HARTEKNAS ke 22 Tahun 2017

Salam Berbagi (SABEGI) Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, disingkat Hakteknas merupakan salah satu hari bersejarah nasional yang diperingati setiap tanggal 10 Agustus berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 1995. Tujuan peringatan Hakteknas selain untuk menghargai keberhasilan putra-putri Indonesia dalam memanfaatkan, menguasai, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta untuk memberi dorongan kepada mereka untuk terus menerus membangkitkan daya inovasi dan kreasi guna kesejahteraan dan peradaban bangsa Indonesia. Hasil karya iptek, yang disuguhkan dalam peringatan Hakteknas juga menjadi momentum untuk memberikan pertanggungjawaban publik terhadap segala hal yang telah dilakukan oleh komunitas iptek dengan sumberdaya yang diberikan oleh rakyat Indonesia.



Peringatan Hakteknas yang merupakan tonggak sejarah kebangkitan teknologi ini berawal dari penerbangan perdana pesawat terbang N-250 Gatotkaca pada tanggal 10 Agustus 1995 di Bandung. Hasil karya anak bangsa ini menjadi bukti bahwa negara kita telah berhasil menumbuhkan inovasi dan jiwa mengembangkan iptek nasional. Hal ini membuktikan betapa pentingnya menanamkan perhatian, minat, dan kesadaran bangsa Indonesia terhadap pengembangan iptek dalam pembangunan nasional yang berkesinambungan.


Setelah 22 tahun berlalu sejak terbangnya N 250 tersebut, semangat dan jiwa kebangkitan teknologi akan diterapkan pada bidang-bidang yang merupakan ranah iptek dan inovasi. Untuk itu setiap tahun ditetapkan tema dan sub tema yang relevan dengan tuntutan masyarakat tentang kiprah iptek dan inovasi.


Peringatan Hakteknas ke-22 ini juga merupakan ajang penghargaan kepada para peneliti dan perekayasa yang sangat berprestasi dan produktif di bidang iptek. Selain itu juga memberikan penghargaan bagi para aktor Sistem Inovasi Nasional, yaitu untaian ABGC+M, akademisi (academician, A, sebagai penghasil iptek), swasta (business, B, sebagai pengguna iptek), pemerintah (government, G, selaku penumbuh iklim inovasi), komunitas (comunity C, sebagai kelompok pelaku iptek), dan media massa (mass media, M, selaku mitra pemasyarakatan hasil-hasil iptek). Para aktor inilah  yang telah berprestasi luar biasa dalam memacu tumbuhnya inovasi.

Pelaksanaan Hakteknas ke-22 juga merupakan sarana koordinasi semua jajaran pemangku kebijakan dan kepentingan secara nasional, dalam rangka meningkatkan semangat kreativitas dan inovasi teknologi untuk kemajuan bangsa. Selain itu, dalam peringatan Hakteknas ke-22 ini, juga akan ditampilkan berbagai hasil inovasi komunitas iptek dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat.


Sejarah Singkat
Penerbangan perdana pesawat N-250 Gatotkaca pada tanggal 10 Agustus 1995 merupakan pengejawantahan upaya panjang sejumlah ilmuwan Indonesia untuk menjadikan bangsa ini sebagai bangsa terhormat di dunia. Bermodalkan kebijakan transformasi industri yang dicanangkan oleh Menteri Riset dan Teknologi pada waktu itu, beberapa tahun sebelumnya IPTN telah berhasil memproduksi pesawat CASA-212 berkapasitas penumpang 12 orang dengan lisensi yang diperoleh dari Spanyol. Pengalaman dan pengetahuan yang dikumpulkan dari pelajaran membuat CASA-212 tersebut dikembangkan lebih lanjut oleh tenaga ahli IPTN. Dengan cara bermitra dan berpatungan dengan perusahaan CASA Spanyol, ahli-ahli Indonesia berinovasi untuk membuat produk baru dengan merancang bangun dan memproduksi pesawat CN-235 yang berkapasitas 35 penumpang.


