MENGHITUNG JUMLAH DANA DARURAT YANG IDEAL



 source pexels

Beilmin – Kebanyakan orang lalai dalam mengelola keuangan sehingga membiasakan diri hidup dengan meminjam. Artinya hidup dan bekerja bertaruh hanya untuk menutupi hutang, padahal dalam wawasan ekonomi pengelolaan keuangan telah di kaji dengan baik.

 

Salah satunya dengan menyiapkan dana darurat, yaitu dana yang dipersiapkan untuk dipergunakan dalam keadaan darurat. Dalam perencanaan keuangan, dana darurat kerap kali disebut dengan istilah basic liquidity ratio atau rasio likuiditas.

 

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung berapa lama (dalam satuan bulan) dana darurat dapat menanggung pengeluaran bulanan seseorang, caranya membagi total aset lancar dengan pengeluaran bulanan.

 

Di kutip dari bisnis.coom untuk menghitung berapa besar dana darurat ideal, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.

 

1. Besaran dana darurat bergantung pada kondisi pengeluaran

Seseorang yang berusia muda, lajang, produktif, dan tidak memiliki tanggungan tentu cukup dengan dana darurat yang setara 3 kali pengeluaran bulanan.

Berbeda dengan seseorang berusia muda yang sudah berumah tangga dan memiliki satu orang anak. Idealnya, individu seperti ini menyimpan dana darurat minimal 6 kali pengeluaran bulanan.

 

Perlu diingat jika Anda menyimpan dana darurat terlalu banyak hanya akan menambah jumlah aset ‘tidur’ alias tidak produktif. Jadi akan lebih baik jika sebagainnya diinvestasikan.

 

Namun mengingat pandemi mengakibatkan ketidakpastian ekonomi yang berimbas pada tingginya risiko pemutusan hubungan kerja (PHK), maka sangat disarankan bagi siapapun (termasuk lajang) untuk menambah ketersediaan dana darurat sebesar 50% hingga 120% dari persediaan awal.

 

2. Saat dana darurat tak cukup, maka seorang terpaksa berhutang

Ketika seorang kehilangan pekerjaan dan hanya memiliki dana darurat untuk satu bulan saja, maka satu-satunya cara untuk bisa memenuhi kebutuhan di bulan selanjutnya adalah dengan cara berhutang.

 

Tanpa disadari dengan adanya utang, maka akan muncul pengeluaran pasif bersifat wajib yang harus dibayar.

 

Mengingat kita masih berada di masa pandemi, mendapat pekerjaan baru bukanlah hal yang mudah direalisasikan.

 

Itulah sebabnya mengapa kita wajib memiliki dana darurat. Tidak akan ada yang tahu kapan kita mengalami masalah ini.

 

3. Mengumpulkan dana darurat bisa dilakukan dengan menyisihkan 10 persen dari penghasilan

 

Jika dana darurat Anda dinilai kurang, alokasikan saja dana minimal 10 persen dari penghasilan bulanan untuk mengumpulkannya.

 

Apabila Anda menginginkan proses pengumpulan yang cepat, maka tidaklah salah untuk mengalokasikan dana 30 persen dari penghasilan, dengan catatan proses menabung ini tidak memberatkan Anda.

 

Bila Anda harus mengurangi pengeluaran untuk menabung dana darurat, kurangilah pengeluaran yang bersifat keinginan, bukan yang wajib atau butuh.

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama