MAKALAH MANAJEMEN KEPEMIMPINAN

 

MAKALAH

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN

 

 


  

 

 

     DOSEN PEMBIMBING

       TARJO, S.Sos., M.AB

 

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK II     :  1. RIFKA MULYANA

2. DERRY PRATA

3. S BIANCA BOY

                         4. RISMA RAMADHANI

                        5. KURNIATI

SEMESTER            :  V (LIMA)

PRODI                     :  SI ADMINISTRASI BISNIS  (A)

MATA KULIAH     :  KEPEMIMPINAN

 

 

 

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)

SETIH SETIO MUARA BUNGO

 

KATA PENGANTAR

 

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan bimbingan-Nya,Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Makalah dengan judul “Manajemen Kepemimpinan” disusun sebagai tugas dari pada mata kuliah Kepemimpinan. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan pada penulisan ini. 

  

 

Muara Bungo , 20 September 2018

 

 

Penulis

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

Kata pengantar........................................................................................................................

      Daftar isi..........................................................................................................................

      Bab I Pendahuluan................................................................................................................

1.1.Latar belakang.................................................................................................................

1.2.Rumusan masalah............................................................................................................

1.3.Tujuan penulisan.............................................................................................................

      Bab II Pembahasan....................................................................................................................

2.1.Pengertian sistem informasi pemasaran..........................................................................

2.2 Evolusi Konsep Sistem Informasi Pemasaran.................................................................

2.3 Model Sistem Informasi Pemasaran...............................................................................

2.4 Tujuan RIset Pemasaran..................................................................................................

2.5 Klasifikasi Riset Pemasaran............................................................................................

2.6 Penyedia Jasa dan Produk Untuk Riset Pemasaran........................................................

2.7 Proses Riset Pemasaran..................................................................................................

2.8 Masalah Riset Pemasaran...............................................................................................

2.9 Mengatasi Hambatan Penggunaan Riset Pemasaran......................................................

Bab III Penutup..........................................................................................................................

3.1. Saran................................................................................................................................

3.2. Kesimpulan......................................................................................................................

Daftar putaka

 

 

Tujuan Instruksional Khusus

Setelah membaca dan mempelajari bab ini diharapkan para pembaca dan peneliti mampu memahami dengan baik tentang:

1.      Pengertian manajemen kepemimpinan

2.      Konsep the right  man and the right place dalam ilmu manajemen kepemimpinan;

3.      Manajemen kepemimpinan yang sistematis;

4.      Pengaruh ilmu manajemen kepemimpinan bagi pengembangan suatu organisasi baik yang bersifat profit oriented mampun non profit oriented.

5.      mampu menjawab soal-soal yang diberikan.

 

Konsep manajemen kepemimpinan beserta seluk-beluknya dewasa ini begitu sering dibicarakan, baik di kalangan akademisi maupun praktisi bisnis dan tidak terkecuali di kalangan birokrasi. Kebutuhan akan konsep manajemen kepemimpinan yang baik dan representative  menjadi begitu penting jika dilihat carut-marutnya berbagai persoalan yang terjadi dewasa ini. Suatu organisasi menginginkan perubahan  namun perubahan itu sering terjadi dengan mengesampingkan nilai-nilai yang ada, artinya keputusan perubahan yang didorong di organisasi tersebut berlangsung secara tidak seimbang dan itu salah satunya disebabkan oleh  lemahnya  konsep manajemen kepemimpinan yang dimiliki oleh pemimpin tersebut khususnya manajemen kepemimpinan. Dalam bab ini kita akan membahas tentang manajemen kepemimpinan dari berbagai sudut pandang.

1.      Definisi Manajemen Kepemimpinan

Manajemen kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara komprehensif bagaimana seseorang melaksanakan kepemimpinan dengan mempergunakan seluruh sumber  daya yang dimiliki serta  dengan selalu mengedepankan konsep dan aturan yang berlaku dalam ilmu manajemen.

Dengan kata lain jika seseorang menerapkan suatu model manajemen kepemimpinan dengan mengesampingkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam ilmu manajemen maka artinya yang bersangkutan tidak menerapkan manajemen kepemimpinan . Salah satu bagian terpenting dalam ilmu manajemen adalah mempergunakan seni yang dimiliki dengan mengerahkan orang-orang untuk tujuan yang dimaksud.

Penempatan kata senin ini menjadi penting dalam konsep ilmu manajemen karena dengan seni kita bisa memberikan arahan kepada seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan secara tepat. Beberapa pemimpin yang tidak berhasil dalam memimpin karena ia melupakan peran dan fungsi ilmu manajemen secara utuh, dengan kata lain ia menerapkan konsep ilmu manajemen secara setengah.

2.      Konsep The Right Man and The Right Place dalam ilmu Manajemen Kepemimpinan

Dengan memahami ilmu manajemen secara utuh seseorang diharapkan mengerti bagaimana mendudukkan konsep ‘’the right man and the right place’’ secara tepat. Salah satu kesuksesan seorang pemimpin pada saat ia mampu menafsirkan konsep the right man and the right place  secara benar , serta salah satukegagalan seorang pemimpin ketika ia mendudukkan atau menempatkan seseorang bukan dalam konsep the right man and the right place.Penafsiran konsep the right man and the right place  menjadi menarik pada saat seorang pemimpin melakukan terobosan penemu patan-penempatan posisi jabatan seorang karyawan dalam bentuk promosi tidak sesuai dengan katar belakang keilmuannya, misalnya background pendidikan yang dimiliki. Secara otonomi keputusan ini adalah wewenang seorang pemimpin namun dalam konteks ilmu manajemen ini tidak tepat.

Di beberapa organisasi profit dan nonprofit serta lembaga pemerintahan ini sering terjadi. Seorang pemimpin berusaha melihat jauh ke depan, dan pemimpin yang baik adalah yang mampu memahami suatu persoalan sebelum persoalan itu timbul, serta pemimpin yang bijaksana adalah yang mengerti secara dalam tentang capacity dan kompetensi yang dimiliki oleh seorang bawahan secara keseluruhan.

Atas dua sisi secara umum seperti ini telah menyebabkan seseorang yang menduduki posisi sebagai pemimpin berusaha menempatkan setiap keputusan secara tepat dan arif. Kualitas keputusan kepemimpinan akan menjadi lebih baik jika ia memiliki pemahaman manajerial dan manajerial. Dan pemahaman ilmu manajerial seorang pemimpin akan selalu berbeda berdasarkan kepada setiap tingkatannya, serta kepemilikan keterampilan manajerial tersebut juga akan berbeda  penerapannya pada setiap tingkatan manajer dalam organisasi. Ini sebagaimana dikatakan oleh wahyudi 1) bahwa ‘’ keterampilan-keterampilan manajerial diperlukan untuk melaksanakan tugas manajerial secara efektif akan tetapi jenis keterampilan berbeda menurut tingkatan manajer dalam organisasi’’.

Sebenarnya penafsiran konsep the right man and the right place bukan hanya harus dilihat bagaimana menempatkan seorang karyawan sesuai dengan tempat dan kemampuannya, namun juga harus dilihat sebaliknya bagaimana seorang pemimpin menempatkan kepemilikan ilmu yang dimilikinya  sesuai dengan kepemilikan keputusan yang dilakukannya. Misalnya para manajer lini di anggap memiliki kapasitas kemampuan yang tinggi dalam bidang teknikal. Ini terjadi disebabkan para manajer lini memiliki hubungan kuat dengan setiap keputusan yang bersifat teknikal , seperti pemrograman,pengolahan data, penyusunan file dan berbagai aturan dasar lainnya dalam bidang administrasi.

Semakin tinggi posisi manajer seseorang maka semakin sedikit penggunaan ilmu teknikalnya, dan lebih jauh ia semakin bergerak ke penggunaan  ilmu hubungan antar manusia. Pendekatan hubungan ilmu antar manusia inilah  yang telah menempatkan ilmu manajemen kepemimpinan semakin terasa diperlukan, dan kesuksesan seorang pemimpin salah satunya ketika ia mampu mengarahkan orang untuk bekerja sesuai dengan yang diinginkan atau diinstruksikan. Untuk lebih jelas akan hal ini dapat kita lihat pada gambar di bawah ini.

Dari gambar di atas dapat kita pahami bahwa ketika posisi manajerial semakin meningkat maka pemahaman akan ilmu hubungan manusia semakin diperlukan . termasuk ketika posisi seorang manajer berada di posisi manajer puncak maka keperluan ilmu hubungan manusia serta kemampuan konseptual semakin bertambah diperlukan. Ini sebagaimana dikemukakan oleh beberapa mereka yang menekuni ilmu manajemen. Siagian (1992) menyatakan, semakin tinggi kedudukan seseorang dalam jenjang kepemimpinan dalam suatu organisasi, keterampilan teknisnya semakin tidak relevan dan sebaliknya keterampilan hubungan manusia semakin dominan. 3) Lebih lanjut dijelaskan oleh siagian (1992), bahwa pada jenjang manajerial yang lebih tinggi yaitu manajemen madya, kemampuan manusia semakin dominan dibandingkan dengan keterampilan teknis.4)

Atas dasar pemahaman di atas maka seorang pemimpin yang baik adalah selayaknya memahami dengan benar peran dan fungsi ilmu hubungan manusia sebagai bahagian cara ia memimpin . Dengan kata lain beberapa penyelesaian masalah tidak hanya selalu harus diselesaikan dengan pendekatan non hubungan manusia tapi juga dapat diselesaikan secara melalui pendekatan hubungan manusia. Contohnya pada saat para karyawan menuntut kenaikan gaji yang tinggi dalam arti penyesuaian dengan kondisi inflasi yang berlangsung, sementara perusahaan belum mampu menyanggupinya. Maka di sini diperlukan penyesuaian masalah melalui pendekatan hubungan manusia, yaitu dengan cara memberikan penjelasan yang sesungguhnya bagaimana kondisi riel suatu perusahaan dari segi pendekatan keuangan, termasuk kemungkinan memenuhi harapan para karyawan jika kondisi perolehan keuntungan diperoleh maka memungkinkan gaji para karyawan untuk dinaikkan.

Persoalan kenaikan atau penambahan gaji adalah salah saty persoalan yang sensitive, dan itu selalu atau sering dibicarakan. Namun jika sebuah perusahaan atau para top manajer disana belum menyanggupinya maka itu ada beberapa alasan secara umum yang bisa dipahami, yaitu:

a.          Kemungkinan pihak perusahaan melihat perolehan keuntungan yang terlalu sedikit selama beberapa tahun ini. Dalam artian penjualan produk perusahaan dianggap terlalu rendah, sehingga belum mampu dipergunakan dana tersebut untuk memakainya pada penambahan gaji karyawan.

b.         Pihak top manajemen serta para komisaris perusahaan berkeinginan untuk mempergunakan sebagian besar dana dari hasil perolehan keuntungan untuk kebutuhan ekspansi perusahaan, seperti pembukaan kantor cabang (brand office), kantor cabang pembantu (sub brand office), dan kantor kas (cash office).

c.          Keputusan pihak top management dan komisaris dalam bidang mempergunakan sebagian dana dari keuntungan penjualan juga dapat dilakukan dalam bentuk pengkajian dan pengembangan (research and development) dalam bidang inovasi produk. Serta termasuk peningkatan kualitas para karyawan dengan cara membiayai  sejumlah karyawan untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan baik di dalam negeri maupun luar negeri.

d.         Adapun alasan yang paling umum adalah mempergunakan sejumlah dana tersebut untuk membayar utang atau kewajiban-kewajiban yang telah jatuh tempo. Dan jika itu tidak dibayar secara tepat waktu memungkinkan sejumlah asset perusahaan yang selama ini telah diagunankan akan diambil alih oleh pihak perbankan.

Dengan memahami kondisi-kondisi umum yang terjadi di suatu perusahaan pada saat keputusan penambahan atau kenaikan gaji tidak dilakukan membuat seorang karyawan menjadi mengerti apa sebab yang melatar belakangi pihak top management melakukan penundaan keputusan kenaikan gaji. Dengan catatan bahwa seorang karyawan tetaplah harus selalu memiliki pandangan-pandangan kritis dalam memahami  setiap persoalan yang ada di perusahaannya. Seperti bahwa perusahaan tempat ia bekerja memiliki prospek masa depan yang cerah serta menjanjikan dan pihak-pihak yang menjadi pemimpin di perusahaan tersebut  memiliki kredibilitas yang bisa dipercaya, terutama kepemilikan tanggung  jawabnya  dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan. Termasuk bisa menempatkan setiap karyawan sesuai dengan konsep the right man and the right place.

3.   Manajemen Kepemimpinan yang Sistematis

Setiap pemimpin dipilih karena dianggap memiliki visi dan misi yang jelas, dan sebaliknya seseorang sulit untuk menjadi pemimpinjika ia dianggap tidak memiliki visi dan misi yang jelas. Kejelasan visi dan misi mampu member arah bagi berkelanjutan suatu organisasi di masa yang akan datang.

Suatu visi dan misi hanya bisa diwujudkan jika memimpin tersebut melakukannya secara sistematis, artinya suatu visi dan misi  diwujudkan secara tahap demi tahap (step by step). Karena suatu visi hanya bisa diwujudkan oleh pemimpin yang memiliki pemahaman visioner. Kemampuan visioner adalah kemampuan pemimpin untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang realistis, dapat dipercaya, atraktif tentang masa depan  bagi suatu organisasi atau unit organisasional yang terus bertumbuh dan meningkat sampai saat ini, (Robbins,2001).5)

Secara lebih dalam Wahyudi6) mengatakan ‘’… kepemimpinan visioner (visionary leadership) adalah kemampuan pemimpin untuk mencetuskan ide atau gagasan suatu visi selanjutnya melalui dialog yang kritis dengan unsure pimpinan lainnya merumuskan masa depan organisasi yang di cita-citakan yang harus dicapai melalui komitmen semua anggota organisasi melalui proses  sosialisasi, transformasi, implementasi gagasan-gagasan ideal oleh pemimpin organisasi.’’Sebuah transformasi pemikiran yang dimiliki oleh seorang pemimpin hanya bisa dilaksanakan oleh para karyawan jika pemimpin tersebut mempergunakan berbagai teknik kemampuan yang dimilikinya. Seperti memahami konsep ilmu komunikasi,  memahami sisi ideal yang terjadi di organisasi tersebut, termasuk apa yang menjadi harapan para stakeholders. Stakeholders adalah mereka yang dianggap memiliki kepentingan terhadap keberadaan organisasi tersebut. Secara umum ada 16 (enam belas) pihak yang dianggap sebagai stakeholders atau yang berkepentingan terhadap suatu organisasi, yaitu:

a.       Kreditur

b.      Investor

c.       Akuntan Publik

d.      Karyawan Perusahaan

e.       Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan)

f.       Underwriter. Underwriter adalah penjamin emisi bagi setiap perusahaan yang akan menerbitkan sahamnya di pasar modal. Contohnya dimisalkan pada saat PT Abadi Angkasa akan  go public  atau dengan kata lain akan menjual sahamnya kepada public maka PT Bank Oriental menjadi penjamin emisinya bahwa PT Abadi Angkasa layak untuk go public.

g.      Konsumen

h.      Pemasok

i.        Lembaga Nilai

j.        Asosiasi Perdagangan

k.      Pengadilan

l.        Akademis dan Peneliti

m.    Pemda

n.      Pemerintah Pusat

o.      Pemerintah Asing

p.      Organisasi Internasional

Peters dan Austin (1986) mengatakan setiap institusi memerlukan pemimpin yang memiliki visi dan misi, dekat dengan pelanggan, memiliki gagasan inovatif yang luas, familiar, dan mempunyai semangat kerja yang tinggi (sallis, 1992).8) Pendapat dari peters dan Austin di atas sangat tepat diterapkan pada organisasi yang bersifat profit oriented. Sebuah gagasan yang inovatif artinya suatu pemikiran dari top management yang dianggap memiliki terobosan berpikir dengan tujuan mampu mempengaruhi peningkatan penjualan perusahaan di masa yang akan datang. Gagasan yang bersifat inovatif hanya akan lahir jika itu diikuti dengan kemampuan membangun manajemen kepemimpinan yang professional. Sebagai contoh dalam bisnis pendidikan yang semakin berkembang saat ini serta semua itu berlangsung secara sangat kompetitif maka para pemimpin diharuskan memiliki kepemimpinan pendidikan yang professional. Kepemimpinan pendidikan yang professional menurut Drucker adalah.

a.          Menangani organisasi berdasarkan tujuan

b.         Mengambil risiko yang lebih besar dan untuk waktu yang lebih panjang, sebab ia memutuskan sendiri alternative-alternatif pemecahan masalah beserta pengawasannya,

c.          Dapat membuat keputusan yang strategis,

d.         Dapat membangun teori yang terintegrasi dengan pengalaman,

e.          Dapat mengkomunikasiakan informasi dengan jelas dan cepat,

f.          Dapat melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan dan mengintegrasikan fungsi-fungsinya, dan

g.         Dapat menghubungkan hasil kerjanya dengan organisasi dan lingkungan serta menemukan hal-hal yang berarti sebagai bahan pengambilan keputusan dan tindakan (Pidarta,1988:249).9)

Harus diingat perubahan tidak terjadi pada saat ini tapi perubahan bisa terjadi di masa yang akan datang jika terobosan dan gagasan pemikiran yang bersifat inovatif dilakukan pada saat ini. Artinya keputusan saat ini menentukan dan menimbulkan pengaruh pada masa yang akan datang . seorang pemimpin dilihat  pada kemampuannya membuat keputusan yang akan berpengaruh pada pembentukan keputusan di masa yang akan datang. Artinya keputusan yang dibuat pada masa yang akan datang dipengaruhi oleh keputusan-keputusan pada saat ini. Dan kepemilikan misi yang dibuat memegang peran penting dalam mendorong terwujudnya visi yang diharapkan.

Dalam konsep teori X dan Y yang dikemukakan oleh Douglas McGregor dikemukakan bahwa mereka yang berkarakteristik Y cenderung bertindak dan bersikap sangat sistematis, artinya mereka yang berkarakteristik Y memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin dengan kemampuan kepemimpinan yang sistematis Douglas McGregor (1906-1964) merupakan seorang yang sejak tahun 1954 adalah professor dalam bidang manajemen di Massachusetts Institute of Technology.10)


 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Fahmi , Irham, 2013. Manajemen Kepemimpinan. Bandung : Alfabeta.

Thoha, Miftah, 2013. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta : PT Raja Grafindo.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama