Beilmin - Dalam (QS. Al-Baqarah: 155)Allah menjelaskan kepastian
memberikan ujian kepada manusia, ujian-ujian tersebut dirinci menjadi beberapa
macam:
Pertama, ujian
ketakutan.
Ibnu Abbas mengatakan maksudnya adalah rasa takut oleh musuh dan kegoncangan
saat di medan perang. Imam Syafi’i mengatakan maksudnya rasa takut oleh Allah
‘azza wajalla.
Kedua, ujian kelaparan.
Artinya Allah memberikan ujian dengan rasa lapar yang luar biasa. Imam Syafii
mengatakan ujian rasa lapar pasti akan Allah berikan kepada setiap mukmin saat
bulan Ramadhan, yakni saat mereka melaksanakan kewajiban ibadah puasa.
Ketiga, ujian kekurangan harta.
Maksudnya kurang harta disebabkan oleh sibuknya berperang memerangi orang
kafir, sehingga membuat mereka sedikit memiliki kesempatan untuk berdagang dan
bekerja. Imam Syafi’I mengatakan maksudnya adalah berkurangnya harta disebabkan
kewajiban mengeluarkan zakat.
Keempat, ujian kekurangan jiwa.
Ibnu Abbas berkata, berkurangnya jiwa karena kematian baik di medan jihad
ataupun karena pembunuhan. Sedangkan Imam Syafii berkata, berkurang jiwa karena
kematian yang disebabkan penyakit.
Kelima, ujian kekurangan buah-buahan.
Ibnu Katsir berkata, kurangnya buah-buahan diakibatkan kebun-kebun mereka tidak
bisa produksi dengan baik sehingga banyak pohon-pohon yang mati dan tidak
berbuah.
Imam Syafi’i berpendapat bahwa maksud “buah” dalam ayat ini
adalah anak, yakni buah hati. Artinya, akan ada ujian yang ditimpakan dengan
meninggalnya buah hati mereka yang sangat mereka cintai.
Ibnu Abbas mengatakan, maksud ayat ini adalah berkurangnya
tumbuh-tumbuhan dan hilangnya kebarokahan. Dan tidaklah Allah menimpakan semua
ujian diatas , kecuali sebagai wasilah untuk membedakan kualitas
hamba-hamba-Nya.
Dengan musibah-musibah ini manusia terbagi menjadi dua
golongan:
Pertama, orang yang mampu menahan dirinya dari berkata dan
berbuat yang menunjukan ketidak relaan akan takdir, maka dia itulah orang yang
sabar, dan Allah akan memberikan balasan pahala atas kesabarannya, bahkan
balasan yang Allah berikan lebih besar daripada ujian atau musibah yang
ditimpakan kepadanya. Bahkan musibah akan berubah jadi anugerah baginya, karena
musibah ini menjadi jalan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik dan
bermanfaat baginya dengan melaksanakan perintah Allah untuk bersabar dan meraih
pahala yang luar biasa atas kesabarannya.
Kedua, orang yang berputus asa dalam menghadapi ujiannya, maka
dia sesungguhnya mendapat dua musibah sekaligus dengan sikap putus asanya ini.
Musibah pertama adalah hilangnya sesuatu yang dicintai dari dirinya baik itu
harta ataupun keluarga, dan musibah yang kedua adalah hilangnya sesuatu yang
lebih besar dari musibah itu sendiri, yaitu hilangnya pahala kesabaran dalam
menghadapi musibah. Maka hilanglah dari dirinya pahala dan dia mendapati
kerugian, berkuranglah keimanan dan hilang rasa syukur kepada Allah.
[Tafsir Tematis, Team Asatidz TafsirWeb]
Referensi Qur'an Best
Posting Komentar