Salam Berbagi (SABEGI),
Dari 1,6 juta anak berkebutuhan khusus di Indonesia, baru 18 persen yang sudah
mendapatkan layanan pendidikan inklusi. Sekitar 115 ribu anak berkebutuhan
khusus (ABK) bersekolah di SLB, sedangkan 299 ribu anak bersekolah di sekolah
reguler pelaksana Sekolah Inklusi. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, ada banyak faktor yang menyebabkan
angka partisipasi sekolah anak berkebutuhan khusus sangat rendah.
"Banyak faktor kenapa
angka partisipasi itu rendah. Bisa karena kekurangan sarana prasarana, bisa
juga karena keengganan keluarga menyekolahkan anaknya yang ABK," kata
Mendikbud usai meluncurkan program kemitraan “1 in 11” dengan UNICEF tentang
Pendidikan Inklusi melalui Olahraga, di SLB Pembina Tingkat Nasional, Jakarta,
(1/2/2017).
Karena itu Mendikbud
mengimbau kepada para orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus (ABK),
untuk proaktif mendaftarkan anaknya ke sekolah. Bisa melalui Sekolah Luar Biasa
(SLB), maupun sekolah reguler pelaksana Sekolah Inklusi. Ia juga mengimbau
sekolah-sekolah untuk mendata dan mengajak anak-anak berkebutuhan khusus yang
ada di sekitar sekolah agar mau menjadi peserta didik.
Mendikbud mengatakan, sudah
menjadi amanat negara, bahwa pendidikan ditujukan untuk semua warga negara.
“Paradigmanya, pendidikan untuk semua, education for all, dan
nondiskriminasi. Negara harus memberikan akses yang sama kepada semua warga
negara,” katanya.
Mantan Rektor Universitas
Muhammadiyah Malang itu juga menuturkan, penanganan anak berkebutuhan khusus
tidak bisa dilakukan sendiri oleh Kemendikbud. Kemendikbud akan terus melakukan
koordinasi dengan Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan untuk memberikan
layanan kepada anak berkebutuhan khusus.
Ia mengaku, penanganan ABK
memang memerlukan cara yang khusus pula, karena harus ada penghitungan yang
matang, baik dari segi anggaran maupun sumber daya manusia. “Yang harus
diutamakan adalah memperluas akses, memperbanyak anak berkebutuhan khusus
supaya semakin terakomodasi, tertampung, dan tertangani dengan baik,” tutur
Mendikbud.
(Desliana
Maulipaksi)
Sumber : http://www.kemdikbud.go.id
Sumber : http://www.kemdikbud.go.id
Posting Komentar