah dibawa (ransel
punggung), di dekat pintu.
- Siapkan
peersediaan makanan dan air minum untuk pengungsian.
- Siapkan
selalu peralatan P3K lengkap.
- Membawa
barang secukupnya saja untuk keperluan pengungsian.
- Segera
mengungsi setelah ada pemberitahuan dari pihak yang berwenang atas
penyebaran informasi tentang tsunami.
- Jika
hanya ada sedikit waktu sebelum dating tsunami,segera mencari pintu dan
mencari jalan keluar dari rumah atau gedung dengan segera.
- Carilah
tempat yang tinggi dan aman dari gelombang tsunami,atau mengikuti rute
dan tempat yang suah ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
- Utamakan
keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada tempat Anda
berada,bila ingin menyelamatkan harta benda carilah yang mudah dan
ringan dibawa.
- Pastikan
tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat
evakuasi. Jika bisa ajaklah tetangga dekat Anda untuk pergi
bersama-sama.
- Jika
tsunami terjadi pada saat Anda sedang menyetir kendaraan, cepat keluar
dan cari tempat yang tinggi dan aman.
- Waspada Tsunami
- Persiapan Menghadapi Tsunami
- Ketika Terjadi Tsunami
- Setelah Terjadi Tsunami
- Periksa kesediaan makanan.
Makanan apapun yang terkena air mungkin sudah tercemar dan harus dibuang.
- Memberikan bantuan kepada
korban luka-luka. Berikan bantuan P3K dan panggil bantuan. Jangan
pindahkan orang yang terluka, kecuali yang luka serius.
- Segera membangun tenda
pengungsian apabila keadaan untuk kembali ke rumah tidak memungkinkan.
- Pastikan keadaan sudah aman dan
tidak terjadi tsunami susulan sebelum kembali ke rumah.Bila keadaan rumah
tidak memungkinkan untuk ditempati carilah tempat tinggal yang bisa
ditempati atau kembali ke tempat pengungsian.
2.
Cara penanggulangan Tsunami
Adapun
cara yang dilakukan untuk penanggulangan bencana tsunami adalah :
- Melaksanakan evakuasi secara
intensif.
- Melaksanakan pengelolaan
pengungsi.
- Melakukan terus pencarian orang
hilang, dan pengumpulan jenazah.
- Membuka dan hidupkan jalur
logistik dan lakukan resuplay serta pendistribusian
logistik yang diperlukan. - Membuka dan memulihkan jaringan
komunikasi antar daerah atau kota.
- Melakukan pembersihan kota yang
hancur dan penuh puing dan lumpur.
- Menggunakan dana pemerintah
untuk penanggulangan bencana dan gunakan pula dengan tepat sumbangan dana baik dari dalam
maupun luar negeri.
- Menyambut dengan baik dan
libatkan unsur civil society.
3.
Upaya Penyelamatan diri saat terjadi Tsunami
Sebesar
apapun bahaya tsunami, gelombang ini tidak datang setiap saat. Janganlah
ancaman bencana alam ini mengurangi kenyamanan menikmati pantai dan lautan.
- Jika berada di sekitar pantai,
terasa ada guncangan gempabumi, air laut dekat pantaisurut secara
tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat
yangtinggi (perbukitan atau bangunan tinggi) sambil memberitahukan
teman-teman yang lain.
- Jika sedang berada di dalam
perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita daripantai telah
terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut.
- Jika gelombang pertama telah
datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerahyang rendah.
Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang.
- Jika gelombang telah
benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban. Jika berada
di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempabumi, air laut dekat
pantaisurut secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari
menuju ke tempat yangtinggi (perbukitan atau bangunan tinggi) sambil memberitahukan
teman-teman yang lain.
- Jika sedang berada di dalam
perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita daripantai telah
terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut.
- Jika gelombang pertama telah
datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerahyang rendah.
Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang.
- Jika gelombang telah
benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban.
D.
Historis Tsunami
- 1 November 1755, setelah gempa
bumi kolosal menghancurkan Lisbon, Portugal dan pegunungan di Eropa, orang
menyelamatkan diri dengan menggunakan perahu. Namun Tsunami akhirnya
menyusul. Peristiwa mengerikan secara bersamaan tersebut membunuh lebih
dari 60 ribu orang.
- 27 Agustus 1883, letusan gunung
Krakatau memicu terjadinya tsunami yang menenggelamkan 36 ribu orang
Indonesia yang berada di pulau Jawa bagian barat dan utara Sumatera.
Kekuatan gelombang mendorong 600 ton blok terumbu karang menuju tepi
pantai bersama dengan arus tsunami yang besar.
- 15 Juni 1896, gelombang
setinggi 30 meter, disebabkan oleh gempa bumi menyapu pantai timur Jepang.
Sebanyak 27 ribu orang menjadi korban.
- 1 April 1946, tsunami April
Fool, dipicu sebuah gempa yang terjadi di Alaska, membunuh 159 orang, dan
kebanyakan berada di kepulauan Hawaii.
- 9 Juli 1958, diingat sebagai
tsunami terbesar yang pernah dicatat oleh masa modern, Gempa di Teluk
Lituya Alaska disebabkan oleh tanah longsor yang awalnya dipicu oleh gempa
bumi berskala 8,3 skala richter. Gelombang sangat tinggi, tetapi karena
wilayah tersebut relatif terisolasi dan kondisi geologinya unik maka
tsunami tidak menyebabkan banyak kerusakan. Tapi hanya menenggelamkan satu
perahu dan membunuh dua orang
- 22 Mei 1960, salah satu gempa
besar yang tercatat manusia terjadi di Chile sebesar 8,6 skala richter,
menciptakan tsunami yang menerjang pantai Chile dalam waktu kurang dari 15
menit. Gelombang setinggi 25 meter membunuh 1500 orang di Chile dan
Hawaii,menjadi tsunami yang cukup besar.
- 27 Maret 1964, dikenal sebagai
gempa bumi Good Friday Alaska, dengan kekuatan sekitar 8,4 skala richter
menggulung dengan kecepatan 400 mil per jam tsunami di Valdez Inlet dengan
ketinggian 6,7 meter, membunuh lebih dari 120 orang.Sepuluh orang yang
menjadi korban di kota Crescent, di utara California, yang sempat
menyaksikan gelombang setinggi 6,3 meter
- 23 Agustus 1976, sebuah tsunami
di barat daya Filipina membunuh 8 ribu korban jiwa akibat gempa bumi yang
terjadi 30 menit setelah adanya gempa.
- 17 Juli 1998, sebuah gempa
berkekuatan 7,1 skala richter menyebabkan tsunami di Papua Nugini yang
membunuh 2200 orang dengan sangat cepat.
- 26 Desember 2004, gempa kolosal
dengan kekuatan 9,1 dan 9,3 skala richter setinggi 3,5 meter mengguncang
Indonesia dan membunuh 230 ribu jiwa, sebagian besar karena tsunami. Gempa
tersebut dinamakan sebagai gempa Sumatera-Andaman dan tsunami yang terjadi
kemudian dikenal sebagai tsunami lautan Hindia. Gelombang yang terjadi
menimpa banyak belahan dunia lain, sejauh hingga Nova Scotia dan Peru.
- 2006 – 17 Juli, Gempa yang
menyebabkan tsunami terjadi di selatan pulau Jawa, Indonesia, dan setinggi maksimum
ditemukan 21 meter di Pulau Nusakambangan. Memakan korban jiwa lebih dari
500 orang. Dan berasal dari selatan kota Ciamis
- 2007 – 12 September, Bengkulu, Memakan korban jiwa 3
orang. Ketinggian tsunami 3-4 m.
- 2010 – 27 Februari, Santiago, Chili,yang memakan korban jiwa yang tidak sedikit.
- 2010 –
http://id.wikipedia.org/wiki/26_Oktober”>26 Oktober,
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Mentawai”>Kepulauan
Mentawai, Indonesia,yang meluluh-lantahkan sebagian besar kepulauan
Mentawai dan memakan banyak korban jiwa.
Tabel
Kejadian Tsunami Yang Signifikan di Indonesia
|
||||
No.
|
Tahun
|
Tempat
|
Magnituda
|
Korban
|
1.
|
1883
|
G.Krakatau
|
-
|
36.000
|
2.
|
1833
|
Sumbar,
Bengkulu, Lampung
|
8,8
|
Tak
tercatat
|
3.
|
1938
|
Kep.
Kai – Banda
|
8,5
|
Tak
tercatat
|
4.
|
1967
|
Tinambung
|
-
|
58
|
5.
|
1968
|
Tambu,
Sulteng
|
6
|
200
|
6.
|
1977
|
Sumbawa
|
6,1
|
161
|
7.
|
1992
|
Flores
|
6,8
|
2.080
|
8.
|
1994
|
Banyuwangi
|
7,2
|
377
|
9.
|
1996
|
Toli
– toli
|
7
|
9
|
10.
|
1996
|
Biak
|
8,2
|
166
|
11.
|
2000
|
Banggai
|
7,3
|
50
|
12.
|
2004
|
Nanggroe
Aceh Darussalam
|
9
|
250.000
|
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Dari uraian makalah di atas dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
- Tsunami adalah gelombang laut
yang disebabkan oleh gempa bumi , tanah longsor atau letusan gunung berapi
yang terjadi di laut.
- Terjadinya Tsunami diakibatkan
oleh adanya gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air
meluap ke daratan, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun
meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa
bumi bawah laut.
- Dampak Tsunami sebagian besar
mengakibatkan kerusakan parah dan banyak menelan korban jiwa dan harta
benda sehingga perlu adanya upaya untuk menghadapi tsunami baik dalam
keadaan waspada,persiapan,saat terjadi tsunami dan setelah terjadi
tsunami.
B.
Saran
Untuk mengantisipasi datangnya
tsunami yang sampai saat ini belum bisa diprediksikan dengan tepat kapan dan
dimana akan terjadi maka dapat dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :
- Selalu waspada dan memantau
dengan aktif informasi tentang bahaya tsunami dari pihak yang berwenang
terhadap adanya potensi tsunami terutama penduduk yang bermukim didekat
pantai.
- Menentukan tempat-tempat
berlindung yang tinggi dan aman jika terjadi tsunami.
- Menyediakan persediaan makanan
dan air minum untuk keperluan darurat dan pengungsian.
- Menyiapkan tas ransel yang
berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang sangat dibutuhkan di tempat
pengungsian seperti perlengkapan P3K atau obat-obatan..
DAFTAR PUSTAKA
- http://www.bmg.go.id/mekanisme_tsunami.
Diakses 5 Desember 2010
- http://www.etipsbali.wordpress.com/persiapan_menghadapi_tsunami.
Diakses 5 Desember 2010
- http://www.sayakasihtahu.com/peristiwa_tsunami.
Diakses 5 Desember
- http://www.wikipedia.com/tsunami.
Diakses 5 Desember 2010 2010
Posting Komentar