Menjadi Duta Budaya dengan Mengajarkan Bahasa Indonesia di Negara Lain

Salam Berbagi (SABEGI), Menjadi tenaga pengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA), tidak sekadar mengajarkan bahasa Indonesia kepada warga asing di negara lain, melainkan juga menjadi duta budaya. Sebagai duta budaya, para pengajar BIPA diharapkan dapat membawa misi negara dengan aktif mengenalkan bahasa dan budaya Indonesia ke kancah internasional.


Dewi Chamidah, salah satu pengajar BIPA yang akan bertugas di Mesir menuturkan, menjadi pengajar bahasa Indonesia merupakan soft diplomacy atau diplomasi lunak yang dijalankan untuk kepentingan bangsa dan negara. Ia sadar, penugasannya ke Mesir nanti tidak hanya untuk mengajarkan bahasa Indonesia, tetapi juga mengenalkan budaya Indonesia kepada warga negara Mesir.

“Pengajaran bahasa adalah sesuatu yang sangat penting dalam menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik bangsa dan budaya. Dan semua muatan itu akan bisa kita sampaikan dengan baik melalui bahasa, karena bahasa adalah produk dari budaya,” tutur Ketua Program BIPA di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang itu.

Dewi, yang juga berpredikat Doktor Bahasa Arab itu mengaku senang dan bangga bisa mendapat kesempatan untuk mengajarkan bahasa dan budaya Indonesia di Mesir. “Saya sama sekali tidak menyangka bahwa bahasa Indonesia telah berkembang sedemikian pesat,” ujar perempuan yang akan bertugas di Universitas AL Azhar Mesir itu.

Senada dengan Dewi, rekannya sesama pengajar BIPA, Lefrand Rurut, menyatakan rasa syukur dan kebanggaannya bisa mengajarkan bahasa Indonesia di negara lain, yaitu Thailand. Lefrand mengatakan, ia tidak hanya akan mengajar bahasa Indonesia saat berada di Thailand nanti, melainkan juga mengenalkan keragaman budaya yang dimiliki Indonesia.

“Saya yakin ketika menyampaikan itu, akan semakin banyak orang asing, terutama orang Thailand, untuk mengetahui budaya Indonesia. Dan mereka akan tertarik bukan hanya untuk belajar bahasa Indonesia, melainkan juga belajar budaya Indonesia. Mereka juga bisa datang ke Indonesia dan melihat langsung keragaman budaya dan pariwisata di Indonesia,” tutur pria asal Manado itu.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, Dadang Sunendar mengatakan, tahun ini pengiriman tenaga pengajar BIPA ke Thailand memperoleh porsi yang lebih banyak, yaitu 12 orang untuk hasil seleksi BIPA angkatan kelima, karena negara tetangga itu paling gigih mendorong generasi mudanya untuk mempelajari bahasa Indonesia.


Sebanyak 53 pengajar bahasa Indonesia dari angkatan kelima telah mengikuti pembekalan BIPA yang diselenggarakan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud. Mereka akan dikirim ke negara-negara di wilayah ASEAN, Amerika-Eropa, dan Aspasaf (Asia, Pasifik, dan Afrika). Pada tahun 2017, Kemendikbud berencana mengirimkan tenaga pengajar BIPA keluar negeri secara keseluruhan berjumlah 220 orang. Sebanyak 167 di antaranya sudah mendapat pembekalan dan menunggu giliran diberangkatkan ke negara tujuan. (Desliana Maulipaksi)
Sumber :http://www.kemdikbud.go.id

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama