A.
Landasan
Teoretis
1. Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok sosial merupakan salah satu
fokus perhatian dari pusat pemikiran sosologi. Hal ini dikarenakan titik
tolaknya adalah kehidupan bersama. Kita telah mengetahui bahwa semua manusia
atau individu yang ada di dunia ini pada awalnya merupakan kelompok sosial yang
bernama keluarga, kemudian berkembang ke dalam lingkungan masyarakat.
Istilah kelompok sosial merupakan terjemahan dari
bahasa Inggris “sosial groups”, socialberarti sosial/kemasyarakatan,
sedangkan groups berarti
kelompok.
Hendro
Puspito (2010:10)
mendefinisikan bahwa “Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan
tetap dari individu-individu yang melaksanakan perannya secara berkaitan guna
mencapai tujuan bersama.”
Robert K.
Merton (2010:10)
berpendapat bahwa “Kelompok sosial adalah kelompok yang saling berinteraksi
sesuai dengan pola-pola yang telah matang.”
Paul B.
Horton dan Cheaster L.Hunt (2010:11) menjelaskan bahwa “Kelompok sosial adalah kumpulan
manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi
2. Pengertian Masyarakat
Menurut
Koentjaraningrat masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan yang
tertikat oleh rasa identitas bersama.
B.
Pembahasan
1. Dasar Pembentukan Kelompok Sosial
a. Kepentingan yang Sama (Common Interest)
Kepentingan
yang sama menjadi pendorong sekumpulan manusia untuk membentuk sebuah kelompok
sosial. Berbagai kelompok
sosial berdasarkan kesamaan kepentingan akhir-akhir ini semakin berkembang
seiring dengan perkembangan masyarakat yang semakin modern, misalnya kelompok
olahragawan, kelompok arisan, dan lain-lain.
b. Kesamaan Darah dan Keturunan (Common Ancestry)
Keturunan
menjadi dasar persatuan dan tali persaudaraan yang paling kuat bagi manusia.
Mereka yang merasa satu keturunan dan tinggal dalam suatu masyarakat yang
dianggap mempunyai persamaan latar belakang suku bangsa maupun nenek moyang
kemudian membentuk sebuah kelompok sosial misalnya kelompok keturunan India,
kelompok keturunan Tiongkok, dan sebagainya.
c. Daerah atau Wilayah yang Sama
Kelompok
sosial terbentuk atas dasar daerah atau wilayah yang sama ditinggali cenderung
membentuk organisasi yang mantap dan kelompok sosial yang kuat. Sebagai contoh
adalah paguyuban masyarakat Padang yang tinggal di Jawa.
d. Ciri Fisik yang Sama
Warna kulit,
warna rambut dan bentuknya, bentuk hidung, mata dan ciri fisik lainnya
merupakan salah satu faktor pendorong dibentuknya kelompok sosial.
2. Klasifikasi Kelompok Sosial
a. In-Group dan Out-Group
In-group adalah
kelompok sosial dimana individu mengidentifikasi dirinya. Sedangkan out-group adalah kelompok sosial yang
oleh individu diartikan sebagai lawan in-groupnya.
Ia selalu di kaitkan dengan istilah “kami atau kita” dan “mereka”, misalnya
“kami mahasiswa Pendidikan Geografi dan “mereka mahasiswa Pendidikan
Matematika”. Sikap-sikap in-grouppada
umumnya didasarkan pada faktor simpati dan selalu mempunyai perasaan dekat
dengan anggota-anggota kelompok.
b. Kelompok Primer (Primary Group) dan Kelompok Sekunder (Secondary Group)
Menurut
Charles Horton Chooley dalam bukunya yang berjudul Social Organization(1909) menyatakan bahwa kelompok primer adalah
kelompok-kelompok yang ditandai dengan adanya ciri-ciri saling mengenal antar
anggotanya serta adanya kerja sama erat yang bersifat pribadi.
Ciri-ciri kelompok primer yang dikemukakan
Cooley adalah sebagai berikut :
1)
Syarat utama keanggotaan kelompok
primer adalah sebagai berikut.
a.
