Pengertian Proses Sosial dan
Interaksi Sosial
1. Proses sosial
1. Proses sosial
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang
dilihat jika individu dan kelompok sosial saling bertemu dan menetukan sistem
serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang terjadi apabila ada
perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada. Proses
sosial dapat di artikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi
kehidupan bersama atau didalam kehidupan sosial, misalnya saling mempengaruhi
antara sosial dan politik, politik dan ekonomi, ekonomi dan hukum, dan
seterusnya.
Proses sosial juga dapat di artikan sebagai pengaruh
timbal balik antara berbagai segi kehidupan orang perorang atau kelompok secara
bersama.
2. Interaksi sosial
Secara harfiah interaksi berarti tindakan (action) yang berbalasan antara individu
atau antar kelompok. Tindakan saling mempengaruhi ini sering kali dinyatakan
dalam bentuk simbol-simbol atau konsep konsep sedangkan kata sosial bisa di
artikan sebagai segala macam aspek di mana berhubungan pada manusia serta
kondisi sosial lingkungan
Interaksi sosial adalah
hubungan timbal balik yang dinamis antara individu dan invidu, individu dan
kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok baik dalam kerja sama,
persaingan, ataupun pertikaian.
Berikut ini
adalah beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian proses sosial dan
interaksi sosial (Gunawan, 2010) :
1. Adham Nasution
Proses
sosial adalah proses kelompok-kelompok dan individu-individu saling
berhubungan, yang merupakan bentuk antara aksi sosial, ialah bentuk-bentuk yang
nampak kalau kelompok-kelompok manusia atau orang perorangan mengadakan
hubungan satu sama lain. Kemudian ditegaskan lagi, bahwa proses sosial adalah
rangkaian sikap/tindakan manusia (human actions) yang merupakan aksi dan reaksi atau
challenge dan respons di dalam hubungannya satu sama lain.
2. Abu Ahmadi
Proses
sosial dimaksudkan cara-cara interaksi (aksi dan reaksi) yang dapat diamati
apabila perubahan-perubahan mengganggu cara hidup yang telah ada.
Dengan konsep interaksi sosial, ia
memberikan batasan proses sosial sebagai pengaruh timbal balik antara individu
dan golongan di dalam usaha mereka untuk memecahkan persoalan yang dihadapi dan
di dalam usaha mereka untuk mencapai tujuannya.
3. Soerdjono Dirdjosisworo
Proses
sosial sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama. Ia
kemudian memperinci pengertian rumusan ini sebagai berikut :
a.
Pengaruh timbal balik sebagai akibat
hubungan timbal balik antara individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok mengenai berbagai aspek kehidupan
manusia seperti politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan.
b.
Berbagai segi kehidupan tersebut
adalah penerapan aspek-aspek utama dalam kehidupan sosial yang mewarnai bahkan
menentukan perkembangan dalam kehidupan bersama.
Interaksi
sosial sendiri diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial timbal balik yang
dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang secara perorangan, antara
kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang dengan kelompok-kelompok manusia.
4. Roucek dan Warren
Interaksi adalah suatu proses melalui tindak balas tiap-tiap kelompok
berturut-turut menjadi unsur penggerak bagi tindak balas dari kelompok yang
lain. Ia adalah suatu proses timbal balik, yang mana satu kelompok dipengaruhi tingkah
laku reaktif pihak lain dan dengan berbuat demikian ia mempengaruhi tingkah
laku orang lain.
5. Gillin dan Gillin
Proses-proses
sosial adalah cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang perorangan dan
kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta
bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa
yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya
cara-cara hidup yang telah ada.
Ciri –ciri interaksi sosial
1.
Dilakukan dua orang dan ada
reaksi dari pihak lain sebagai bentuk
sosial
2.
Adanya kontak sosial dan
komunikasi
3.
Bersifat timbal balik, positif
dan berkesinambungan
4.
Ada penyesuaian norma dan
bentuk – bentuk interaksi sosial
5.
Pola interaksi bentuk sosial
terjalin dengan baik harus berdasarkan kebutuhan yang nyata, efektifitas, efesiensi, penyesuaian diri
pada kebenaran, norma, tidak memaksa mental, dan fisik merupakan ciri terakhir
interaksi ini.
Tujuan Proses Sosial dan Interaksi
Sosial
1.
Terciptanya hubungan yang harmonis
2.
Tercapainya tujuan hubungan dan
kepentingan
3.
Sebagai sarana dalam mewujudkan
keteraturan hidup ( kehidupan
sosial masyarakat )
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Proses Sosial dan Interaksi Sosial
1. Faktor Internal
Adapun yang menjadi dorongan dari
dalam diri seseorang untuk berinteraksi sosial meliputi hal-hal berikut :
a.
Dorongan untuk meneruskan keturunan
b.
Dorongan untuk memenuhi kebutuhan
c.
Dorongan untuk mempertahankan
kehidupan
d.
Dorongan untuk berkomunikasi
2. Faktor Eksternal
a.
Faktor Imitasi
Yaitu proses
sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik sikap penampilan,
gaya hidupnya, bahkan apa-apa yang dimilikinya.
Imitasi pertama kali muncul di lingkungan tetangga dan lingkungan masyarakat.
b.
Faktor Sugesti
Adalah rangsangan, pengaruh,
stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lain sehingga orang
yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan
rasional.
c.
Faktor Identifikasi
Adalah upaya
yang dilakukan oleh seseorang individu untuk menjadi sama (identik) dengan
individu lain yang ditirunya. Proses identifikasi tidak hanya terjadi melalui
serangkaian proses peniruan pola perilaku saja, tetapi juga melalui proses
kejiawaan yang sangat mendalam.
d.
Faktor Simpati
Yaitu proses
kejiwaan dimana seorang individu merasa tertarik kepada seseorang atau kelompok
orang dikarenakan sikapnya, penampilannya, wibawanya atau perbuatannya yang
sedemikian rupa.
e.
Faktor Motivasi
Yaitu
rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu
lain, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa yang
dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab. Motivasi
biasanya diberikan oleh orang yang memiliki status yang lebih tinggi dan
berwibawa.Contohnya : motivasi dari seorang ayah kepada anaknya dan dari
seorang guru kepada siswa.
f.
Faktor Empati
Faktor empati mirip dengan simpati,
akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan
perasaan organisme tubuh yang sangat dalam (intens).
Agen Sosialisasi
Menurut
Fuller dan Yacobs (1973), ada 4 agen sosialisasi yaitu :
1.
Keluarga
Bisa
keluarga inti (nuclear family) maupun
keluarga besar (extended family)
misalnya selain kedua orang tuanya dimungkinkan kakak, nenek, paman, bibi, atau pengasuhnya ( pembantu Rumah Tangga, babysister, penitipan anak/TPA).
2.
Teman
Bermain
Disini anak
mendapatkan pengalaman bermain atau berinteraksi dengan kelompok yang berusia
sederajat dengannya. Pada tahap ini anak mempelajari nilai-nilai keadilan,
mempelajari aturan yang mengatur peran orang yang kedudukannya sederajat (game stage), dari teman bermainnya, atau
bagaimana seorang anak berupaya untuk dapat masuk kedalam kelompoknya.
3.
Sekolah
Pendidikan
formal mengajarkan peran-peran baru untuk persiapan dikemudian hari, yaitu
kemandirian, prestasi, universalisme (perlakuan
yang sama), dan spesifisitas (pada anak dapat terjadi kekurangan pada suatu
pelajaran, tetapi untuk pelajaran yang lain, anak tetap dihargai
keberhasilannya). Sekolah
4.
Media massa
Berbagai tayangan di media massa elektronik telah mengubah perilaku
seseorang dalam beberapa dekade terakhir, terutama setelah televisi, internet
telah menjadi alat komunikasi dan informasi yang menguasai setiap kehidupan
umat manusia, sejak masa kanak-kanank hingga masa dewasa. Sehingga media akan
menjadi media yang efektif untuk merubah suatu pikiran maupun perilaku
masyarakat dalam waktu yang relatif singkat, terutama bila dilingkungan
keluarga maupun sekolah tidak ada model yang kuat sebagai benteng pertahanan.
Syarat-syarat Interaksi Sosial
1. Kontak Sosial
Kontak
sosial dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung antara satu pihak
dengan pihak yang lain. Kontak sosial secara tidak langsung dapat terjadi
karena adanya bantuan peralatan komunikasi sebagai perantara misalnya : radio, telepon, e-mail, surat dan lain
sebagainya.
2. Komunikasi Sosial
Merupakan
syarat pokok lain dalam proses sosial, yang mengandung pengertian bila suatu
hubungan sosial tidak terjadi komunikasi, maka dalam keadaan demikian tidak
terjadi kontak sosial. Dengan komunikasi, maka sikap dan pikiran disatu pihak
dapat diketahui oleh pihak lain.
Pada dasarnya interaksi sosial/komunikasi sosial
dapat berjalan secara verbal dan non verbal. Untuk interaksi sosial yang non
verbal dapat disebutkan bahwa gerakan
tubuh, merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan sejak zaman manusia purba.
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Interaksi
sosial merupakan hubungan timbal balik antara individu dengan individu lain,
atau antara individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok.
Bentuk-bentuk interaksi dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
·
Proses Asosiatif
·
Proses Disasosiati
A. ASOSIATIF
Jenis
interaksi sosial yang mengarah pada persatuan dan dapat meningkatkan hubungan
solidaritas antarindividu/kelompok.klasifikasi proses ini sebagai berikut:
1. Kerjasama
Kerjasama
akan terjadi apabila orang-orang yang akan terlibat menyadari bahwa mereka
mepunyai kepentingan yang sama, pada saat yang sama, sehingga mereka dapat
mengembalikan kepentingan-kepentingan pribadi menjadi kepentingan bersama. Pada
dasarnya kerjasama akan terjadi apabila ada keuntungan-keuntungan yang diperoleh
sebagai akibat kerjasama tadi, dibanding bekerja sendiri-sendiri. Berbagai bentuk kerja sama sebagai berikut :
a)
Koalisi
Yaitu kerja
sama dua organisasi politik atau lebih untuk mencapai tujuan yang sama dengan
cara bergabung menjadi satu.
b)
Kooptsi
Yaitu bentuk
kerja sama yang di lakukan dengan jalan menyepakati pimpinan yang akan di
tunjuk untuk mengendalikan jalanya organisasi atau kelompok.
c)
Tawar menawar
Yaitu bentuk
perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara 2 pihak atau lebih.
d)
Patungan
Yaitu kerja sama 2 badan usaha
atau lebih untuk meraih keuntungan dalam bidang ekonomi.
2. Akomodasi
Akomodasi
terjadi bila hubungan kedua belah pihak seimbang, masing-masing menerima
nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku atau menyelesaikan pertikaian. Bentuk- bentuk akomodasi sebagai berikut:
a.
Kompromi
Yaitu
persetujuan dengan dengan jalan damai untuk saling mengurangi tuntutan.
b.
Toleransi
Yaitu suatu sikap menghargai
perbedaan yang ada dalam masyarakat.
c.
Arbitrasi
Yaitu suatu usaha penyelesaian sengketa dengan bantuan pihak ketiga yang di
pilih oleh kedua belah pihak yang bersengketa.
d.
Mediasi
Yaitu proses
pengikutsertaan pihak ketiga sebagai penasihat yang netral dalam penyelsaian
suatu perselisihan.
e.
Ajudikasi
Yaitu
penyelesaian konflik atau perselisihan di pengadilan.
3. Alkuturasi
Proses
penerimaan dan pengolahan unsure –unsure kebudayaan asing menjadi bagian dari
kebudayaan suatu kelompok tanpa menghilangkan kepribadian atau pun cirri khas
kebudayaan yang asli.
4. Asimilasi
Yaitu peleburan
2 atau lebih kebudayaan yang berbeda menjadi satu kebudayaan tunggal yng di
rasakan sebagai kebudayaan milik bersama.
5. Amalgamasi
Yaitu
meleburnya 2 kelompok budaya menjadi satu dan melahirkan kelompok budaya baru.
B. DISASOSIATIF
Interaksi
sosial yang mengarah pada perpecahan. Bentuk interaksi sosial sebagai berikut :
a.
Persaingan
Suatu proses sosial yang
dilakukan individu atau kelompok untuk mencari keuntungan melalui bidang bidang
kehidupan tertentu.
b.
Pertentangan
Suatu
proses sosial ketika seorang / kelompok dengan sadar atau tidak sadar menentang
pihak lain di sertai ancaman atau kekerasan untutk mendapat keinginan/
tujuanya.
c.
Kontravensi
Usaha
untuk merintangi atau menggagalkan tercapainya tujuan pihak lain. Cara cara
kontravensi berupa gangguan, fitnah, provokasi, dan intimidasi.
Sumber : Gunawan,
Hery. 2010. “Makalah Proses Sosial dan Interaksi sosial”. http://herry-gunawan.blogspot.com/2010/12/makalah-proses-sosial-dan-interaksi.html,diakses Pada 08
Maret 2013.
Posting Komentar