Beilmin – Kebanyakan orang lalai
dalam mengelola keuangan sehingga membiasakan diri hidup dengan meminjam.
Artinya hidup dan bekerja bertaruh hanya untuk menutupi hutang, padahal dalam
wawasan ekonomi pengelolaan keuangan telah di kaji dengan baik.
Salah
satunya dengan menyiapkan dana darurat, yaitu dana yang dipersiapkan untuk
dipergunakan dalam keadaan darurat. Dalam perencanaan keuangan, dana darurat
kerap kali disebut dengan istilah basic liquidity ratio atau
rasio likuiditas.
Adapun
rumus yang digunakan untuk menghitung berapa lama (dalam satuan bulan) dana
darurat dapat menanggung pengeluaran bulanan seseorang, caranya membagi total
aset lancar dengan pengeluaran bulanan.
Di
kutip dari bisnis.coom untuk menghitung berapa besar dana darurat ideal, ada beberapa
hal yang perlu dipertimbangkan.
1. Besaran dana darurat bergantung pada
kondisi pengeluaran
Seseorang
yang berusia muda, lajang, produktif, dan tidak memiliki tanggungan tentu cukup
dengan dana darurat yang setara 3 kali pengeluaran bulanan.
Berbeda
dengan seseorang berusia muda yang sudah berumah tangga dan memiliki satu orang
anak. Idealnya, individu seperti ini menyimpan dana darurat minimal 6 kali
pengeluaran bulanan.
Perlu
diingat jika Anda menyimpan dana darurat terlalu banyak hanya akan menambah
jumlah aset ‘tidur’ alias tidak produktif. Jadi akan lebih baik jika
sebagainnya diinvestasikan.
Namun
mengingat pandemi mengakibatkan ketidakpastian ekonomi yang berimbas pada
tingginya risiko pemutusan hubungan kerja (PHK), maka sangat disarankan bagi
siapapun (termasuk lajang) untuk menambah ketersediaan dana darurat sebesar 50%
hingga 120% dari persediaan awal.
2. Saat dana darurat tak cukup, maka seorang
terpaksa berhutang
Ketika
seorang kehilangan pekerjaan dan hanya memiliki dana darurat untuk satu bulan
saja, maka satu-satunya cara untuk bisa memenuhi kebutuhan di bulan selanjutnya
adalah dengan cara berhutang.
Tanpa
disadari dengan adanya utang, maka akan muncul pengeluaran pasif bersifat wajib
yang harus dibayar.
Mengingat
kita masih berada di masa pandemi, mendapat pekerjaan baru bukanlah hal yang
mudah direalisasikan.
Itulah
sebabnya mengapa kita wajib memiliki dana darurat. Tidak akan ada yang tahu
kapan kita mengalami masalah ini.
3. Mengumpulkan dana darurat bisa dilakukan
dengan menyisihkan 10 persen dari penghasilan
Jika
dana darurat Anda dinilai kurang, alokasikan saja dana minimal 10 persen dari
penghasilan bulanan untuk mengumpulkannya.
Apabila
Anda menginginkan proses pengumpulan yang cepat, maka tidaklah salah untuk
mengalokasikan dana 30 persen dari penghasilan, dengan catatan proses menabung
ini tidak memberatkan Anda.
Bila
Anda harus mengurangi pengeluaran untuk menabung dana darurat, kurangilah
pengeluaran yang bersifat keinginan, bukan yang wajib atau butuh.
Posting Komentar