Salam Berbagi (SABEGI), Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memberikan apresiasi kepada para
pelaku industri kecil dan menengah (IKM) sektor batik di Provinsi Jambi. Sebab,
selain karena telah melestarikan budaya Tanah Air, mereka juga mampu membuat
produk wastra yang bisa diminati oleh konsumen mancanegara.
Sumber ; www.kemenperin.go.id
“Artinya, batik
nasional berdaya saing di pasar global. Tentunya tidak terlepas peran dari
kreativitas para pengrajin, dengan menghasilkan inovasi motif yang beragam dan
telah menggunakan pewarnaan alam,” kata Menteri Perindustrian Airlangga
Hartarto saat kunjungan kerja di Jambi, Minggu (16/12).
Salah satu pelaku IKM
batik yang sukses di Jambi, yakni Azmiah, generasi kedua yang mewarisi usaha
orang tuanya sejak tahun 1970-an. Ketika mengunjungi Rumah Batik Azmiah,
Menperin mendapatkan penjelasan langsung mengenai perjalanan sejarah dalam
proses pembuatan motif batik yang mengalami akulturasi budaya Melayu-Islam,
Tiongkok, dan Jawa tersebut.
“Jadi, batik tidak
hanya ada di Jawa, tetapi di seluruh penjuru daerah di Indonesia juga ada batik
dengan kekhasan masing-masing budayanya, seperti di Jambi ini,” terangnya.
Kemudian, Airlangga sempat memperhatikan proses pencelupan kain batik dengan
pewarnaan alam. Batik Azmiah melalui lebih dari 6-12 kali pencelupan sehingga
menghasilkan warna yang menarik.
“Berwarna khas nuansa
merah-cokelat, batik Jambi tumbuh dan berkembang menjadi simbol perpaduan
antarbudaya. Bahkan menariknya lagi, di sentra IKM batik ini, pengrajin yang
terlibat merupakan para tetangga dari pemilik, yaitu Ibu Azmiah, sehingga
spirit kebersamaannya kuat,” paparnya.
Selain dikenal dengan
penggunaan warna alam, Batik Azmiah juga memiliki corak yang klasik nan unik.
Beberapa motif unggulan yang diproduksinya antara lain kapal sanggat, tampuk
manggis, bungo keladi, dan merak ngeram. Melalui capaiannya itu, pada tahun 2015,
Kementerian Perindustrianmemberikan penghargaan One Village One Produk
(OVOP) Bintang 3 Kategori Batik kepada Batik Azmiah.
Pada Juni 2018,
Kemenperin memfasilitasi Batik Azmiah ikut serta dalam pameran internasional
yang bertajuk “Indonesia Batik For The World” di UNESCO Headquarters, Paris,
Perancis. Produk IKM batik kelas premium ini mampu menembus pasar Eropa.
Dengan jumlah tenaga kerjanya yang mencapai 70 orang, Batik Azmiah rutin
memproduksi batik cap kombinasi sebanyak 150 pcs per bulan dan batik tulis
hingga 30 pcs per bulan.
Edy Sunarto, suami
Azmiah yang lebih banyak bertugas sebagai desainer, menyebutkan bahwa produksi
Azmiah diminati oleh kalangan istana bahkan sampai mancanegara. Tercatat, sudah
dua kali pihak istana memesan batik khas Jambi produksinya.
Pertama, yaitu sebelum
Presiden berkunjung ke Korea Selatan, Mei 2016 lalu. Edy mengatakan, saat itu
istana memesan 70 lembar batik tulis. Kedua, pihak istana kembali memesan satu
setengah koper batik Azmiah untuk seragam.
Kemenperin mencatat,
nilai ekspor batik dan produk batik pada tahun 2017 mencapai USD58,46 juta
dengan pasar utama eskpor ke Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa. Saat ini, industri
batik didominasi oleh pelaku IKM yang tersebar di 101 sentra seluruh Indonesia.
Jumlah tenaga kerja yang terserap di sentra IKM batik mencapai 15 ribu orang.
Tidak hanya batik,
Jambi pun berpotensi menumbuhkan IKM sektor kerajinan yang kompetitif baik di
pasar domestik maupun internasional. Contohnya, produk kerajinan rakyat,
seperti gelang dan kalung dari buah "sebalik sumpah".
Selain itu, Songket
Jambi juga terkenal keindahannya. Dalam kunjungannya, Airlangga menyempatkan
melihat hasil karya Cik Mia Songket yang tahun ini mendapatkan penghargaan IKM
OVOP Bintang 4 dari Kemenperin. Bahkan, IKM sektor makanan dan minuman di Jambi
tidak kalah kreatif, seperti penghasil makanan kembang goyang dan minuman
olahan buah pedada.
Turut mendampingi
Menperin saat itu, Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih bersama Kepala
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi Ariansyah, serta
dihadiri pula Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Dito Ganinduto. Pada agenda
sebelumnya, Menperin bersama sejumlah menteri mendampingi Presiden Joko Widodo
menyerahkan 92 Surat Keputusan (SK) Perhutanan Sosial seluas 91.997,54 hektare
kepada masyarakat dari berbagai kabupaten di Provinsi Jambi.
Demikian Siaran Pers
ini untuk disebarluaskan.
Sumber : www.kemenperin.go.id
Posting Komentar