Makalah Kepemimpinan dan Manajemen Kinerja

 



DAFTAR ISI

 

COVER

KATA PENGANTAR................................................................................ i

DAFTAR ISI................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang................................................................................ 1

1.2  Rumusan Masalah........................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1  Definisi Kinerja............................................................................... 2

2.2  Definisi Manajemen Kerja.............................................................. 2

2.3  Definisi Kinerja Organisasi............................................................. 3

2.4  Manajemen Kinerja Dan Kepemimpinan........................................ 3

2.5  Tujuan Dan Elemen Manajemen Kinerja Serta Peran Pimpinan..... 4

2.6  Hubungan Manajemen Kinerja Dan Prestai Kerja.......................... 6

2.7  Hambatan-Hambatan Dalam Penerapan Manajemen Kinerja......... 8

2.8  Solusi Dalam Menyelesaiakan Masalah Bidang Manajemen

Kinerja............................................................................................ 8

BAB III PENUTUP

3.1  Kesimpulan..................................................................................... 10

3.2  Saran............................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

Salah satu tugas seorang pemimpin di organisasi adalah memberikan peningkatan pada manajemen kinerja organisasi yang bersangkutan. Pada saat suatu organisasi mengalami kemunduran maka banyak analisis yang menyimpulkan bahwa pengelolaan manajemen kinerja organisasi tersebut rendah.

Sehingga untuk mengembalikan dan membangun kinerja organisasi tersebut kenbali keposisi yang seharusnya maka diperlukan pemimpin yang memiliki kecakapan tinggi.

Salah satu cara memilih pemimpin yang memiliki kecakapan tinggi adalah melakukan  fit and proper test.  Selektif dengan sistem yang ketat bertujuan untuk memperoleh pemimpin yang benar-benar sesuai seperti dimaksud, termasuk mampu memberikan kualitas kinerja yang baik.

 

1.2  Rumusan Masalah

Untuk mengetahui lebih dalam tentang Kepemimpinan dan Manajemen Kinerja, dapat kita rumuskan  sebagai berikut:

1.      Apa Definisi Kinerja ?

2.      Apa Definisi Manajemen Kinerja?

3.      Apa Definisi Kinerja rganisasi

4.      Apa itu Manajemen Kinerja dan Kepemimpinan?

5.      Apa Tujuan dan elemen Manajemen Kinerja serta Peran Pimpinan?

6.      Apa Hubungan Manajemen Kinerja dan Prestasi Kerja?

7.      Apa Hambatan-hambatan dalam Penerapan Manajemen Kinerja?

8.      Apa Solusi dalam Menyelesaiakan Masalah Bidang Manajemen Knerja?

 BAB II

PEMBAHASAN

KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KINERJAN

 

2.1  Definisi Kinerja

Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik
organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented
yang dihasilkan selama satu periode waktu.

Secara lebih tegas Amstron dan Baron mengatakan Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi (Amstrong dan Baron, 1998:15).

2.2  Definisi Manajemen Kinerja

Ada banyak definisi tentang manajemen kinerja yang dikemukakan oleh para ahli terutama mereka yang memiliki keahlian dalam bidangnya. Karena setiap definisi manajemen kinerja itu sendiri memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, dalam pengertian itu cocok diterapkan di suatu perusahaan/organisasi yang menganut suatu konsep dan budaya (concept and culture) yang seperti ini namun tidak tepat diterapkan pada perusahaan yang menganut konsep dan budaya yang berbeda.

 Adapun pengertian dari manajemen kinerja adalah suatu ilmu yang memadukan seni di dalamnya untuk menerapkan suatu konsep manajemen
yang memiliki tingkat fleksibilitas yang representative yang representatif dan aspiratif guna mewujudkan visi dan misi perusahaan dengan cara mempergunakan orang yang ada di organisasi tersebut secara maksimal.

Penerapan manajemen kinerja menurut Wibowo merupakan kebutuhan mutlak bagi organisasi untuk mencapai tujuan dengan mengatur kerja sama secara harmonis can terintegrasi antara pemimpin dan bawahannya.

Manajemen kinerja akan dapat diwujudkan jika ada hubungan dan keinginan yang sinergi antara atasan dan bawahan dalam usaha bersama-sama mewujudkan visi dan misi perusahaan. Untuk itu salah satu dasar mewujudkan konsep manajemen kinerja adalah dengan mengembangkan dan


mengedepankan komunikasi yang efektif antar berbagai pihak baik di lingkungan internal perusahaan dan eksternal perusahaan.

2.3  Definisi Kinerja Organisasi

Chaizi Nasucha mengemukakan bahwa kinerja organisas adalah sebagai efektifitas organisasi secara menyeluruh untuk memenuhi kebutuhan yang ditetapkan dari setiap kelompok yang berkenaan dengan usaha-usaha yang sistemik dan meningkaikan kemampuan organisasi secara terus menerus mencapai kebutuhan nya secara efektif.

2.4  Manajemen Kinerja dan Kepemimpinan

Dalam konteks manajemen kepemimpinan, semua ini harus mendapat perhatian serius dari pimpinan. Bahkan memungkinkan keterlibatan pimpinan dalam ikut serta mempengaruhi kondisi fluktuatif tersebut, ini terakumulasi dalam berbagai keputusan pimpinan.

Dimana keputusan yang dilakukan pimpinan dianggap tidak mampu
memberikan kondisi yang stabil Atas dasar situasi tersebut maka perlu bagi pihak komisaris perusahaan melakukan evaluasi terhadap keberadaan pemimpin yang bersangkutan. Ada beberapa variabel yang bisa dilihat sebagai penyebab terjadinya fluktuatif kinerja tersebut, yaitu :

a)      Latar belakang pendidikan dan pengalaman (background edu cation and experience). Dimana perbedaan latar belakang pendidikan dan pengalaman dengan ruang lingkup aktivitas perusahaan memungkinkan berbagai kebijakan serta keputusan yang dihasilkan oleh pimpinan selama ini tidak memiliki pengaruh sesuai dengan yang diharapkan.

b)      Kondisi persaingan yang terjadi begitu tinggi, dan pihak pimpinan  perusahaan selama ini tidak memiliki keputusan yang memiliki nilai terobosan. Sehingga berbagai keputusan yang dihasilkan tidak memberi pengaruh signifikan pada perusahaan.

c)      Financial reserve (cadangan keuangan) dan dana hedging yang dimiliki tidak dipergunakan sesuai dengan tempat serta porsi yang sesuai. Sehingga pada saat kondisi pasar fluktuatif dan perusahaan membutuhkan dana dari sumber internal semua itu tidak tersedia.


Kondisi lemahnya financial reserve dan dana hedging bisa menyebabkan perusahaan terbawa ke posisi financial distress (kesulitan keuangan) jika semua itu tidak cepat diatasi.

Contoh : Pada saat Bank Central Asia pernah mengalami fluktuasi dalam
bidang kinerja, khususnya kinerja keuangan.

d)     Pimpinan telah menempatkan orang-orang yang tidak sesuai dengan konsep profesionalisme atau tidak sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Tindakan seperti itu menyalahi prinsip the right man and the right place.

Keputusan meningkatkan manajemen kinerja harus dilakukan dengan cara yang sungguh-sungguh, penuh kedisiplinan dan tekad yang kuat.

Pemimpin adalah contoh bagi setiap bawahannya. Sikap ucapan dan perbuatan pemimpin mampu memberikan pengaruh besar bagi semangat kerja di kalangan internal.

Kewibawaan pemimpin serta kemampuan untuk selalu mampu menepati janji merupakan nilai tambah yang bisa membangun semangat mitra bisnis untuk selalu tetap mempertahankan hubungan.

2.5  Tujuan dan Elemen Manajemen Kinerja serta Peran Pimpinan

Untuk mewujudkan tujuan suatu perusahaan agar bisa menerapkan konsep manajemen kinerja yang berkualitas dan professional maka perlu kita pahamí apa yang menjadi tujuan menyeluruh dan spesifik dari manajemen kinerja.

Dalam hal ini Michael Armstrong mengatakan, "Tujuan menyeluruh manajemen kinerja adalah untuk menumbuhkan suatu budaya di mana individu dan kelompok bertanggung jawab atas kelanjutan peningkatan proses bisnis dan peningkatan keterampilan dan kontribusi mereka sendiri.

Tujuan dari manajemen kinerja juga menjadi tujuan utama dari
keinginan pimpinan. Pimpinan memiliki konsep dan pandangan yang
ia tawarkan kepada pihak komisaris. Konsep dan pandangan yang
telah disetujui tersebut selanjutnya menjadi target pekerjaan yang
harus dilaksanakan oleh pimpinan.


Dalam rangka mewujudkan semua itu seorang pimpinan harus mempergunakan ilmu dan seni untuk mengarahkan orang-orang agar mau bekerjasama untuk mewujudkan suatu goal. Itu artinya pimpinan harus paham serta mengerti dengan baik setiap fungsi-fungsi dalam ilmu manajemen.

Sehingga dalam berbagai kasus ditemukan beberapa manajer di perusahaan go public mampu mencapai tingkat penjualan yang terus mengalami kenaikan secara sistemat disebabkan pemahaman yang mendalam dari para manajer tersebut terhadap ilmu manajemen.

Artinya peningkatan manajemen kinerja bukan hanya berpengaruh pada peningkatan hasil di perusahaan saja, namun lebih jauh dari itu yaitu mampu menjadi nilai tambah bagi para karyawanya.

Seorang karyawan pada saat diterapkannya konsep manajemen kinerja maka kemampuan dan kualitas dalam bekerja juga menjadi lebih baik, karena ia terbiasa bekerja sesual dengan konsep tujuan dan elemen manajemen kinerja. Dan ini tentunya akan memberikan rasa bangga kepada pihak pimpinan.

Adapun tujuan spesifik citerapkannya manajemen kinerja Michael Armstrong mengatakan bahwa tujuan spesifik manajemern kinerja adalah untuk :

1)      Mencapai peningkatan yang dapat diraih dalam kinerja organisasi.

2)      Bertindak sebagai pendorong perubahan dalam mengembangkan suatu budaya yang berorientasi pada kinerja.

3)      Meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan.

4)      Memungkinkan individu mengembangkan kemampuan mereka,
meningkatkan. Kepuasan kerja mereka dan mencapai potensi penuh mereka bagi keuntungan mereka sendiri dan organisasi secara keseluruharan.

5)      Mengembangkan hubungan yarg konstruksi dan terbuka antara individu dan manajer dalam suatu proses dialog yang dihubungkan dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan sepanjang tahun.


6)      Memberikan suatu kerangka kerja bagi kesepakatan sasaran sebagaimana diekspresikan dalam target dan standar kinerja sehingga pengertian bersama tentang sasaran dan peran yang harus dimainkan manajer dan individu dalam mencapai sasaran tersebut meningkat.

7)      Memusatkan perhatian pada atribut dan kompetensi yang diperlukan agar bisa dilaksanakan secara efektif dan apa yang seharusnya dilakukan untuk mengembangkan atribut dan kompetensi tersebut.

8)      Memberikan ukuran yang akurat dan objoktif dalam kaitannya dengan target dan standar yang disepakati sehingga individu menerima umpan balik dari manajer tentang seberapa baik yang mereka lakukan.

9)      Asas dasar penilaian ini, memungkinkan individu bersama manajer menyepakati rencana peningkatan dan metode pengimplementasian dan secara bersama mengkaji training dan pengembangan serta menyepakati bagaimana kebutuhan itu dipenuhi.

10)  Memberi kesempatan individu untuk mengungkapkan aspirasi dan
perhatian mereka tentang pekerjaan mereka.

11)  Menunjukkan pada setiap orang bahwa organisasi menilai mereka sebagai individu.

12)  Membantu memberikan wewenang kepada orang memberi orang
lebih banyak ruang-lingkup untuk bertanggung jawab atas pekerjaan dan melaksanakan kontrol atas pekerjaan itu.

13)  Membantu mempertahankan orang-orang yang mempunyai
kualitas yang tinggi.

14)  Mendukung misi jauh manajemen kualitas total.

2.6  Hubungan Manajemen Kinerja dan Prestasi Kerja

Ada hubungan kuat antara kinerja dan prestasi kerja, ini sebagaimana yang dikermukakan oleh Erwin, bahwa kinerja adalah prestasi kerja. Dan lebih jauh menurut Peter dan Yeni Salim" Prestasi kerja merupakan hasil kerja yang diperoleh dari melaksanakan tugas yang dibebankan kepada seseorang.


Hasil dan kualitas prestasi kerja yang maksimal tidak dapat dilepaskan oleh hasil yang dibangun oleh pihak manajemen perusahaan ini karena tidak mungkin suatu prestasi kerja yang bagus itu bisa diperoleh tanpa ada penanganan yang serius dan mendalam dari pihak manajemen perusahaan.

Ini seperti yang dikemukakan oleh Taylor (1994)1 bahwa "Manajemen perlu melakukan beberapa tindakan untuk menjamin agar perusahaan mampu menghadapi berbagai masalah di masa depan."

Dan salah satu pihak yang memiliki peran penting di manajemen tersebut adalah manajer, karena manajer merupakan salah satu pihak yang paling bertanggung jawab dalam setiap tindakan yang akan terjadi di perusahaan.

Ada beberapa faktor yang mendasari seorang karyawan berkeinginan terlibat secara serius dalam usaha meningkatkan prestasi kerja perusahaan, yaitu :

a.       Karyawan tersebut merasa perusahaan telah menjalankan peraturan dan ketentuan yang sesuai dengan yang mereka harapkan.

b.      Karyawan merasa dirinya bukan hanya sekedar pekerja namun
lebih dari itu, yaitu ia juga merasa dirinya sebagai bahagian penting dari manajemen perusahaan.

c.       Tindakan dan prestasi karyawan selalu dihargai baik secara materil dan non materil.

d.      Pihak manajemen perusahaan dalam memposisikan karyawan tidak dalam konteks hubungan antara atasan dan bawahan, namun bersifat kekeluargaan. Dan pimpinan manajemen perusahaan selalu hadir dalam setiap acara-acara seremonial yang diadakan oleh pihak karyawan perusahaan, seperti acara buku puasa bersama di bulan Ramadhan, Halal Bi Halal, acara perayaan Proklamasi 17 Agustus, dan berbagai acara kebersamaan lainnya. Adapun jika pimpinan berhalangan tidak bisa hadir ia dapat mewakilkannya kepada orang yang dipercaya.

e.       Pihak manajemen perusahaan selalu menjelaskan kepaca para karyawan bahwa prestasi yang mereka peroleh itu juga sernata mata bukan hanya karena kerja keras dari para karyawan.


f.       Karyawan merasa perusahaan tempat ia bekerja bisa dijadikan
sebagai tempat untuk mengantungkan hidupnya hingga hari tua Artinya pihak manajemen perusahaan mampu menjamin kehidupan karyawan tersebut beserta keluarganya.

2.7  Hambatan-hambatan dalam Penerapan Manajemen Kinerja

Dalam menerapkan suatu model manajemen kinerja yang profesional maka sering ditemui berbagai hambatan. Adapun bentuk-bentuk hambatan tersebut adalah :

a.       Masih kurangnya pemahaman pihak manajemen perusahaan dalam
mengenal secara lebih komprehensif tentang manajemen kinerja.

b.      Sarana dan prasaran yang terdapat di organisasi tersebut baik organisasi yang bersifat profit oriented dan non profit oriented belum mendukung ke arah penegakan konsep manajemen kinerja yang baik.

c.       Research, pelatihan, jurnal, dan buku teks yang mendukung pemahaman serta percepatan berbagai pihak dalam memahami dan menafsirkan tentang manajemen kinerja belum tersedia dengan lengkap, bahkan dianggap masih kurang.

d.      Keberadaan berbagai buku referensi baik yang ditulis oleh penulis asing dan domestik masih lebih bersifat umum dan belum bersifat kasuistik atau khusus. Kondsi ini menyebabkan para manajer dalam mererapkan konsep manajemen kinerja masih harus bekerja ekstra untuk menerjemahkannya atau menyesuaikannya dengan kondisi tepat dimana ini bekerja.

e.       Dukungan pihak terkait seperti pemerintah dan lembaga terkait lainnya yang belum begitu maksimal dalam fungsinya sebagai kontrol sosial.

2.8  Solusi dalam Menyelesaikan Masalah Bidana Manajemen Kinerja

Ada beberapa solusi secara umum yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan masalah dalam bidang manajemen kinerja yaitu:

a.       Menempatkan penilaian kinerja dengan ukuran-ukuran yang bersifat objektif. Oleh karena itu, perusahaan harus membuat aturan dan konsep penilaian yang dapat dijadikan standar penilaian.


b.      Penyediaan fasilitas sarana dan prasaran yang menunjang Sehingga dengan keberadaan sarana dan prasarana ini diharap- kan para manajemen perusahaan akan mampu bekerja secara jauh lebih optimal dan hasil yang lebih berkualitas.

c.       Mengadakan pelatihan dan diskusi secara rutin untuk membahas apa-apa saja yang menjadi persoalan dalam bidang manajemen kinerja. Termasuk membuat pelatihan yang intens tentang manajemen kinerja.

d.      Perusahaan harus menyediakan buku-buku yang lengkap. Baik buku teks yang bersumber dari dalam negeri maupun luar negeri, sehingga mampu menjadi penunjang bagi pengembangan perusahaan ke depan.

e.       Membangun kerjasama yang harmonis dengan berbagai pihak
baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan stakeholders
lainnya dalam usaha-usaha mengembangkan konsep manajemen
kinerja yang diharapkan bersama.




Daftar Pustaka

 

Irham Fahmi. Manajemen Kepemimpinan Teori dan Aplikasi. Bandung.Alfabeta. 2013

 

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama