Contoh Makalah Senibudaya

SEJARAH PERKEMBANGAN TEATER

MAKALAH
Disusun oleh :
Kelompok 3                :
  • Qolbiyah Wulandari
  • Nurjayanti
  • Nina Akhfarina
  • Rahmat Hidayat
Guru Pembimbing       : Nopiyanti, S.Pd
SMK NEGERI 6 KABUATEN TEBO
2014/2015

Kata Pengantar
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah yang berjudul “Sejarah Perkembangan Teater” yang dimana tugas ini ditujukan untuk menyelesaikan tugas Sekolah Menengah Kejuruan kami dengan mata pelajaran kami tentang Seni Budaya. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami telah berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada teman-teman yang juga sudah memberikan bantuan kepada kami baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami berharap semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sesuatu yan berguna bagi kita bersama.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya karya tulis ini. Kami berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umummnya.

Rimbo Bujang,     November 2014
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar …………………………………………………………………………………….. i
Daftar Isi           …………………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………….. 1
1.3 Tujuan         …………………………………………………………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN
1.4 Pengertian Teater……………………………………………………………………………… 2
1.5 Sejarah Perkembangan Teater di Dunia……………………………………………….. 3
1.6 Jenis-Jenis Teater Tradisional di Nusantara…………………………………………..
BAB III PENUTUP
1.7 Kesimpulan ……………………………………………………………………………………..
1.8 Saran           ……………………………………………………………………………………..
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
  • Latar Belakang
Sejarah mencatat, seni teater berfungsi hanya sebagai upacara ritual (keagamaan), melainkan berfungsi pula sebagai kesenian atau hiburan. Peristiwa teater yang mensyaratkan kebersamaan, waktu, dan tempat, tetaplah menjadi persyaratan utama kehadiran teater sejak ribuan tahun sebelum Masehi, sehingga pada zaman Yunani teater pun selalu hadir dengan persyaratan yang serupa. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sesuatu dapat disebut teater jika ada keutuhan tiga kekuatan, berupa: orang teater, tempat, dan komunitas (penonton). Tiga kekuatan inilah yang bertemu dan melahirkan “peristiwa teater”.
  • Rumusan Masalah
  1. Apa yang dimaksud dengan teater?
  2. Bagaimana sejarah perkembangan teater di dunia?
  3. Apa saja jenis-jenis Teater Tradisional di Nusantara?
  • Tujuan
  1. Menyelesaikan Tugas sekolah tentang Seni Budaya
  2. Memberikan Informasi mengenai tentang Sejarah Perkembangan Teater.
BAB II
PEMBAHASAN
  • Pengertian Teater
Kata “Teater” berasal dari kata yunani kuno yakni theatron, yang dalam bahasa inggris seeing place dan dalam bahasa Indonesia “tempat untuk menonton” adalah cabang dari seni pertunjukan yang berkaitan dengan akting/seni peran di depan penonton dengan menggunakan gabungan dari ucapan, gestur (gerak tubuh), mimik, boneka, musik, tari dan lain-lain.
Teater merupakan salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya sebagai unsure utama yang menyatakan dirinya yang mewujudkan dalam suatu karya seni pertunjukan (pementasan) yang didukung dengan unsur gerak, suara, bunyi, dan rupa yang dijalin dalam cerita (lakon).
Beberapa macam arti teater:
  1. Secara etimologis : Teater adalah gedung pertunjukan atau auditorium.
  2. Dalam arti luas : Teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak
  3. Dalam arti sempit : Teater adalah drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan media : Percakapan, gerak dan laku didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian, tarian, dan sebagainya.
  • Sejarah Perkembangan Teater di Dunia
  1. Teater Yunani Klasik
Tempat pertunjukan teater Yunani pertama yang permanen dibangun sekitar 2300 Tahun yang lalu. Teater ini dibangun tanpa atap dalam bentuk setengah lingkaran dengan tempat duduk penonton melengkung dan berundak-undak yang disebut Amphiteater. Ribuan orang mengujungi amphiteater untuk menonton teater-teater, dan hadiah diberikan bagi teater terbaik. Naskah lakon teater  Yunani merupakan naskah lakon teater pertama yang menciptakan dialog diantara para karakternya.
Ciri-ciri khusus pertunjukan teater pada masa Yunani Kuno adalah:
  • Pertunjukan dilakukan di Amphiteater
  • Sudah menggunakan naskah lakon
  • seluruh pemainnya pria bahkan peran wanitanya dimainkan pria dan memakai topeng karena setiap pemain memerankan lebih dari satu tokoh.
  • Cerita yang dimainkan adalah tragedi yang membuat penonton tegang, takut,dan kasihan serta cerita komedi yang lucu, kasar dan sering mengeritik tokoh terkenal pada waktu itu
  • Selain pemeran utama juga ada pemain khusus untuk kelompok koor (penyanyi), penari, dan narator (pemain yang menceritakan jalannya pertunjukan).
Pengarang teater Yunani Klasik Yaitu :
  • Aeschylus(525-SM.) Dialah yang pertama kali mengenalkan tokoh prontagonis dan antagonis mampu menghidupkan peran. Karyanya yang terkenal adalah Trilogi Oresteia yang terdiri dari Agamennon , The Libatian Beavers, dan The Furies.
  • Shopocles (496-406 SM.) Karya yang terkenal adalah Oedipus The King, Oedipus at Colonus, Antigone.
  • Euripides (484-406 SM) Karya-karyanya antara lain Medea, Hyppolitus, The Troyan Woman, Cyclops.
  • Aristophanes (448-380 SM)Penulis naskah drama komedi, karyanya yang terkenal adalah Lysistrata, The Wasps, The Clouds, The Frogs, The Birds.
  • Manander (349-291 SM.) Manander menghilangkan Koor dan menggantinya dengan berbagai watak, misalnya watak orang tua yang baik, budak yang licik, anak yang jujur, pelacur yang kurang ajar, tentara yang sombong dan sebagainya. Karya Manander juga berpengaruh kuat pada jaman Romawi Klasik dan drama komedi jaman Renaisans dan
  1. Teater Romawi Klasik
Teater pertama kali dipertunjukkan di kota Roma pada tahun 240 SM. Pertunjukan ini dikenalkan oleh Livius Andronicus, seniman Yunani. Teater Romawi merupakan hasil adaptasi bentuk teater Yunani. Hampir di setiap unsur panggungnya terdapat unsur pemanggungan teater Yunani. Namun demikian teater Romawi pun mengalami konversi  dalam penggarapan dan penikmatan yang asli dimiliki oleh masyarakat Romawi dengan ciri-ciri sebagi berikut :
  • Musik menjadi pelengkap seluruh adegan. Tidak hanya menjadi tema cerita tetapi juga menjadi ilustrasi cerita.
  • Tema berkisar pada masalah hidup kesenjangan golongan menengah.
  • Karekteristik tokoh tergantung kelas yaitu orang tua yang bermasalah dengan anak-anaknya atau kekayaan, anak muda yang melawan kekuasaan orang tua dan lain sebagainya.
  • Seluruh adegan terjadi di rumah,  di jalan dan di halaman.
Bentuk – bentuk pertunjukan yang terkenal di Zaman Romawi Klasik adalah:
  • Satu-satunya bentuk tragedi yang terkenal dan berhasil diselamatkan adalah karya Lucius Anneus Seneca ( 4 SM-65 M).
  • Farce Pendek. Farce (pertunjukan jenaka) sejak abad 1 SM menjadi bagian sastra dan menjadi bentuk drama yang terkenal.
  • Mime muncul di zaman Yunani sekitra abad 5 SM dan kemudian masuk Romawi sekitar tahun 212 SM.
Bentuk pertunjukan teater tertua pada zaman teater Romawi Klasik  ini ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
  • Selalu menggunakan tokoh yang sama, misalnya tokoh badut tolol yang bernama Maccus. Tokoh yang serakah dan rakus bernama Bucco. Sedangkan Pappus adalah tokoh yang tua dan mudah ditipu.
  • Plot cerita  berupa tipuan-tipuan dan hasutan-hasutan yang dilakukan para badut dimana musik dan tari menjadi unsur penting dalam menjaga   jalannya cerita.
  • Menggunakan Setting suasana  alam pedesaan.
Teater Romawi merosot setelah bentuk Republik diganti  dengan kekaisaran tahun 27 Sebelum Masehi dan lenyap setelah terjadi penyerangan bangsa-bangsa Barbar serta  munculnya kekuasaan gereja. Pertunjukan teater terakhir di Roma terjadi tahun 533.