Antaranggota kelompok saling
berdekatan secara fisik dan terjadi interaksi secara intensif.
b.
Kelompok tersebut kecil, sehingga
masing-masing individu akan mudah berinteraksi secara langsung.
c.
Adanya suatu kelanggengan hubungan
antar anggota kelompok yang bersangkutan, misalnya hubungan darah (kekerabatan)
dan pertemanan.
2)
Sifat Hubungan-hubungan Primer
Salah satu
sifat dari hubungan antar anggota kelompok primer adalah kesamaan tujuan dari
individu-individu yang tergabung dalam kelompok tersebut, sehingga hubungan
bukan saja sebagai alat untuk mencapai tujuan melainkan menjadi salah satu
tujuan utama.
Sedangkan
kelompok sekunder adalah kelompok yang ditandai dengan pergaulan yang formal,
tidak pribadi dan bercirikan kelembagaan, misalnya partai politik atau
organisasi formal lainnya.
Sifat-sifat
yang dimiliki oleh kelompok sekunder adalah sebagai berikut :
1.
Masing-masing anggota tidak saling
mengenal karena jumlahnya banyak.
2.
Bersifat tidak permanen.
3.
Hubungan antaranggota renggang dan
tidak perlu mengenal secara pribadi.
4.
Pola hubungan cenderung mengarah
pada hubungan formal karena sedikitnya kontak antar anggota dan kotak tersebut
baru akan terjadi ketika ada kepentingan dan tujuan tertentu saja.
c. Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayan (Gesellschaft)
1. Paguyuban (Gemeinschaft)
Paguyuban
adalah bentuk kehidupan bersama yang anggota-anggotanya diikat oleh hubungan
batin yang bersifat alamiah dan kekal.
Ciri-ciri
pokok paguyuban adalah sebagai berikut:
a)
Intimate, adalah
adanya hubungan yang mesra dan menyeluruh.
b)
Private, adalah
adanya hubungan yang bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja.
c)
Exclusive, bahwa
hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan tidak untuk orang lain di luar
“kita”
Apabila dalam suatu paguyuban
terjadi pertentangan antar anggota maka pertentangan tersebut tidak akan bisa
diatasi hanya dengan suatu hal saja dan akan menjalar ke bidang-bidang lain.
Hal tersebut disebabkan adanya hubungan yang menyeluruh diantara anggotanya.
Jenis-jenis gemeinscaft terbagi
menjadi 3, yaitu :
a.
Gemeinschaft
of Blood: yaitu mengacu pada ikatan kekerabatan (garis
keturunan).
Contoh : keluarga dan kekerabatan.
b.
Gemeinschaft
of Place: yaitu merupakan ikatan berdasarkan kedekatan tempat
tinggal atau tempat bekerja.
Contoh : rukun tetangga dan rukun
warga
c.
Gemeinschaft
of Mind : yaitu mengacu pada hubungan persahabatan baik
karena keahlian, pekerjaan atau pandangan yang sama meskipun diantara mereka
tidak memiliki hubungan darah dan tinggal secara berjauhan. Pada umumnya
paguyuban ini tidak memiliki ikatan yang sekuat paguyuban karena darah ataupun
keturunan.
2. Patembayan (Gesselschaft)
Patembayan
adalah kelompok yang didasari oleh ikatan lahiriah yang jangka waktunya
terbatas, contohnya ikatan para pedagang atau pekerja yang memiliki kepentingan
secara rasional.
a.
Formal Grup dan Informal Grup
Formal grup
merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan yang tegas dan dengan
sengaja dibuat oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar anggotanya
Contoh : organisasi mahasiswa
seperti HIMAGEO (Himpunan Mahasiswa Geografi).
Informal
group merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang
berulang dan merasa memiliki kepentingan
dan pengalaman yang sama.
b.
Membership Groupdan Reference Group
Membership group merupakan kelompok sosial yang
secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Batasan yang dipakai untuk
menentukan keanggotaan seseorang pada suatu kelompok secara fisik tidak bisa
dilakukan secara mutlak hal tersebut diakibatkan adanya perubahan-perubahan
keadaan. Kondisi yang tidak tetap akan mempengaruhi derajat interaksi dalam
suatu kelompok. Untuk membedakan secara tegas keanggotaan atas dasar derajat
interaksi dalam kelompok
maka ditemukan adanya dua istilah yaitu nominal
group-member dan peripheral
group-member. Seorang anggota nominal
group adalah orang yang dianggap berinteraksi dengan kelompok sosial oleh
orang lain, meskipun interaksinya tidak intens. Sedangkan peripheral group dianggap tidak berhubungan lagi dengan kelompok
sosial yang bersangkutan sehingga kelompok tersebut tidak mempunyai kekuasaan
apapun juga atas anggota ataupun kelompok tersebut.
Reference
group merupakan kelompok sosial yang menjadi acuan dalam
perilaku maupun mengembangkan kepribadian para individu yang tidak tercatat
secara fisik dalam keanggotaan kelompok tersebut. Bisa juga diartikan sebagai
kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang bukan anggota untuk membetuk
pribadi dan perilakunya.
c.
Kelompok Okupasional dan Volunter
Kelompok
okupasional adalah kelompok yang muncul karena semakin memudarnya fungsi
kekerabatan, dimana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan
yang sejenis. Contohnya kelompok profesi, seperti asosiasi sarjana farmasi,
ikatan dokter Indonesia, dan lain-lain.
Kelompok
volunteer adalah kelompok yang memiliki kepentingan sama, namun tidak
mendapatkan perhatian masyarakat.
3. Kelompok-kelompok Sosial yang Tidak
Teratur
A. Kerumunan (Crowd)
Kerumunan adalah individu yang
berkumpul secara kebetulan di suatu tempat pada waktu yang bersamaan.
1)
Formal Audienceatau khalayak
penonton atau pendengar resmi merupakan kerumunan yang mempunyai suatu pusat
perhatian dan perencanaan tujuan, sifatnya sangat pasif.
Contoh : penonton bioskop.
2)
Planned Expressive Group merupakan kerumunan yang tidak
mementingkan pusat-pusat perhatian, tetapi mempunyai persamaan tujuan yang
tercermin dalam kegiatan-kegiatan serta kepuasan yang dihasilkan.
Contoh : orang yang berekreasi.
3)
Inconvenient Aggregation merupakan kerumunan yang bersifat
terlalu sementara yang ingin mempergunakan fasilitas-fasilitas sama.
Contoh : orang-orang antri karcis.
4)
Panic Crowdsatau kerumunan panik
merupakan kerumunan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik yang sedang
berusaha menyelamatkan diri dari suatu bahaya.
Contoh : orang yang dilanda banjir.
5)
Spectator Crowds atau kerumunan penonton merupakan kerumunan yang terjadi karena orang-orang
ingin melihat suatu peristiwa tertentu, kerumunan ini tanpa direncanakan.
B. Publik
Merupakan kelompok sosial yang
terbentuk karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi seperti
radio atau televisi.
4. Masyarakat Pedesaan (Rural Community) dan Masyarakat
Perkotaan (Urban Community)
Dalam
masyarakat yang modern, sering di bedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat
perkotaan (urban community).
Masyarakat kota(rural Community) adalah
masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (geografis) dengan
batas-batas tertentu, dimana faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar diantara anggota, dibandingkan
dengan interaksi penduduk diluar batasan masyarakat.
Masyarakat
kota (urban community) adalah
masyarakat yang anggota-anggotanya terdiri dari manusia yang bermacam-macam
lapisan atau tingakatan hidup, pendidikan, kebudayaan dan lain-lain. Mayoritas
penduduknya hidup dengan bermacam-macam jenis pekerjaan yang bersifat
non-agraris.
Ada beberapa
ciri lagi yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu sebagai berikut :
a.
Kehidupan keagamaan berkurang bila
dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
b.
Sikap hidupnya cenderung
individualisme atau egoisme.
c.
Memiliki tingkah laku yang bergerak
maju, mempunyai sikap kreatif, radikal dan dinamis.
d.
Memiliki sifat materialistis.
e.
Orang kota pada umumnya dapat
mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
f.
Pembagian kerja diantara warga kota
juga lebih tegas dan punya batas-batas nyata.
g.
Kemungkinan-kemungkinan untuk
mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak oleh warga kota dari pada warga desa.
h.
Jalan pikiran rasional pada umumnya
dianut oleh masyarakat perkotaan, menyebabkan interaksi-interaksi yang terjadi lebih
didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
i.
Jalan kehidupan yang cepat di kota
mengakibatkan pentingnya faktor waktu, sehingga pembagian waktu yang teliti
sangat penting untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
j.
Perubahan-perubahan sosial tampak
dengan dengan nyata di kota-kota karena kota biasanya terbuka, dalam menerima
pengaruh luar.
Sehubungan dengan perbedaan antara masyarakat pedesaan
dengan masyarakat perkotaan, kiranya perlu pula disinggung perihal urbanisasi.
Urbanisasi
adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula
dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.
Proses tersebut terjadi menyangkut 2 aspek yaitu :
a.
Perubahan masyarakat desa menjadi
masyarakat kota.
b.
Bertambahnya penduduk kota yang
disebabkan oleh mengalirnya penduduk yang berasal dari desa (pada umumnya
disebabkan karena penduduk desa merasa tertarik oleh keadaan di kota).
Ada beberapa
sebab yang mengakibatkan urbanisasi diantaranya :
a.
Daerah yang termasuk menjadi pusat
pemerintahan atau menjadi ibu kota (seperti Jakarta).
b.
Letak tempat tersebut yang sangat
strategis untuk usaha-usaha perdagangan atau perniagaan, misalnya kota
pelabuhan atau kota yang letaknya dekat pada sumber-sumber bahan mentah.
c.
Timbulnya industri di daerah itu,
yang memproduksikan barang maupun jasa.
Faktor
pendorong masyarakat desa untuk meninggalkan daerah kediamannya adalah sebagai
berikut :
a.
Di desa lapangan pekerjaan pada
umumnya kurang.
b.
Penduduk desa pada umumnya para
muda-mudi merasa tertekan pada adat istiadat yang mengakibatkan cara hidup yang
monoton.
c.
Di desa tidak dapat banyak
mendapatkan ilmu pengetahuan.
d.
Rekreasi yang merupakan salah satu
faktor penting di bidang spiritual kurang sekali dan kalau juga ada
perkembangan sangat lambat.
e.
Bagi penduduk desa yang mempunyai
keahlian lain selain bertani seperti misalnya kerajinan tangan tentu menginginkan pasar yang sangat luas bagi hasil produksinya. Ini tidak
mungkin di dapatkan di desa.
Sebaliknya
akan di jumpai pula beberapa faktor penarik dari kota, antara lain sebagai
berikut:
a.
Penduduk desa beranggapan bahwa di
kota banyak pekerjaan dan banyak penghasilan.
b.
Di kota banyak kesempatan mendirikan
perusahaan industri dan lain-lain.
c.
Di kota lebih banyak modal.
d.
Pendidikan di kota lebih banyak dan
lebih mudah didapat.
e.
Kota merupakan suatu tempat yang
lebih menguntungkan mengembangkan jiwa dengan sebaik-baiknya dan
seluas-luasnya.
f.
Kota dianggap mempunyai tingkat
kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam
orang dan dari segala lapisan.
5. Kelompok Kecil (Small Group)
Small group adalah suatu
grup yang secara teoretis terdiri paling sedikit dari dua orang, di mana
orang-orang saling berhubungan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu dan yang
menganggap hubungan itu sendiri, penting baginya. Yang termasuk small group misalnya awak pesawat,
keluarga batih dan sebagainya.
6. Dinamika Kelompok Sosial
Setiap kelompok sosial pasti
mengalami perubahan. Perubahan dalam setiap kelompok sosial, ada yang mengalami
perubahan secara lambat, namun ada pula yang mengalami perubahan dengan
cepat.
Sumber : Anonim.
(2014). “Kelompok Sosial”. [Online]. Tersedia:http://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok_sosial [07 September 2014]
Posting Komentar