Salam
BErbagi (SABEGI), Perhelatan akbar olahraga antarnegara di kawasan Asia,
Asian Games 2018, akan segera digelar di Indonesia. Pesta olahraga terbesar
di Asia tersebut akan dilaksanakan tanggal 18 Agustus-2 September 2018 di
tiga provinsi, yaitu DKI Jakarta, Sumatera Selatan dan Jawa Barat. Pemerintah
melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus memacu pembangunan
sarana dan prasarana cabang olahraga beserta infrastruktur pendukung
kegiatan.
Dalam rapat koordinasi persiapan Asian Games 2018 yang
digelar di Kantor INASGOC, Selasa (18/7) pekan lalu, Ketua Dewan Pengarah Asian
Games 2018, Jusuf Kalla tetap optimistis atas kesiapan Indonesia
menyelenggarakan pesta olahraga tersebut.
"Setelah mendengar laporan dan juga melihat langsung
kesiapan, saya optimistis sarana pertandingan dan pendukungnya di Jakarta,
Palembang, dan Jawa Barat bisa selesai tepat waktu sehingga penyelenggaraan
bisa berjalan sesuai dengan jadwal dan aturan yang berlaku,"
ujarnya.
Sejak ditunjuk sebagai tuan rumah oleh Komite Olimpiade Asia
pada September 2014, pemerintah sangat serius mempersiapkan pelaksanaan Asian
Games 2018. Hal ini mengingat manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan
Asian Games 2018 tidak hanya sebatas di bidang pembinaan olahraga nasional,
tetapi juga dari sisi pembangunan infrastruktur, pariwisata, dan perekonomian
secara lebih luas.
"Saya ingin agar momentum Asian Games 2018 ini
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk kepentingan bangsa," ungkap
Presiden Joko Widodo pada rapat terbatas Asian Games 2018 April lalu.
"Jangan berpikir bahwa itu semua dibangun hanya untuk Asian Games semata.
Kita membangun infrastruktur itu juga untuk kepentingan kemajuan bangsa kita di
masa depan,” tambahnya.
Berkaca dari pengalaman negara lain yang pernah menjadi tuan
rumah Asian Games, keuntungan yang didapat memang tidak kecil. Thailand, misalnya,
meraup surplus Rp 300 miliar setelah penyelenggaraan Asian Games XIII di
Bangkok. Sementara Korea Selatan berhasil mengantongi surplus Rp.670 miliar
pasca-Asean Games XIV di Busan. Nilai ini belum ditambah dengan keuntungan lain
seperti pertumbuhan pariwisata dan pemanfaatan infrastruktur.
Kita dapat pula menengok sejumlah bangunan ikonik yang
disiapkan untuk penyelenggaraan Asian Games IV tahun 1962 yang hingga saat ini
dapat terus dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Selain Kompleks Olahraga dan
Stadion Senayan (sekarang Gelora Bung Karno), Indonesia juga saat itu membangun
jalan baru yang saat ini dikenal Jalan Thamrin, Jalan Gatot Subroto, dan
Jembatan Semanggi. Selain itu, Patung Selamat Datang (Bundaran HI) dan Hotel
Indonesia (sekarang Hotel Kempinski) juga menyambut para duta olahraga dari
berbagai negara. Bahkan TVRI mengudara untuk pertama kalinya untuk meliput
kegiatan Asian Games saat itu. Pembangunan dan renovasi yang dilakukan
untuk Asian Games 2018 sekarang pun dimaksudkan agar dapat dirasakan manfaatnya
untuk jangka panjang serta menunjang kemajuan Indonesia pada umumnya.
Saat ini di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan terdapat
14 venue yang
tengah dibangun/direnovasi, dengan 7 paket pekerjaan yang mencakup Stadion
Utama (AG 1), Fasilitas Latihan (AG 2), Stadion Renang (AG 3), Lapangan Hoki,
Panahan dan Sepakbola ABC (AG 4), Istora Senayan (AG 5), Stadion Tenis Indoor
dan Outdoor (AG 6), serta Stadion Madya, Gedung Basket, Lapangan Softball dan
Baseball (AG 7). Secara keseluruhan, progres proyek pembangunan/renovasi di GBK
mencapai sekitar 71.3%. Di lokasi yang sama juga dilakukan penataan kawasan
untuk menciptakan kualitas ruang luar bangunan venue yang
lebih baik namun dapat menyatu dengan bangunannya. Sedangkan di Palembang, tepatnya
di Jakabaring Sport City, terdapat dua venue yang tengah dibangun, yaitu venue dayung
dan tembak, yang progresnya saat ini masing-masing sebesar 42% dan 45%.
Kegiatan Penataan Kawasan GBK merupakan upaya menata dan
membangun kembali “kejayaan” kawasan GBK sebagai warisan utama Ruang Terbuka
Hijau dan Kawasan Olahraga Kota Jakarta. Upaya ini dicapai dengan
langkah-langkah untuk mewujudkan peningkatan kualitas fungsi, kualitas visual,
dan kualitas lingkungan komponen-komponen pembentuk Kawasan Gelora Bung Karno.
Upaya peningkatan kualitas fungsi dilaksanakan dalam bentuk menata dan
menciptakan kembali ruang publik untuk kegiatan multi fungsi, meningkatkan
fungsi ruang terbuka hijau yang berada di antara venue-venue olahraga yang
berupa Taman Monumen Hijau, menata kembali jaringan pintu masuk dan keluar
serta jaringan sirkulasi di dalam kawasan, dan membangun ruang-ruang dan
bangunan pendukung kegiatan masyarakat di kawasan seperti foodcourt, food
plaza, toilet, mushola, shelter bus, dan lain-lain.
Upaya meningkatkan kualitas visual diwujudkan dalam bentuk
menciptakan elemen senirupa pada koridor-koridor baru yang lebih bermain secara
visual dan penataan dan pembangunan kembali taman dan lansekap dengan material
yang lebih berwarna. Sementara upaya peningkatan kualitas lingkungan diwujudkan
dalam bentuk menciptakan lingkungan dengan jaringan drainase Zero Run Off
dimana semua air limpasan dialirkan ke dalam Ground Tank dan Kolam Resapan
untuk dimanfaatkan kembali sebagai air cadangan dan penyiraman tanaman,
menciptakan jaringan utilitas kota yang terintegrasi ke dalam jaringan bawah
tanah, dan menciptakan ruang terbuka biru berupa jaringan kolam resapan di
sekeliling Stadion Utama yang terintegrasi dengan poldwer Taman Ria Senayan.
Selain diharapkan mendukung capaian prestasi atlet-atlet
Indonesia, pembangunan dan perbaikan venue-venue tersebut akan meningkatkan kualitas
serta estetika bangunan menjadi representatif dan bertaraf dunia. Pasalnya,
infrastruktur yang dibangun harus mampu memenuhi standar yang ditetapkan induk
cabang olahraga internasional. Lapangan hoki, misalnya, kini tengah menjalani
proses sertifikasi yang dilakukan oleh lembaga sertifikasi internasional yang
ditunjuk oleh Federasi Hoki Internasional (FIH). Venuelain adalah stadion renang, yang spesifikasi
kolamnya disesuaikan dengan standar yang ditetapkan Federasi Renang
Internasional (FINA). Uniknya, karena stadion renang adalah salah satu bangunan
cagar budaya yang ada di kawasan GBK, pemugaran disyaratkan tidak mengubah
wajah asli dari bangunan lama.
Sementara itu, untuk infrastruktur hunian bagi atlet, di
Kemayoran tengah dibangun dua blok rumah susun (rusun) yang akan digunakan
sebagai wisma atlet, terdiri dari 3 tower di Blok C2 dan 7 tower di Blok D10. Kesepuluh
tower ini dapat menampung hingga 22.278 orang. Bangunan ini juga akan
dilengkapi berbagai fasilitas pendukung, seperti sambungan listrik, saluran air
bersih, serta meubelair. Progres pembangunan tower rusun ini telah mencapai
94%. Di samping itu, dilakukan pula penataan kawasan di blok D10.
Pembangunan rusun juga dilakukan di Palembang, yaitu sebanyak
dua rusun yang saat ini telah rampung dan akan melengkapi tiga tower yang telah
dibangun pada tahun 2015. Masing-masing tower setinggi lima lantai dan
terdiri dari 66 unit tipe 36. Setelah penyelenggaraan Asian Games 2018, baik
tower rusun di Kemayoran maupun Jakabaring akan diperuntukkan sebagai rumah
susun sewa (Rusunawa) bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Dalam melaksanakan proyek-proyek di atas, Kementerian PUPR
senantiasa memperhatikan aspek kekuatan, kerapihan, kenyamanan, serta
keselamatan bangunan. Menteri PUPR beberapa kali mengecek langsung pelaksanaan
pekerjaan baik di Jakarta maupun Palembang. Kementerian PUPR juga menggandeng
Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) untuk memberikan pendampingan teknik pembangunan venue dan
penataan kawasan di GBK dan Kemayoran. Infrastruktur Asian Games ditargetkan
dapar rampung seluruhnya akhir tahun ini dan akan diujicoba pemanfaatannya
melalui test event di
awal tahun 2018.
(Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR dan Tim Komunikasi
Pemerintah Kemkominfo)
Sumber : https://www.kominfo.go.id
Posting Komentar