  1. Teater Zaman Elizabeth
Pada tahun 1576, selama pemerintahan Ratu Elizabeth I, gedung teater besar dari kayu dibangun di London Inggris. Gedung ini dibangun seperti lingkaran sehingga penonton bisa duduk dihampir seluruh sisi panggung. Gedung teater ini sangat sukses sehingga banyak gedung sejenis dibangun disekitarnya.salah satunya yang disebut Globe, gedung teater ini bisa menampung 3.000 penonton. Globe mementaskan drama-drama karya William Shakespeare, penulis drama terkenal dari inggris yang hidup dari tahun 1564 sampai tahun1616. Ia adalah seorang aktor dan penyair, selain penulis drama. Beberapa ceritanya melakukan monolog panjang, yang disebut solloquy, yang menceritakan gagasan-gagasan mereka kepada penonton. Ciri-ciri teater zaman Elizabeth adalah:
  • Pertunjukan dilaksanakan siang hari dan tidak mengenal waktu istirahat.
  • Tempat adegan ditandai dengan ucapan dengan disampaikan dalam dialog para tokoh.
  • Tokoh wanita dimainkan oleh pemain anak-anak laki-laki. Tidak pemain wanita.
  • Penontonya berbagai lapisan masyarakat dan diramaikan oleh penjual makanan dan minuman.
  • Menggunakan naskah lakon.
  • Corak pertunjukannya merupakan perpaduan antara teater keliling dengan teater sekolah dan akademi yang keklasik-klasikan.
  1. Teater Abad 20
Seiring dengan perkembangan waktu. Kualitas pertunjukan teter dianggap semakin menurun dan membosankan. Hal ini mendorong para pemikir teater untuk menemukan satu bentuk ekspresi baru yang lepas dari konvensi yang sudah ada. Pada awal abad 20 inilah istilah teater Eksperimental berkembang. Banyak gaya baru yang lahir baik dari sudut pandang pengarang, sutradara, aktor ataupun penata artistik. Tetapi tidak jarang pula usaha mereka berhenti pada produksi pertama. Lepas dari hal itu, usaha pencarian kaidah artistik yang dilakukan oleh seniman teater modern patut diacungi jempol karena usaha-usaha tersebut mengantarkan kita pada keberagaman bentuk ekspresi dan makna keindahan. Gaya penampilan pertunjukan teater secara mendasar dibagi ke dalam tiga (3) gaya besar yaitu; Presentasional, Representasional (Realisme), dan Post-Realistic.
  • Jenis-Jenis Teater Tradisional di Nusantara
  1. Teater Sumatra
  • Bangsawan 
Teater Bangsawan Merupakan teater tradisional dari pulau Sumatra dengan latar belakang budaya Melayu. Teater ini banyak menyerap teknik teater Bara.  Hal ini dapat dilihat pada pertunjukan nya yang selalu menggunakan panggung meskipun di saat pementasan dilakukan di ruang terbuka.  
Teater Bangsawan untuk pertama kalinya diperkenalkan di Malaya pada tahun 1870 oleh perkumpulan teater India yang dinamakan wayang persi. Kemudian menyebar dan masuk ke indonesia dan disebut bangsawan karena lakon semula mengenai sebuahkeluara ningrat. Ciri khas Bangsawan adalah cara pementasannya. Penyajiannya dalam bentuk dialog menggunakan pantun empat bait, syairnya dinyanyikan oleh pemain.
  • Makyong 
Makyong merupakan teater yang berasal dari Riau. Lakon Makyong menggambarkan perjuangan seorang putra mahkota dalam mencapai cita-citanya serta bertahan dari kerasnya kehidupan. Di dalam penyajiannya , Makyong menggunakan tari dan lagu untuk menyampaikan maksud tertentu. Pementasanya biasanya dalam bentuk komedi atau melodrama. Makyong bisa dipentaskan pada siang atau malam hari di ruang ruang terbuka. Iringan musiknya terdiri atas gendang,seruai,rebab,gong,dan mong mong (gong kecil). Semua pemain menggunakan topeng dan hampir semuanya perempuan kecuali peran pelawak (tokoh Awang dan temanya).
  • Randai
Randai merupakan teater dari sumatra barat dan mendapat pengaruh dari basijobang, tonil Belanda, dan Komidi bangsawan. Terbentuknya teater Randai dimulai dari sebuah kelompok Komidi bangsawan yang pada tahun 1932 memutuskan untuk menyempurnakan basijobang dengan unsur tonil belanda serta seni pencak silat setempat.
  • Bakaba
Bakaba merupakan teater yang berasal dari sumatra barat. Teater ini dituturkan oleh tukang kaba dalam bentuk prosa liris yang didendangkan (dilagukan)  dengan diiringi alunan musik rebah atau kecapi, saluang (suling). Untuk menggelar kaba sekurang kurangnya harus ada dua tukang kaba ,seorang penyanyi yang berserita,dan seorang lagi sebagai pengiring musik. Kaba biasanya dipentaskan sebagai bagian dari upacara perkawinan, menempati rumah baru,panen , dan sebagainya. Waktu pementasan terjadi interaksi dengan penonton.
  1. Teater Jawa Barat
  • Ubrug
    Teater Ubrug berasal dari Banten. Dalam penyaiannya,teater ini menggunakan iringan gamelan slendro dan gong gubyung. Lakon yang dimainkan bersumber dari kehidupan sehari hari . Lakon yang sering dimainkan,antara lain Di Jampang, Si Pitung, Sakam,Dalam Bonceng, dan Jejaka Pancak.
2) Longer
Teater Longer Berasal dari sumedang. Teater inimuncul pada tahun 1939. Di dalam pementasanynya, teater Longer menampilkan adegan humor (lawakan),Drama (sandiwara),dan tarian rakyat (tari silat).
  1. Teater Jakarta
  • Lenong
Teater Lenong merupakan teater populer dari Jakarta. Dalam Pertunjukan nya terdapat unsur cerita (drama), tari, nyanyi, dan pencak silat. Panggung dalam tatanan modern sudah diterapkan seperti penggunaan properti kursi dan meja. Lakon atau ceritanya bersumber dri kehidupan masyarakat setempat. Terdapat dua jenis Lenong, yaitu Lenong Dines dan Lenong Preman.
  • Topeng Betawi
Dalam pementasanya,Topeng betawi pada umumnya diawali dengan tarian yang dibawakan oleh penari perempuan. Dilanjutkan dengan dialog dialog lucu (lawakan) oleh pelawak dan penari. Kemudian,lakon/ceritanya disajikan. Cerita dalam topeng betawi bersumber dari  kehidupan masyarakat setempat
  1. Teater Jawa Tengah
  • Wayang Wong (wayang orang)
Di Jawa tengah, Wayang Wong sudah ada sejak abad ke -12. Akan tetapi, wayang wong yang ada sekarang ini merupakan ciptaan dari hamengkubuwono 1 dari yogyakarta atau Mangkunegara 1 dari surakarta. Wayang wong panggung Surakarta yang terkenal dibuat atas perintah Pakubuwono X untuk dipentaskan setiap malam di taman hiburan Sriwedari.
  • Ketoprak
Pada mulanya, Ketoprak hanya merupakan permainan klotekan dan berkembang dengan memasukan adegan drama sederhana. Ceritanya diambil dari lingkungan setempat dan disajikan dalam bentuk lawakan (humor) dan dikenal dengan ketoprak Lesung. Sejak tahun 1927 , pementasan ketoprak menggunakan gamelan sebagai musik pengiringnya.
  • Langendriyan
Langendriyan mengambil lakon Damarwulan. Langendriyan di dalam pementasanya diirngi oelh gamelan dan dialog dialognya menggunakan tembangjawa. Pada tahun 1970-an dan tahun 1980-an penata tari koreografer Sardono W.Kusumo,Retno Maruti,dan Sal Murgiyanto memadukan antara Bedaya,langendriyan,dan Wayang wong untuk menciptakan bentuk yang disebut Langen Beksa.
  1. Teater Jawa Timur
Teater dari Jawa timur yang paling populer adalah Ludruk. Ludruk merupakan perubahan dari teater tradisional Lerok Berutan. Lakon dalam ludurk adalah kehidupan masyarakat sehari hari. Ludruk dalam pementasannya dibuka dengan tarian Remo.
  1. Teater Bali
  • Cak 
Cak sudah ada sejak  zaman para-Hindu tetapi mulai menjadi suatu pertunjukan sejak tahun 1935, di Desa Bendulu. Dengan dukungan dari dua seniman asal Eropa, Cak berkembang menjadi pertunjukan hiburan. Lakon Ramayana dimasukan dalam pertunjukan Cak. Sejak tahun 1969, lakon tunggal diperluas menjadi epos utuh.
  • Drama Gong 
Drama Gong Adalah teater tradisional Bali yang merupakan drama lisan yang diiringi gamelan gong. Drama Gong menjadi salah satu seni pertunjukan yang memadukan drama Bali tradisional dan drama modern (budaya barat). Drama gong ini memiliki kemiripan dengan ketoprak jawa. Drama Gong,muncul pertama kali pada tahun 1966. Penciptanya adalah Anak Agung Dede Raka Payadnya. Drama Gong menggabungkan unsur pertunjukan dan teknik berbagai bentuk seni pertunjukan tradisional seperti gong kebyar,drama tari arja,sendratari Bali modern dengan unsur drama modern ( Barat ).
  1. Teater Sulawesi
Teater yang berasal dari sulawesi contohnya Sinrilli. Teater ini berasal dari sulawesi selatan.  Sinrillimerupakan pertunjukan cerita tutur oleh seorang pasinrilli dengan diiringi musik keso-keso (rebab). Penceritanya berupa nada lagu (kelong) yang diiringi lengkingan Keso-Keso sehingga membangunkan berbagai suasana haru,indah,dan humor. Sinrilli bermula dari dalam istana raja-raja Gowa. Setelah kejatuhan kerajaan Gowa ke tangan VOC, Sinrilli menyebar di kalngan rakyat. Pertunjukan sinrilli dilakukan di sian ataudi malam hari sesudah sembahyang isya. Teater ini digelar di anjungan rumah atau tempat terbuka (halaman) pada waktu waktu tertentu, seperti waktu syukuran, pesta kawin, membangun rumah, dan sebagainya.
  1. Teater Nusa tenggara barat
Teater dari NTB contohnya Cepung. Teater ini berasal dari lombok. Cepung merupakan teater tutur. Penamaan Cepunf berawal dari iringan suara gamelan dari mulut yang berbunyi “,cek,cek,cek,cek,pung”. Cepung adalah seni membaca kitab lontar, khususnya cerita Monyeh,yang diiringi oleh iringan bunyi suling dan redeb serta peniruan suara suara  instrumen gamelan yang lain. pemain pemain cepung ada 6 orang,terdiri atas pembca lontar ,seorang pemain redeb,seorang pemain suling, dan tiga orang sebagai penembang.  Mereka duduk berjajar setengah lingkaran. Musik, tari, mimik, dan lawak merupakan unsur unsur yang selalu ada. Memakai sesaji berupa ayam, tuak, kembang ,beras, benang, dan sirih pinang.
BAB III
PENUTUP

  • Kesimpulan
Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan dalam suatu karya (seni pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan tentang kehidupan manusia. Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional di Indonesia sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu berbedabeda, tergantung kondisi dan sikap budaya masyarakat, sumber dan tata-cara di mana teater        tradisional lahir. Tetaer juga dikenal dengan seni yang kolektif di mana dalam sebuah tetaer tidak terlepas dari yang namanya sutradara sebagai pengkordinasi pementasan. Sehingga menjadi seorang sutradara harus menguasai apa-apa yang harus di lakasanakan karena baik/tidaknya pementasan tergantung dari seorang sutradaranya. Sehingga dalam seni teater juga memiliki peran yang sangat penting dalam lingkup sosisal. Ini sudah jelas karena yang namanya seni pertunjukan pasti dipertunjukan di depan orang banyak dalam hal ini salah satu contohnya adalah masyarakat. Seni teater bisa dijadikan media penyampaian segala bentuk rasa atau argumen yang berkaitan dengan kehidupan sosial.
  • Saran
Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran, maka dengan itu kepada semua pihak bisa menggali ilmunya ( khususnya ilmu tentan seni teater ) dengan mendalami isi makalah ini.
Khususnya kepada kaum muda agar seni teater tidak hilang begitu saja tetapi bisa diwariskan kepada segenap penerus bangsa sehingga negara Indonesia bisa disebut sebagai salah satu negara yang hebat dalam dunia seni.
Daftar Pustaka

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama