Beilmin – Kebanyakan orang tua
sering gagal memahami permintaan buah hatinya, sehingga dapat menyebabkan
kejenuhan pada anak yang akhirnya membuat ia menjadi nakal atau menampakan sisi
kegoisannya.
Dilansir dari psikoma.com Ada 13 Permintaan Anak yang tak pernah
terucap, namun selalu merka harap dengan penuh cemas.
Permintaan Anak Yang Tak Pernah Terucap
1.
Jangan Marahi Aku Di Depan Orang Banyak
Permintaan Anak Yang Tak Pernah Terucap yang pertama yaitu
adalah jangan memarahinya di depan orang banyak. Tak ada satu orang pun yang
menginginkan untuk di permalukan di depan orang banyak. Bahkan orang dewasa
sekalipun yang telah memiliki nalar dan fungsi konstruk berpikir yang telah
lengkap sempurna berkembang pun, dapat tersinggung hingga menampakkan reaksi
perlawanan pada anda, apalagi anak kecil.
Ketahuilah bahwa, seorang anak membutuhkan sebuah bimbingan yang
baik, bukan aksi marah anda yang anda umbar saat ia di depan umum. Terlebih
lagi pada saat mereka sedang asik bermain bersama teman-teman.
Memarahi di depan teman-temannya hanya akan membuat mereka
merasa malu, dan berpotensi di bully teman-temannya di kemudian hari. Tentu
anda telah mengetahui dampak bullying terhadap pertumbuhan seorang anak bukan?
2.
Biarlah Ia mencoba, Beritau Ia Dengan Lembut
Jika Ia Melakukan Kesalahan
Mungkin ia belum mampu melakukan segalanya, namun tak sepatutnya
dengan ketidak mampuan mereka, menjadikan anda berhak untuk mengekang segala
bentuk aktivitas dan kreativitas mereka dengan alasan legalitas bahwa anda
orang tua mereka.
Ketahuilah bahwa, sebagai orang tua ada baiknya melakukan
pengarahan, pendidikan, dan fungsi nasehat yang baik dan lembut, bukan dengan
pengekangan, pelarangan, dan menghardik jika mereka melakukan kesalahan akibat
tidak mendengarkan anda.
3.
Aku Ingin Jadi Diri Sendiri, Maka Hargailah
Aku
Penghargaan yang baik pada anak, akan membuat anak tumbuh
kembang menjadi pribadi yang percaya diri. Hinaan dan membandingkan ketidak
berdayaan anak dengan kemampuan dari orang lain, hanya akan menjadikan anak
menjadi pribadi yang cenderung minder, ataupun jika ia menjadi lebih baik, bisa
jadi hal itu bukan karena tulus dari dalam hatinya, namun hal tersebut tak
sedikit dikarenakan adanya faktor perlawanan pada diri anda sebagai orang
tuanya.
Jika telah muncul bibit-bibit perlawanan dalam diri anda,
yakinkah anda ia akan mencurahkan segala keluh kesah pada diri anda? Entahlah
hanya waktu yang akan menjawab semuanya.
4.
Cobalah Mengerti Aku dan Cara Belajarku
Setiap anak di lahirkan untuk menjadi special dan berkemampuan.
Tak cukup hanya dengan standard kepintaran yang mainstream dimana anak harus
mengikuti pakem pembelajaran monoton agar berhasil mencapai standard nilai
idaman di atas secarik kertas.
Tak sedikit pula gaya pendidikan yang di lakukan oleh orang
tuanya di rumah, dan guru di sekolah, membuat anak terpenjara pada
ketidaknyamanan pada sebuah tuntutan untuk menjadi mampu dan pintar dengan gaya
pembelajaran klasik.
Padahal menurut hukum kecerdasan seorang manusia seperti yang
telah di paparkan oleh tokoh psikologi bernama Gardner, manusia memiliki 8 tipe
kecerdasan yaitu musical, visual-spasial, verbal-lingustic, Logical
mathematical, kinesthetic, Interpersonal, Intrapersonal, dan naturalistic. Oleh
sebab itu ada baiknya bagi para orang tua ataupun guru memahami bagaimana cara
belajar dari anak.
5.
Jangan Bandingkan Aku Dengan Kakak Atau Adik
Atau Orang Lain
Membadingkan hanya akan menimbulkan permasalahan dikemudian
hari, bukan menjadikan anak nurut mengikuti harapan anda. Dengan membandingkan
dengan orang lain, justru membuat anak semakin menjauh daripada harapan yang
anda inginkan.
6.
Ayah Ibu Jangan Lupa Aku Adalah Representasi
Dirimu
Memperlakukan anak membutuhkan kesabaran, dan waktu yang lebih
agar ia dapat menyelearaskan dengan keinginan dan harapan anda. Terkadang
mungkin anak membuat anda gusar karena perilakunya yang membentak saat bereaksi
atas ketidaknyamanannya.
Fatalnya terkadang tak sedikit orang tua yang menyikapi bentakan
dari anak, dengan cara membentak balik, bahkan di bumbui kekerasan. Sekirnya
hal ini, mari kembali merenungi penyebab anak melakukan hal yang demikian,
bukan berfokus pada apa yang terjadi dan dilakukan sang anak. Ingat bahwa anak
adalah representasi dari apa yang telah anda lakukan dan ajarkan pada mereka.
7.
Kian Hari Umurku Kian Bertambah Jangan Anggap
Aku Anak Kecil
Selalu saja dari hari ke hari, ia di anggap anak kecil. Hardikan
dan bentakan saat ia mencoba untuk melakukan sesuatu yang menurut anda ia belum
mampu, selalu di terimanya. Sesekali waktu saat ia mencoba untuk menjelaskan
apa yang di rasakannya pun, tak jarang engkau bentak dengan “jangan banyak
bicara, kamu ini masih kecil!!”
Betapa hatinya srentak langsung membatu, terluka, dan bahkan
berpotensi menyimpan dendam. Yah, dendam yang dialamatkan pada diri anda yang
membentak, orang tua kandung yang seharusnya memberikan limpahan kasih sayang.
8.
Jangan Membuatku Bingung, Maka Tegaslah Padaku
“Dahulu boleh, sekarang tidak boleh. Atau dahulu sewaktu aku
merengek aku di bolehkan, padahal aku tau bahwa engkau memang tidak
menginginkan”. Sekelumit ucapan tersebut terkadang hadir di benak sang anak.
Untuk itu penting sebagai orang tua untuk mengubah gaya yang abu-abu menjadi
gaya pengasuhan hitam putih. karena hanya dengan ketegasan mereka dapat
mengerti antara benar dan salah. Namun terapkanlah ketegasan yang tidak melukai
hati, kalaupun harus melukai hati, goreslah hatinya dengan seminimal mungkin
sakit yang dirasakannya.
9.
Jangan Ungkit-Ungkit Kesalahanku
Tidak ada seorang pun yang ingin di ungkit kesalahannya.
Mengungkit kesalahannya, hanya akan menimbulkan kembali luka lama, yang
sebenarnya hendak mereda. Dengan mengungkit kesalahan, menjadikannya mencontoh
anda dalam melakukan hal yang serupa pada orang lain kelak.
10.
Jangan Memarahiku Dengan Hal-hal buruk
Ucapan semakna dengan harapan dan doa. Ketika ucapan itu terus
menerus di ucapkan dan didengan, maka ucapan tersebut menjadi sebuah informasi
yang bersifat menetap dalam pikiran. Jika pikiran telah terbentuk maka,
perkataan tadi menjadi sebuah spirit untuk mewujudkan ke dalam realita.
Oleh sebab itu segala bentuk perkataan dan ucapan baik ataupun
buruk, jika di ucapkan berulangkali akan memiliki dampak dalam diri seseorang.
11.
Aku Adalah Lapangan Pahala Bagimu
Taukah anda Ayah/bunda bahwa saat anda sabar dalam menghadapi
ku, maka saat itu jugalah pahala hadir di hadapanmu. Oleh sebab itu maka,
perlakukanlah aku dengan rasa kasih sayang, bukan dengan hardikan kasar nan
mencela, terlebih di hadapan orang-orang.
12.
Jangan Melarangku Hanya Dengan Kata Jangan
Setiap ayah/bunda melarang anak untuk bermain, beraktivitas,
maupun berkreativitas sesuai kehendaknya, maka cobalah untuk memberiku
rasionalisasi mengapa aku tidak boleh melakukannya. Karena jika larangan tak
disertai dengan rasionalisasi, hanya akan memperlihatkan sisi penghukuman atas
kreaativitas yang telah di lakukan oleh anak. Akibatnya anak akan menjadi tidak
kreatif karena dalam bayangannya ia merupakan anak yang salah jika
berkreativitas.
13.
Cintailah Aku Sepenuh Hatimu
Mungkin tak banyak anak yang dengan leluasa dan gampangnya
mengungkapkan rasa cinta pada diri anda. Namun taukah anda, bahwa anak ingin
sekali mendapatkan cinta dan kasih sayang yang tulus dari anda.
Banyak dari anak yang tak mendapatkan kasih sayang secara tulus,
yang pada akhirnya membuat anak justru mencari perhatian dengan cara yang
salah. Atau bisa jadi sang anak mencari kasih sayang lain di luar orang tuanya,
yang mana jika lingkungan yang menerima kasih sayangnya salah, justru akan
membuat anak mendapatkan permasalahan baru.
Posting Komentar