Salam Berbagi (SABEGI) Sesungguhnya, menurut Menag,
Indonesia berada pada urutan terdepan negara-negara dunia dalam konteks
kerukunan. Banyak negara mengakui keberhasilan Indonesia dalam menjaga harmoni
dalam kemajemukan.
Pernyataan tersebut, merupakan
hasil penelitian Badan Litbang Kementerian Agama (Kemenag) yang menyatakan
kerukunan Indonesia tidak terlepas dari kekayaan kearifan lokal yang telah
diwariskan pendahulu bangsa sejak ratusan tahun lalu. Kekayaan kearifan lokal
itu, antara lain berupa tradisi lisan yang sarat akan nilai dan pesan kerukuan,
persatuan, dan kesatuan.
Tradisi lisan di daerah yang
menjadi bagian dari kearifan lokal mempunyai korelasi dengan kerukunan daerah.
Tradisi itu terbukti menjadi perekat kerukunan warga dan karenanya bisa
dijadikan bahan kampanye perdamaian nusantara.
Merujuk pada hasil penelitian
Balai Litbang Keagamaan DKI Jakarta yang dilakuan sejak awal tahun ini.
Penelitian yang bertajuk “Nilai Keagamaan dan Nilai Kerukunan dalam Tradisi
Lisan Nusantara” mengungkap data dan fakta bahwa suku-suku bangsa di Indonesia
sangat agamis dan rukun.
Masyarakat Indonesia juga
memiliki kekhasan dalam beragama yang terkait dengan kebudayaannya, dan salah
satu wujudnya adalah tradisi lisan. Tradisi lisan itu diwariskan secara
turun-temurun menjadikan pesan keagamaan dan kerukunan lebih mudah disampaikan
dan diterima.
Ada delapan wilayah yang
dijadikan sasaran penelitian, yakni: Jakarta, Banten, Bandung, Cirebon,
Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, dan Kepulauan Riau. Penelitian
dilakukan dengan menggali nilai keagamaan dan kerukunan yang tersirat dalam
tradisi lisan pada sejumlah tradisi, yaitu: Ritual Akikah di Jakarta, Tradisi
Panjang Mulud di Banten, Petatah-Petitih Sunan Gunung Jati di Cirebon, Tradisi
Warahan di Lampung, Tradisi Tadud di Sumatera Selatan, Tradisi Teater Rakyat
Mendu di Natuna Kepulauan Riau, dan Tradisi Pasambahan di Sumatera
Barat.
Artinya, potensi harmoni di
Indonesia jauh lebih kuat dibanding potensi disharmoni atau intoleransi. Maka,
tidak aneh jika hasil penelitian tersebut, termasuk soal KUB, indeks kerukunan
2015 mencapai 75,36%, Tahun 2016 meningkat menjadi 75,47%. Bahkan, yang
nomor satu seperti di NTT dan Bali di atas 80%.
Sumber : https://www.kominfo.go.id
Posting Komentar