Keberhasilan yang telah dicapai, dan bermodalkan semangat untuk terus maju dan mengembangkan teknologi penerbangan, anak-anak bangsa di IPTN lalu mulai merancang dan memproduksi secara mandiri pesawat N-250. Pesawat N-250 adalah pesawat komuter turboprop rancangan asli IPTN (sekarang PT. Dirgantara Indonesia). Pesawat ini menggunakan kode N yang berarti Nusantara menunjukkan bahwa desain, produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia.

Melalui keberhasilan komunitas iptek menerbangkan pesawat N-250, dan untuk lebih menyemangati masyarakat agar terus menghasilkan dan memajukan hasil teknologi dalam negeri, pada tanggal 6 Oktober 1995 Presiden Republik Indonesia menetapkan tanggal 10 Agustus sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) melalui Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 1995.

HAKTEKNAS Ke-22 Tahun 2017

Penyelenggaraan peringatan HAKTEKNAS KE-22 Tahun 2017 akan dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, khususnya Kota Makassar, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 

1. Struktur ekonomi Makassar dari segi pembentukan PDRB Tahun 2015 dihasilkan oleh lapangan usaha Industri: Pengolahan, Perdagangan Besar dan Eceran; Konstruksi, Jasa Pedidikan dan Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi. Sementara peranan lapangan usaha lainnya di bawah 6% (6 perseratus), artinya sentuhan teknologi bagi penciptaan nilai tambah di dalam kegiatan industri masih sangat dibutuhkan;

2. Di bidang Iptek dan Inovasi, di Provinsi Sulawesi Selatan terdapat 4 (empat) program Pusat Unggulan Iptek (PUI) dan Science Techno Park (STP), yaitu Science Techno Park di Kab. Bantaeng, Konsorsium Riset Pengembangan Rumput Laut di UNHAS, Balai Penelitian Tanaman Serelia di Kab. Maros, dan Balai Litbang Budidaya (Udang) Air Payau-Kementerian Kelautan dan Perikanan;

3. Di Provinsi Sulawesi Selatan terdapat 113 Perguruan Tinggi, meliputi: 21 universitas, 5 institut, 49 sekolah tinggi, dan 31 akademi. Untuk peringkat Pergurun Tinggi, UNHAS berada pada peringkat 59 di Asia Tenggara. Data yang dirilis Webometrics per Juli 2016 menempatkan UNHAS pada peringkat 11, sedangkan dari International Colleges & Universities menempatkan UNHAS pada peringkat 21, merupakan satu-satunya universitas dari wilayah timur Indonesia. Selain itu, Kemenristekdikti pada akhir tahun 2016 menempatkan UNHAS sebagai Perguruan Tinggi terbaik dengan peringkat 8 di Indonesia.


Makassar juga dipilih dengan latar belakang sejarahnya dimana bangsa Bugis terkenal paling kuat dalam menguasai bahari sejak dahulu kala sebagaimana tertuang dalam La Galigo yang menjadi Memory of The World (MOW) UNESCO. Acara puncak peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional Ke-22 Tahun 2017 yang akan digelar pada tanggal 10 Agustus 2017 di Center Point of Indonesia Kota Makassar, dengan semangat untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya inovasi di daerah-daerah yang didasarkan potensi sumberdayanya. Atas pertimbangan tersebut, maka Hakteknas Ke-22 mengusung tema: ''Pembangunan Maritim Berbasis Pengetahuan'' dan  subtema : ''Peran SDM dan Inovasi dalam Pembangunan Maritim Indonesia''.  Pemilihan tema ini  adalah dalam upaya mendorong terwujudnya Visi Pembangunan Indonesia sebagai  Poros Maritim dunia yang dicanangkan Presiden Joko Widodo dan merupakan cita-cita besar terhadap penegakan kedaulatan ekonomi, pertahanan dan keamanan wilayah NKRI. 


