MAKALAH
SISTEM
EKONOMI INDONESIA
“PERTUMBUHAN
EKONOMI”
PROGRAM
STUDI : ILMU ADMINISTRASI BISNIS S1
DOSEN
PENGAMPU : SYAH AMIN ALBADRI, S.AB,M.A
DI
SUSUN OLEH
MUHAMAD
NUR ROHMADI
NPM.
161006963211035
SEMESTER
3
YAYASAN
SETIH SETIO
SEKOLAH
TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)
SETIH
SETIO MUARA BUNGO
TA
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas segala
kenikmatan yang telah allah berikan kepada saya, sehingga sampai saat ini saya
masih dapat menyelesaikan tugas makalah “Sistem Ekonomi Indonesia”, yang akan
membahas tentang Pertumbuhan Ekonomi.
Sholawat serta salam
saya sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Yang telah membawa umatnya dari
zaman kegelapan menuju ke dalam zaman yang penuh dengan pengetahuan seperti
saat ini.
Terima
kasih saya sampaikan kepada :
1. Allah
SWT, yang telah memberikan kesehatan serta kesempatan.
2. Kedua
orang tuaku yang selalu mendoakan serta mendukung proses belajar mengajar
hingga sampai saat ini.
3. Dosen
pengampu Mata Kuliah Sistem Ekonomi Indonesia, Bapak Syah Amin Albadri,S.AB.,
M.A
4. Dan
semua keluarga serta sahabat – sahabatku yang selalu berupaya untuk memberikan
dorongan serta motivasi.
Muara
Bungo, 14 Desember 2017
Penyusun
Muhamad
Nur Rohmadi
DAFTAR ISI
Cover
KATA
PENGANTAR............................................................................
i
DAFTAR
ISI...........................................................................................
ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang...................................................................................
1
1.2
Rumusan Masalah...............................................................................
1
1.3
Tujuan.................................................................................................
2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Pertumbuhan Ekonomi.....................................................
3
2.2
Teori PErtumbuhan Ekonomi.............................................................
3
2.3
Tahap – Tahap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia..............................
3
2.4
Faktor Yang Mempengaruhi PErtumbuhan
Ekonomi Indonesia....... 10
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan..........................................................................................
12
3.2
Saran ................................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pertumbuhan
ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara
berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional.
Dengan
ada nya pertumbuhan ekonomi maka akan ada pembangunan ekonomi dimana
dengan pertumbuhan ekonomi itu sendiri akan memuncul kan pembangunan
pembangunan ekonomi. Banyak faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi
Indonesia,baik faktor pendorong maupun faktor penghambat.
Selama ini banyak negara
sedang berkembang telah berhasil menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi yang
cukup tinggi, tetapi masih banyak permasalahan pembangunan yang belum
terpecahkan, seperti : tingkat pengganguran tetap tinggi, pembagian pendapatan
tambah tidak merata, masih banyak terdapat kemiskinan absolut, tingkat
pendidikan rata-rata masih rendah, pelayanan kesehatan masih kurang, dan
sekelompok kecil penduduk yang sangat kaya cenderung semakin kaya sedangkan
sebagian besar penduduk tetap saja bergelut dengan kemiskinan, yang terjadi
bukan trickle down tapi trickle up. Keadaan ini memprihatinkan, banyak ahli
ekonomi pembangunan yang mulai mempertanyakan arti dari pembangunan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Apa Itu Pertumbuhan Ekonomi?
2.
Apa Saja Teori Pertumbuhan Ekonomi?
3.
Bagaimana Tahap – Tahap Pertumbuhan
Ekonomi di Indonesia?
4.
Apa Saja Faktor Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia?
1.3 TUJUAN
1.
Untuk Mengetahui Penjelasan Pertumbuhan
Ekonomi.
2.
Untuk Mengetahui Teori - Teori
Pertumbuhan Ekonomi.
3.
Untuk mengetahui tahap – tahap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
4.
Untuk Mengetahui Faktor – faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Menurut Boediono (2001:
35), pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka
panjang. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator untuk melihat keberhasilan
pembangunan dan merupakan syarat keharusan ( necessary condition)
bagi penurunan pengangguran.
Pertumbuhan
ekonomi (Economic
Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan
barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat
meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro
ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan
jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak
selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya.
Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan
menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
2.2 TEORI
PERTUMBUHAN EKONOMI
1. Teori Pertumbuhan Klasik
Menurut pandangan ahli-ahli
ekonomi Klasik ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu
jumlah penduduk, jumlah stock barang-barang modal, luas tanah, dan kekayaan
alam, serta tingkat teknologi yang digunakan. Walaupun menyadari bahwa
pertumbuhan ekonomi tergantung kepada banyak faktor, ahli-ahli ekonomi Klasik
terutama menitikberatkan perhatiannya kepada pengaruh pertambahan penduduk
kepada pertumbuhan ekonomi.
Dalam teori pertumbuhan
mereka, dikemukanan suatu teori yang menjelaskan perkaitan antara pendapatan
per kapita penduduk dan jumlah penduduk. Teori tersebut dinamakan teori
penduduk optimum. Apabila
terdapat kekurangan penduduk, produksi
marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan per kapita. Maka pertambahan
penduduk akan menaikkan pendapatan per kapita. Akan tetapi jika penduduk
semakin banyak maka akan berlaku hukum hasil lebih yang semakin berkurang,yaitu
produksi marjinal akan mulai mengalami penurunan.
2. Teori Schumpeter
Teori Schumpeter menekankan
tentang pentingnya peranan pengusaha di dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi.
Dalam teori ini ditunjukkan bahwa para pengusaha merupakan golongan yang akan
terus menerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi
tersebut meliputi : memperkenalkan barang baru, mempertinggi efisien cara
memproduksi dalam menghasilkan sesuatu barang, memperluas pasar suatu barang ke
pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan
perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi efisiensi kegiatan
perusahaan. Berbagai kegiatan inovasi ini akan memerlukan investasi baru
3. Teori Harrod-Domar
Teori Harrod-Donar dalam
analisisnya bertujuan menerangkan syarat yang harus dipenuhi supaya suatu
perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady growth dalam
jangka panjang. Teori ini beranggapan bahwa modal harus dipakai secara efektif,
karena pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh peranan pembentukan modal
tersebut.
4. Teori Pertumbuhan Neo Klasik
Abramovits dan Solow dalan
teori pertumbuhan Neo Klasik mengemukakan bahwa faktor terpenting dalam
mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan modal dan pertambahan
tenaga kerja. Faktor yang paling penting adalah kemajuan teknologi dan
pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja.
2.3 TAHAP – TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Sejak pada tahun 1945, masa
orde lama, masa orde baru. Sampai saat sekarang (masa reformasi), Indonesia
telah memeproleh banyak pengalaman politik dan ekonomi. Peralihan dari orde
lama ke orde baru telah memberikan iklim politik yang dinamis, walaupun akhirnya
mengarah kearah otoriter, namun kehidupan ekonomi mengalami perubahan kea rah
yang lebih baik.
Pada masa orde baru lama
kegiatan pemerintahan lebih banyak tertumpu pada urusan politik, pada masa orde
baru kegiatan pemerintahan mengarah ke urusan ekonomi (walaupun terkesan
monopolistik), dan pada masa reformasi sekarang cenderung ke urusan politik
kembali, namun demikian urusan ekonomi juga menjadi perhatian serius,
lebih-lebih dengan terjadinya krisis ekonomi yeng berkepanjangan. Untuk lebih
jelasnya di bawah ini akan dijelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai dari
masa orde baru dan orde reformasi.
a. Masa
Orde Lama (1945 – 1966)
Pada
masa ini perekonomian berkembang kurang menggebirakan, sebagai dampak
ketidakstabilan kehidupan politik dan seringnya pergantian kabinet. Pertumbuhan
ekonomi yang cukup dengan laju pertumbuhan 6,9% pada periode 1952-1958, turun
drastis menjadi 1,9% dalam periode 1960-1965. Sementara itu, defisit anggaran
belanja pemerintah terus meningkat dari tahun ke tahun. Defisit anggaran
tersebut dibiayai dengan pencetakan unag baru, sehingga harga terus melambung
dan mencapai puncaknya pada tahun1966.
Prilaku
kenikkan harga secara agresif sudah terlihat pada tahun 1955, ketika itu laju
inflasi 33% (diukur dengan indeks biaya hidup di Jakarta). Besaran mencapai
angka 48% pada tahun 1958, dimana laju inflasi rata-rata 223,5% selama periode
1955-1960. Pada tahun 1960 hingga 1960 laju inflasi inflasi terus meningkat dan
bahkan pada akhir kekuasaan orde lama laju inflasi mencapai 650%.
b. Masa
Orde Baru (1966-1997)
Pada masa orde baru peralihan dari orde lama
ke orde baru, ditandai dengan kondisi perekonomian yang tidak menentu, antara
lain:
1.
Ketidakmampuan pemerintah untuk memenuhi
kewajiban utang luar negeri ± US$2 milyar.
2.
Penerimaan devisa ekspor hanya setengah dari
pengeluaran untuk impor barang dan jasa.
3.
Ketidakmampuan pemerintah mengendalikan anggaran
belanja dan memungut pajak.
4.
Perecapatan laju inflasi mencapai 30-40%
perbulan.
5.
Buruknya kondisi prasana perekonomian serta
penurunan kapasitas produksi sektor industri dan ekspor.
Menghadapi
keadaan perekonomian yang sedemikan rupa, pemerintah peralihan menetapkan
beberapa langkah prioritas kebijakan ekonomi sebagai berikut:
a.
Mengurangi inflasi.
b.
Mempertahankan kecukupan stok cadangan bahan
pangan (terutama beras).
c.
Merehabilitasi prsarana perekonomian.
d.
Meningkatkan ekspor.
e.
Menciptakan lapangan kerja.
f.
Mengundang kembali investor asing
Secara keseluruhan program ekonomi pemerintah orde baru
dibagi menjadi dua jangka waktu yang saling berkaitan, yaitu program jangka
pendek, da program jangka panjang. Program ekonomi jangka pendek meliputi :
1.
Tahap penyelamatan (Juli-Desember 1966)
2. Tahap
rehabilitasi (Januari –Juni 1967)
3. Tahap
konsolidasi (Juli-Desember 1967)
4. Tahap
stabilisasi (Januari-Juni 1968)
Program
Jangka Pendek ini dilanjutkan dengan program jangka panjang, yang terdiri dari
atas rangkan Rencana Pembangunan Lima
Tahun (Repalita) yang
dimulai pada bulan April 1969. Program pembangunanan jangka panjang ini dibagi
menjadi tahapan-tahapan Repelita. Tahap pelaksanaan Pelita I (1969/1970)
samapai dengan Pelita V (1993/1994) disebut Pembangunan jangka Panjang 25 Tahun
Pertama (PJP I).
Sedangkan
Pelita VI sampai dengan repelita X disebut Pempangunan Janga Panjang 25 Tahun
Kedua (PJP II). Namun pemerintahan orde baru hanya dapat menyelesaikan samapai
tahap pembangunan Pelita VI Sedangkan VII hanya sempat dilakasanakan satu tahun
anggaran saja.
Hal
ini disebabkan terjadinya krisis moneter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi
dan kriris politik, hingga menjadi menjadi kriris sosial yang dibarengai dengan
semaraknya demontrasi mahasiswa yang menyebabkan turunnya Presiden Soeharto
atau berarkhirnya reiim pemerintahan Orde Baru. Kemudian lahirlah rejim
pemerintahan reformasi yang dipimpin oleh B.J. Habiebie samapai dengan
pemilihan umum dan Sidang Umum MPR bulan Oktober 1999,kemudian K.H. Abdurahaman
Wahid juga tidak lama ± 18 bulan (Juni 2001) dan diganatikan oleh Magwati
Soekarnoputri.
Pada
masa pemerintahan orde baru pelaksanaan pembangunan senantiasa pada pencapaian
tiga sasaran pembangunan, meskipun berubah-ubah dengan masalah dan situasi yang
dihadapi pada saat itu. Ketiga sasaran tersebut dikenal dengan sebutan Trilogi
Pembangunan, yaitu;
1.
Trilogi Pembangunan pada Pelita I
(1969-1974), meliputi:
1)
Stabilitas perekonomian
2)
Pertumbuhan ekonomi
3)
Pemerataan hasil pembangunan.
2.
Trilogi Pembanguanan pada pelita II
(1974-1979), meliputi:
1)
Pertumbuhan ekonomi
2)
Pemerataan hasil-hasil pembangunan
3)
Stabilitas perekonomian.
Namun, sejak pelita III (1979-1984) urutan
prioritasnya menjadi: (1) permerataan hasil-hasil pembangunan; (2) perumbuhan
ekonomi; dan (3) stabilitas ekonomi.
Pada Pelita VI ini sebenarnya telah
dicanangkan sebagai era pembangunan ekonomi tinggal landas (take off) dimana
sektor pertanian yang semula memberikan terbesar terhadap Produk Domestik Bruto
(PDB) digantikan oleh sektor industri pengolahan. Namun industri pengolahan
yang dikembangkan adalah industri substitusi impor, dimana kebutuhan akan bahan
baku/penolong dipasok oleh negara lain (outward looking) dan
orientasi pemasarannnya pada pasar domestik (inward looking), semula
diandalkan sebagai pengasil devisa.
Strategi industrialaisasi impor (import-substitution
industrialization strategy)yang diterapkan pemerintah terbukti tidak mampu
membawa perekonomian Indonesia untuk tinggal landas (take off) dan
untuk mempersempit kesenjangan dengan negara-negara maju maju, yang terjadi
justru kemorosotan ekonomi. Aakan tetapi ketergantungan yang sangat tinggi
tarhadap input import, maka terjadi defisit dalam transaksi berjalan, yang dari
tahun ke tahun terus meningkat. Disemping itu industri substitusi import ini
telah membuat perekonomian Indonesia menjai rentan terhadap perubahan kurs mata
uang dan tingkat suku bunga luar negeri.
Dari perekonomian yang bertumpu pada
penyediaan bahan baku industri, menjadi sistem perekonomian yang bertumpu pada
kegiatan industri . Pada tahap ini adalah sama dengan tahap pertumbuhan ekonomi
ketiga dari teori Rostow, ayitu tahap lepas landas (take off) namun
terpeleset dan perekonomian terpuruk, karena tertanyata fundamental ekonomi
makro Indonesia tidak kuat.
c. Masa
Reformasi (1998-selesai)
Pada awal reformasi ini perekonomian
Indonesia di tandai dengan krisis moneter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi
yang sampai saat ini menjadi krisis ekonomi, yang sampai saat ini belum
menunjukkan tanda-tanda kearah pemulihan.
Walaupun ada pertumbuhan ekonomi sekitar 6%
untuk tahun 1997 dan 5,5% untuk tahun 1998 dimana inflasi sudah diperhitungkan,
namun laju masih cukup tinggi yaitu rata-rata 10%.
Pada tahun1998 hampir seluruh sektor ekonomi
mengalami pertumbuhan negatif, hal ini berbeda dengan kondisi ekonomi pada pada
tahun 1999. Dari Sembilan sektor yang dihitung dalam PDB, ternyata masih ada
empat sektor yang mengalami pertumbuhan negatif dalam tahun 1999.
Sektor-sektor tersebut antara lain
pertambangan dan penggalian pertumbuhannya -0,11%; sektor perdagangan, hotel
dan restoran -1,10%; sektor pengangkutan dan komunikasi -0,72%; dan keuangan,
persewaan, dan jasa perusahaan -8,67%. Menurunnya laju pertumbuhan sektor
keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan tersebut terutama disebabakan oleh
penurunan laju pertumbuhan sub sektor perbankan yang tercatat -17,34% dan sub
sektor sewa bangunan minus 6,10%.
Pada tahun 1999 laju pertumbuhan
ekonomiIndonesia diperkirakan telah menjadi positif. Ini menunjukkan pertanda
pemulihan ekonomi Indonesia. Berdasarkan perhitungan PDB tahun 1993, laju
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 1999 adalah sebesar 0,23% dan
pertumbuhan ekonomi tanpa migas sebesar 0,35%. Niali PDB atas dasar harga
konstan 1993 pada tahun 1998 adalah sekitar Rp 376 trilyun dan tanpa migas
sekitar Rp 342,8 trilyun dan pada tahun 1999 diperkirakan meningkat menjadi Rp
376,9 trilyun dan tanpa migas menjadi 343 trilyun.
Dan ukuran lain yang digunakan untuk melihat
kinerja pemerintah adalah pendapatan perkapita dan nilai dollar (kurs). Untuk
meningkatkan kinerja sektor riil masih memerlukan waktu 3-5 tahun untuk
benar-benar tangguh.
Namun hal ini diperlukan pendekatan yang
komprehensif, karena kalau bicara inefisiensi, Indosesia masih high
cost economic (ekonomi biaya tinggi), yang artinya menyangkut masalah
yang berada di instansi
yang
berbeda-beda. Jadi untuk pertumbuhan ekonomi harus ada koordinasi dan
pendekatan konsentrasi antar instansi pemerintah.
2.4 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI
INDONESIA
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah:
1.
Faktor Sumber Daya
Manusia
Sama halnya dengan
proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya
manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya
proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku
subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses
pembangunan.
2.
Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara
berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses
pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin
keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun
sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber
daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,
kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
3.
Faktor Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses
pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia
digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas
dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada
akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
4.
Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan
dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat
berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat
juga
menjadi penghambat
pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja
keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat
menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan
sebagainya.
5.
Sumber Daya Modal
Sumber daya modal
dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber
daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan
kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas.
Faktor-faktor yang
menghambat pertumbuhan ekonomi diantaranya adalah :
1.
Korupsi
Korupsi akan mempersulit
pembangunan karena akan membuat kekacauan dan ketidakefisienan dalam
pembelanjaan.
2.
Laju inflasi
Inflasi akan berdampak pada menurunnya indeks
kepercayaan konsumen karena masyarakat cenderung mengurangi belanja karena
berhati-hati terhadap resiko kenaikkan harga tinggi.
3.
Tingkat suku bunga
Tingkat suku bungan akan
mempengaruhi investasi.
4.
Kenaikkan harga bahan
bakar minyak
Kenaikan harga bahan
bakar minyak (BBM) mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional karena dampak
kebijakan tersebut menimbulkan "multiplayer effect" menyeluruh
terhadap perekonomian.
5.
Situasi keamanan yang
tidak kondusif
Ada beberapa pandangan
untuk menciptakan kondisi ekonomi yang kokoh dibutuhkan stabilitas politik dan
keamanan. Investor yang pada saat ini dianggap sebagai salah satu yang berperan
dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak akan mau menanamkan modalnya
(investasi jangka pendek maupun jangka panjang) jika keamanan tidak stabil.
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana
terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi
perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan
output riil.
Pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi adalah permasalahan setiap negara. Pertumbuhan ekonomi
merupakan suatu faktor yang menentukan pembangunan ekonomi baik dinegara maju
maupun berkembang. Semakin baik pertumbuhan ekonomi suatu negara maka semakin
baik pula pembangunan ekonomi di negara tersebut.
Adanya
pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Terdapat banyak faktor yang mendorong dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Diperlukan usaha untuk dapat mengoptimalkan pengelolaan sumber-sumber daya di
Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia
3.2 SARAN
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia pemerintah dibantu rakyat Indonesia harus dapat mengoptimalkan
penggunaan sumber-sumber daya yang ada di Indonesia. Kebijakan pemerintah
sangat berperan penting dalam usaha tersebut.
Dalam pertumbuhan ekonomi peran
pemerintah sangat penting untuk mendukung menciptakan suasana yang kondusif
sehingga laju ekonomi dapat dicapai dengan baik. Apabila suasana kondusif dalam
suatu negara sudah tercipta maka minat para investor untuk menanamkan modalnya
akan meningkat, persaingan perdagangan bagus dan masyarakat akan merasa aman
dalam melakukan aktifitas sehari-harinya
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi
(Diakses pada 14 Desember 2017)
Sukirno,Sadono.2011.Makroekonomi Teori
Pengantar.PT Raja Grafindo Persada: Jakarta
http://makalah-artikel-online.blogspot.com/2009/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
(Diakses pada 14 Desember 2017)
http://beilmin.blogspot.co.id/2017/10/makalah-pertumbuhan-ekonomi.html
(Diakses pada 14 Desember 2017)
http://tugasleoespadamenejemen13unsri.blogspot.co.id/2015/01/makalah-pertumbuhan-ekonomi.html
(Diakses PAda 14 Desember 2017)
Posting Komentar