Peringatan Hakteknas diselenggarakan untuk menghargai seluruh komponen bangsa dalam menguasai, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi, membangkitkan daya kreasi dan inovasi anak bangsa serta menunjukkan keberhasilan dan prestasi anak bangsa yang membanggakan, di bidang iptek dan inovasi berbasis maritim yang dihasilkan oleh lembaga litbang, perguruan tinggi, dunia usaha/industri dan komunitas atau pegiat Iptek dan inovasi. Untuk itu, riset-riset yang akan dilakukan bertujuan mempercepat hilirisasi dengan memenuhi kebutuhan dunia industri. Fokus riset ke depan akan dibagi ke dalam dua prioritas yaitu Prioritas Riset Nasional dan Prioritas Riset Bidang Fokus.


Prioritas Riset Nasional akan difokuskan kepada 3 fokus yaitu Food, Energy dan Water (FEW), sedangkan Prioritas Riset Bidang Fokus terdiri dari 7 bidang fokus yaitu Teknologi Pangan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Teknologi Energi, Teknologi Kesehatan dan Obat, Teknologi Transportasi, Teknologi Hankam, dan Material Maju. Dalam Rencana Induk Riset Nasional (RIRN),  dua bidang riset yang ditambahkan adalah Sosial dan Humaniora (Socio-Humanism) ,  serta Mitigasi Bencana Alam (Natural Disaster Management) 


Sedangkan tagline yang diusung masih seperti pada Hakteknas Ke-21, sebagaimana telah dicanangkan oleh Bapak Presiden RI melalui Ibu Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: ''Gelorakan Inovasi'', pada Hakteknas Ke-21 yang lalu di Kota Solo, Provinsi Jawa Tengah. Prinsip-prinsip inovasi: seperti pembaharuan,  perbaikan, percepatan (be innovative,  be better, be cheaper, be faster) tanpa melupakan kualitas dan keunikan sumber daya alam yang dikembangkan dengan memanfaatkan Iptek, yang memungkinkan Indonesia untuk masuk kedalam persaingan global. Dengan terus menggelorakan inovasi diharapkan Indonesia menjadi negara maju, modern, dan sejahtera.

Tema Hakteknas ke-22 pada dasarnya menggarisbawahi pentingnya peran iptek dan inovasi di bidang kemaritiman sebagai ujung tombak komponen penentu kemandirian dan daya saing bangsa. Pembangunan kelautan dalam RPJMN 2015-2019 dilaksanakan dengan mengedepankan peran ekonomi kelautan dan sinergitas pembangunan kelautan nasional dengan sasaran:
1. Termanfaatkannya sumber daya kelautan untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan nelayan dan masyarakat pesisir
2. Tersedianya data dan informasi sumber daya kelautan yang terintegrasi (one map policy) dalam rangka mendukung pengelolaan sumber daya pesisir dan laut.
3. Terwujudnya TOL LAUT dalam upaya meningkatkan pelayanan angkutan laut serta meningkatkan konektivitas laut yang didukung oleh keselamatan maritim yang handal dan manajemen yang bermutu serta industri maritim yang memadai.
4. Terpeliharanya kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya hayati laut.
5. Terwujudnya SDM dan IPTEK kelautan yang berkualitas dan meningkatnya wawasan dan budaya bahari.

Dalam konteks ini, kegiatan-kegiatan yang terkait dengan kemaritiman, bukan saja menyangkut pengembangan kapal-kapal laut, tetapi juga pengembangan teknologi kedirgantaraan seperti pengembangan pesawat N-219 yang dipandang sebagai teknologi yang dapat menjadi andalan dalam rangka keterhubungan konektivitas kemaritiman yang kita miliki. Dalam hal ini termasuk pengembangan teknologi roket untuk mengamankan dan mendukung konektivitas di bidang kemaritiman.

Peringatan HAKTEKNAS Ke-22 Tahun 2017 di Kota Makassar, diselenggarakan sebagai wujud penghargaan dan apresiasi atas keberhasilan ataupun prestasi anak bangsa yang membanggakan di bidang iptek, dengan lahirnya berbagai  produk inovasi dalam menunjang pembangunan di bidang maritim atau produk lain yang terkait untuk pembangunan maritim yang bermuara kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat serta kemandirian dan daya saing bangsa.


Sumber ; www.depkes.go.id

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama