MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI

MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS
“SISTEM EKONOMI INDONESIA”
SEMESTER 3



PROGRAM STUDY
ILMU ADMINISTRASI BISNIS S1

DOSEN PENGASUH :
SYAH AMIN ALBADRI, S.AB, M.A

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 1
ERIK TOFANI
DILA AYU SETIANINGSIH
FEBY REZA PITRI
IGO PRANATA
SUKMA DEWI ANGGRAINI
SYAM’ID RIYADI

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)
YAYASAN SETIH SETIA MUARA BUNGO

2017


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan bimbingan-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Makalah dengan judul “Tahapan Pertumbuhan-Perkembangan Sistem Ekonomi Indonesia” disusun sebagai tugas dari pada mata kuliah sistem ekonomi Indonesia.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan pada penulisan ini.









Muara Bungo , 1 oktober  2017


Penulis











Daftar
 Isi

Cover
Kata pengantar....................................................................................................... i
Daftar isi................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan................................................................................................ 1
1.1.Latar belakang................................................................................................... 1
1.2.Rumusan masalah.............................................................................................. 1
1.3.Tujuan penulisan................................................................................................ 1
Bab II Pembahasan............................................................................................... 2
2.1.Pengertian pertumbuhan ekonomi..................................................................... 2
2.2.Teori pertumbuhan ekonomi.............................................................................. 2
2.3.Tahap – tahap pertumbuhan ekonomi................................................................ 4
2.4.Pertumbuhan ekonomi di Indonesia................................................................ 10
2.5.Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi........................... 12
Bab III Penutup................................................................................................... 13
3.1. Saran............................................................................................................... 13
3.2. Kesimpulan..................................................................................................... 13
Daftar putaka



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dilihat dengan ukuran agregat yang biasanya diukur dengan pertumbuhan ekonomi. Meskipun bukan merupakan satu-satunya ukuran untuk menilai pertumbuhan ekonomi output suatu bangsa namun sering digunakan sebagai tolak ukur majunya suatu bangsa. Pendapatan nasional bukan hanya berguna untuk menilai perkembangan ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu, tetapi juga membandingkan dengan negara lain. Selain itu dari pendapatan nasional selanjutnya dapat pula diperoleh turunannya seperti pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita. Beberapa faktor yang memungkinkan perekonomian Indonesia tumbuh pesat sepanjang kurun pembangunan jangka panjang pertama yang lalu, antara lain adalah keberhasilan merehabilitasi sarana dan prasarana pada masa pemulihan 1966-1968, termasuk reformasi dalam bidang perbankan dan penanaman modal. Meskipun sempat terganjal oleh dampak resesi dunia pada awal 1980-an, namun berkat kesigapan pemerintah meluncurkan berbagai kebijakan deregulatif berhasil memulihkan situasi yang didukung oleh kemantapan situasi pangan.
1.2  Rumusan Masalah.
A.    Apa Itu Pertumbuhan Ekonomi!
B.     Apa Saja Teori – Teori Pertumbuhan Ekonomi!
C.     Apa Saja Tahap – Tahap Pertumbuhan Ekonomi!
D.    Bagaimana Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia!
E.     Apa Saja Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia!
1.3  Tujuan Penulisan
A.    Untuk Mengetahui Apa Itu Pertumbuan Ekonomi.
B.     Untuk Mengetahui Teori – Teori Pertumbuhan Ekonomi.
C.     Untuk Menegtahui Tahap – Tahap Pertumbuhan Ekonomi.
D.    Untuk Mengetahui Bagaimana Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia.
E.     Untuk Mengetahui Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekononomi adalh proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu, pertumbuhan ekonomi dapat juga di artikan sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang di wujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional, adanya pertumbuhan ekonomi merupkan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
2.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Pada abad ke 19 banyak ahli ekonomi yang menganalisis dan membahas, serta mengemukakan teori-teori tentang pertumbuhan ekonomi, diantaranya Frederich List, Bruno Hilder Brand, Karl Bucher dan Walt Whitman Rostow.
      ·         Frederich List
Beliau adalah penganut paham Laisser Faire dan berpendapat bahwa sistem ini dapat menjamin alokasi sumber-sumber secara optimal tetapi proteksi terhadap industri-industri tetap diperlukan. Pertumbuhan ekonomi sebenarnya tergantung kepada peranan pemerintah, organisasi swasta, dan kebudayaan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi hanya terjadi apabila dalam masyarakat terdapat kebebasan dalam organisasi politik dan kebebasan perseorangan. Menurutnya negara-negara yang   paling sedanglah yang paling cocok untuk industri, sebab pendapatan penduduk yang sedang merupakan pasara yang cukup, disamping sektor pertanian yang sudah efisien. Pendekatan frederich dalam menentukan tahap -  tahap perkembangan ekonomi berdasarkan pada “cara produksinya”. Pertumbuhan ekonomi menurut frederich list beberapa tahap antara lain :
1.      Masa berburu/mengembara
2.      Masa bertani dan kerajinan
3.      Masa kerajinan, industri, dan perdagangan  
    
 ·         Bruno Hilder Brand
Beliau adalah pengkritik Frederich List, mereka mengatakan bahawa perkembangan ekonomi bukan berasal dari sifat-sifat produksi atau konsumsinya, tetapi lebih ditekankan pada metode distribusi yang digunakan. Ia mengemukakan 3 sistem distribusi, yaitu:
1.      Natural atau perekonomian barter
2.      Perekonomian uang
3.      Perekonomian kredit
Sayangnya Bruno Hilder Brand tidak mengemukakan bagaimana fase-fase tersebut berkembang menuju fase berikutnya.
      ·       Karl Bucher
Menurutnya pertumbuhan ekonomi masyarakat di lihat dari hubungannya antara produsen dan konsumen dalam mendistribusikan hasil produksinya sampai ketangan konsumen. Karl bucher membagi peryumbuhan ekonomi ke dalam 4 keompok :
1.      Rumah tangga tertutup
2.      Runah tangga kota
3.      Rumah tangga bangsa
4.      Rumah tangga dunia
·         Walt Whitman Rostow
Tahapan Pertumbuhan Ekonomi Menurut W.W. RostowW. W. Rostow dalam bukunya “The Stages of Economic Growth” mengemukakan bahwa proses pertumbuhan ekonomi dapat dibedakan dalam lima tahap dan setiap negara di dunia dapat digolongkan ke dalam salah satu tahap dari lima tahap pertumbuhan ekonomi tersebut yang sesuai dengan ciri-ciri perubahan keadaan ekonomi, politik dan sosial serta transportasi suatu masyarakat tradisional menjadi suatu masyarakat modern, tahap-tahap itu adalah:






2.3. Tahap – Tahap Pertumbuhan Ekonomi
1. Masyarakat Tradisonal (The Traditional Society)
Tahap tradisional adalah suatu masyarakat yang strukturnya berkembang didalam fungsi produksi yang terbatas, dalam artian masyarakat masih menggunakan cara-cara produksi yang relatif masih primitif dan cara hidup masyarakat yang masih dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dicetuskan oleh pemikir yang tidak rasional, tetapi oleh kebiasaan yang dilakukan scara terus menerus.
Tahap masyarakat tradisional (the traditional society), dengan karakteristiknya:
  • Pertanian padat tenaga kerja;
  • Belum mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi (era Newton);
  • Ekonomi mata pencaharian;
  • Hasil-hasil tidak disimpan atau diperdagangkan; dan
  • Adanya sistem barter.
Menurut rostow dalam masyarakat tradisional ini produksi perkapita masih sangat terbatas dan sumber daya produksi utama adalah sektor pertanian, sehingga sangat kecil kemungkinan untuk mengadakan mobilitas vertikal dikarenakan kedudukan masayarakat tidak akan jauh berbeda dengan kedudukan ayahnya dan sistem mobilitasnya umumnya berdasarkan sistem warisan (pemeberian).
Dalam segi politik masayarakat tradisional umunya tuan tanahlah yang memiliki otoritas tertinggi hal itu tidak lain karena pemilik tanah merupakan stratifikasi tertinggi dalam masayarakat tradisonal. Kalau dilihat sistem ilmu pengetahuan dalam masyarakat ini cenderung menyelsaikan persoalan dengan cara-car yang kurang rasional dan masih menggunakan cara berpikir budayawi dari tadisi turun temuurun.


2. Prasyarat untuk Lepas Landas (The Procondition for Take Off)
Tahap prasyarat lepas landas ini adalah masa transisi dimana ketika suatu masyarakat telah mempersiapkan dirinya, atau dipersiapkan dari luar untuk mencpai pertumbuhan yang mempunyai kekuatan untu terus berkembang. Tahap prasyarat lepas landas ini dibagi menjadi dua tipe oleh Rostow:
·         Yang pertama adalah tahap yang dilakukan dengan mengubah masyarakat tradisional yang telah ada, sedangkan yang kedua adalah brown free yaitu Amerika, Kanada, Australia, Selandia baru,
·         Yang ke dua  mereka tidak perlu merubah sistem tradisional dikarenakan masyarakat itu terdiri dari imigran-imigran yang diperlukan sebagai tahap masa prasyarat lepas landas.
Tahap pembentukan prasyarat tinggal landas (the preconditions for takeoff),
yang ditandai dengan:
1.) Berkurangnya Sikap Mental Tradisional
Pada tahap ini sikap mental tradisional secara perlahan-lahan mulai berkurang. Proses ini biasanya diawlai dengan munculnya kelompok elit baru yang mempunyai gagasan bahwa modernisasi ekonomi adalah sesuatu yang mungkin dan bahkan sangat didambakan. Kemajuan ekonomi merupakan syarat penting untuk mencapai tujuan lain yang dianggap terbaik, misalnya kebanggaan nasional, keuntungan pribadi, kesejahteraan umum, atau kehidupan yang lebih baik bagi anak cucu. Kelompok elit baru ini mau bekerja keras, meningkatkan tabungan dan mengambil resiko dalam mengejar keuntungan modernisasi.
Sebagian anggota masyarakat sudah mulai berpikir rasional menyusul semakin meluasnya pendidikan, sekurang-kurangnya bagi beberapa orang tertentu. Perkembangan sektor pendidikan ini adalah untuk memenuhi berbagai kebutuhan dalam kehidupan modern.
2.) Peningkatan Saving dan Investasi
Pada periode ini bank-bank dan lembaga-lembaga keuangan bermunculan seiring dengan meningkatnya saving dan investasi secara teratur dan mendasar hingga melampaui laju pertumbuhan penduduk.
Pertumbuhan sektor perbankan/ lembaga keuangan, saving, investasi dan pendapatan masyarakat saling menunjang. Perkembangan sektor perbankan/ lembaga keuangan, memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk menabung dan memperoleh dana yang diperlukan untuk invetasi sehingga memacu peningkatan saving, investasi dan pendapatan masyarakat..
Rostow menyarankan supaya investasi pemerintah diarahkan kepada perluasan Social overhead capital (prasarana produksi) terutama untuk membangun jaringan transportasi. Pengembangan jaringan transportasi ini sangat besar peranannya dalam memperluas pasar, menggarap sumber daya alam secara lebih produktif, dan untuk memungkinkan negara memerintah secara lebih efektif. Kebijaksanaan ini juga membantu terwujudnya stabilitas politik dan integrasi nasional, yang merupakan prasyarat pula bagi pertumbuhan ekonomi selanjutnya.
3) Pengenalan Teknologi Maju
Berkurangnya sikap mental tradisional, kemudian dalam bidang pendidikan serta peningkatan saving dan investasi merangsang berkembangnya usaha-usaha untuk memperbaiki serta memperkembangkan lebih lanjut alat-alat dan metode produksi. Penyebaran teknologi maju ini diiringi oleh berbagai rupa kegiatan pelatihan atau training untuk menggunakannya. Akibatnya, bermunculanlah berbagai rupa lembaga-lembaga pendidikan nonformal/ kursus-kursus keterampilan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Adapun tujuannya adalah untuk mengenalkan teknologi baru kepada para pekerja melalui paket kegiatan pelatihan dan penataran. Dengan demikian lembaga-lembaga pendidikan nonformal ini merupakan pelopor penyebaran teknologi maju ke dalam masyarakat.
4.) Berkembangnya Semangat Kebangsaan
Semangat kebangsaan yang biasanya muncul sebagai reaksi terhadap intervensi dan dominasi asing, berfungsi sebagai kekuatan potensial dalam melahirkan masa transisi tersebut.
Di Indonesia yang sejak awal abad 17 mulai dijajah oleh Belanda, pada abad ke 19 mulai muncul berbagai gerakan kebangsaan untuk menentang kekuasaan Belanda. Pada awal abad 20 gerakan kemerdekaan tersebut semakin terorganisir dan terarah dan semakin intensif masa penjajahan Jepang (1942-1945) berakhir. Cita-cita perjuangan kemerdekaan itu kemudian dirumuskan sedemikian rupa dengan tujuan akhirnya adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.
3. Lepas Landas (The Take Off)
Tahap ini merupakan tahap interval dimana tahap masyarakat tradisional dan tahap prasyarat untuk lepas landas telah dilewati. Pada periode ini beberapa penghalang petumbuhan dihilangkan dan kekuatan-kekuatan yang menimbulkan kemajuan ekonomi diperluas dan dikembangkan serta mendominasi masyarakat sehingga menyebabkan efektivitas investasi dan meningkatnya tabungan masyarakat
Menurut Rostow waktu yang diperlukan dalam periode ini berkisar antara 20 sampai dengan 30 tahun. Untuk take off suatu negara harus memenuhi tiga syarat (karakteristik) berikut.
(a)    Investasi netto meningkat sekitar dua kali lipa hingga menjadi di atas 10 persen dari  pendapatan nasional
Untuk take off suatu perekonomian memerlukan tingkat investasi yang relatif tinggi yaitu minimal 10,5 persen dari pendapatan bersih nasional (Net National Income =  NNI). Laju pertumbuhan investasi yang tinggi ini memungkinkan laju pertumbuhan pendapatan nasional melampaui laju pertumbuhan penduduk sehingga pendapatan per kapita masyarakat akan meningkat.

(b)   Berkembangnya satu atau beberapa sektor (industri) manufaktur penting dengan laju pertumbuhan yang tinggi
Pertama, sektor pertumbuhan utama (leading growth sector) yaitu kegiatan perekonomian yang menciptakan pertumbuhan yang pesat dan dapat berekspansi ke berbagai sektor lain dalam perekonomian itu. Pertumbuhan yang pesat ini dimungkinkan oleh adanya inovasi.Leading growth sector ini di berbagai negara berbeda-beda. Di Inggris, misalnya tekstil, katun, sementara di Amerika Serikat, Perancis, Rusia, Jerman dan Kanada adalah jaringan jalan kereta api. Di Swedia industri perkayuan dan di Jepang industri sutra. Di Indonesia minyak dan gas bumi.
Kedua, sektor pertumbuhan suplementer (supplementary growth sector), yaitu sektor yang berkembang pesat sebagai akibat langsung dari pertumbuhan sektor primer. Misalnya pembangunan sistem perkereta-apian (sektor primer) merangsang perluasan industri di bidang besi, batu bara dan baja. Dalam kasus ini industri besi, batu bara dan baja adalah sektor suplementer.
Ketiga, sektor pertumbuhan turunan atau terkait (derivativegrowth sector), yaitu sektor yang berkembang seirama dengan kenaikan pendapatan, penduduk dan produksi sektor industri atau beberapa variabel lain yang secara keseluruhan meningkat agak cepat. Misalnya industri makanan dan perumahan yang erat kaitannya dengan penduduk.

(c)   Hadirnya secara cepat suatu kerangka politik, sosial dan organisasi yang menampung hasrat ekspansi di sektor modern dan menumbuhkan daya dorong kepada pertumbuhan
      Persyaratan take off yang terakhir adalah hadir atau munculnya kerangka budaya yang mendorong perluasan sektor modern. Syarat penting untuk itu adalah kemampuan perekonomian untuk meningkatkan tabungan dari pendapatan yang semakin meningkat.Hal ini diperlukan untuk meningkatkan permintaan efektif terhadap barang-barang manufaktur, dan kemampuan untuk menciptakan manfaat eksternal melalui ekspansi leading growth sector Menurut Rostow untuktake off suatu masyarakat memerlukan seperangkat prasyarat besar-besaran, sampai ke jantung ekonomi, politik dan tatanan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
Dalam tahap ini, orang-orang yang ingin mempermodernkan perekonomian (kelompok elit) biasanya meraih kemajuan yang pesat dan nyata dalam bidang sosial, ekonomi dan budaya dibandingkan dengan kelompok tradisional.Secara keseluruhan, kelompok elit ini mendorong masyarakat untuk menyebarluaskan rahasia teknologi modern ke luar sektor yang telah dipermodernkan selama masa take-off tersebut.
4. Gerakan Kearah Kedewasaan (The Drive to Maturity)
Pada masa ini masyarakat masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi modern pada sebagian faktor produksi dan kekayaan alamnya.Periode ini memerlukan waktu sekitar 40 atau 50 tahun. Karakteristik periode ini adalah sebagai berikut:
Kematangan Teknologi
Penggunaaan ataupun pemaikan teknologi sudah menyebar di berbagai penjuru, dan terknologi sangat berpengaruh dalam berbagai kegiatan.
Perubahan Struktur dan Keahlian Tenaga Kerja
Kemajuan teknologi menimbulkan perubahan yang berarti terhadap struktur ekonomi dan keahlian tenaga kerja. Peranan sektor industri meningkat, sementara peranan sektor pertanian berkurang. Tenaga kerja berubah menjadi terdidik. Kemajuan dalam bidang pendidikan ini selanjutnya menyebabkan upah nyata pekerja meningkat dan mereka mengorganisasikan diri untuk mendapatkan jaminan sosial dan ekonomi lebih besar.
Manajemen Usaha
Kepemimpinan dalam dunia usaha (perusahaan) mengalami perubahan, dimana peranan manajer semakin penting dan terpisah-pisah dari pemilik (the owner).Perubahan ini mendorong lahirnya para manajer profesional yang mempunyai kedudukan yang semakin penting.Watak para pengusaha (manajer) berubah dari pekerja keras dan kasar menjadi manajer yang halus dan sopan.

Kejenuhan Masyarakat
Adanya gejala kebosanan masyarakat terhadap kemajuan yang diciptakan oleh industrialisasi, dan mulai ada kritik-kritik terhadap industrialisasi tersebut. Ada kecenderungan bahwa masyarakat selalu menginginkan sesuatu yang lebih baru, mendorong terjadinya perubahan lebih lanjut.
5. Tahap Konsumsi Tinggi (The Age of High Massconsumption)
Pada tahap ini perhatian masyarakat telah lebih menekankan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat bukan lagi kepada masalah produksi. Karakteristiknya sebagai berikut :
  • Proporsi ketenagakerjaan yang tinggi di bidang jasa;
  • Meluasnya konsumsi atas barang-barang yang tahan lama dan jasa;
  • Peningkatan atas belanja jasa-jasa kemakmuran
Dalam tahap ini terdapat tiga tujuan utama masyarakat yang diperebutkan dalam memperoleh sumberdaya yang tersedia dan dukungan politik, yaitu:
·         Memperbesar kekuasaan dan pengaruh negara keluar negari dan kecenderungan ini berwujud penakhlukan negara lain.
·         Menciptakan welfare state, yaitu kemakmuran yang lebih merata bagi penduduk dengan cara melakukan pemerataan pendapatan.
·         Mempertinggi tingkat konsumsi masayarakat diatas konsumsi keperluan utama yang sederhana seperti, makanan, pakaian, perumahan menjadi barang tahan lama dan mewah.
2.4. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Indonesia telah memperoleh banyak pengalaman politik dan ekonomi sejak kemerdekaan sampai sekarang, peralihan dari masa orde lama ke orde baru ini memberikan iklim politik yang dinamis, apalagi ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi yang berkepanjangan, berikut merupakan penjelasannya

1.      Masa Orde Lama (1945 – 1966)
Pada masa ini perekonomian berkembang kurang menggembirakan, sebagai dampak ketidakstabilan kehidupan politik dan seringnya pergantian kabinet. Pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan yang sangat drastis sebesar 5%, dari 6,9% hingga 1,9%, sementara itu defisit anggaran belanja pemerintah terus meningkat dari tahun ke tahun dalam membiayai pencetakan uang baru, sehingga tingkat harga terus membumbung dan mencapai puncaknya pada tahun 1966.
      Perilaku kenaikan harga secara agresif sudah terlihat dari tahun 1955, ketika itu laju inflasi naik 33% dan terus meningkat bahkan pada akhir kekuasaan orde lama laju inflasi mencapai 650%
2.      Masa Orde Baru (1966 - 1997)
Pada masa peralihan orde lama ke orde baru, ditandai dengan kondisi perekonomian yang tidak menentu, antara lain:
ü  Ketidakmampuan pemerintah untuk memenuhi kewajiban utang luar negeri kurang lebih sebesar US $ 2 miliar
ü  Penerimaan devisa ekspor hanya setengah dari pegeluaran untuk impor barang dan jasa
ü  Ketidakmampuan pemerintah mengendalikan anggaran belanja dan memungut pajak
ü  Percepatan laju inflasi mencapai 30 – 40 % perbulan
ü  Buruknya kondisi prasarana perekonomian serta penurunan kapasitas produksi sektor industri dan ekspor
Menghadapi keadaan perekonomian yang demikian pemerintah menetapkan beberapa langkah prioritas kebijakan ekonomi yaitu:
(1) memerangi inflasi,
(2) mencukupkan stok cadangan bahan pangan,
(3) merehabilitasi prasarana perekonomian,
(4) meningkatkan ekspor,
(5) menciptakan dan menyediakan lapangan kerja,
(6) mengundang kembali investor asing.
            Pelaksanaan pembangunan senantiasa diarahkan pada pencapaian tiga sasaran pembangunan yang dikenal dengan sebutan “Trilogi Pembangunan” yang meliputi stabilitas perekonomian, pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil-hasil pembangunan. Awalnya tindakan ini berhasil, hal ini ditandai dengan pencanangan era pembangunan ekonomi tinggal landas dimana sektor pertanian  yang semula memberikan sumbangan terbesar terhadap PDB digantikan oleh sektor idustri pengolahan. Sayangnya industri ini malah lebih banyak bergerak pada substitusi impor sehingga bahan baku penolong dipasok ke negara lain dan pengolahan industri ini dianggap menjadi penghambur devisa padahal semula diandalkan sebagai penghasil devisa.
        Hal ini mengakibatkan kemerosotan ekonomi dimana adanya ketergantungan yang sangat tinggi terhadap input import sehingga terjadilah defisit transaksi terhadap neraca berjalan. Selain itu industri substitusi impor ini telah membawa perekonomian Indonesia menjadi rentan terhadap perubahan kurs mata uang dan tingkat suku bunga uang luar negeri. Apa yang terjadi pada tahap ini adalah sama dengan tahap ktiga dari Rostow yaitu tahap lepas landas namun kita terpeleset dan perekonomian kita terpuruk karena ternyata dasar fundamental ekonomi makro kita tidak kuat.

3.      Masa Reformasi (1998 - Sekarang)
Pada masa reformasi ini perekonomian Indonesia ditandai denga krisis  moneter yang berlanjut menadi krisis ekonomi yang sampai saat ini belim menunjukan tanda-tanda ke arah pemulihan. Walaupun ada pertumbuhan ekonomi, namun laju inflasi masih cukup tinggi, sehingga dikatakan negatif karena sama sekali tidak mengalami pertumbuhan malah semakin menurun.
Tahun 1999 laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia diperkirakan telah menjadi positif hal ini ditunjukan berdasarkan perhitungan PDB dan juga perkapita income dan dollar. Jadi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi harus ada koordinasi dan pendekatan konsentrasi antar institusi pemerintah

C.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari permasalahn kesenjangan dalam pengelolaan perekonomian, dimana para pemilik modal besar selalu mendapatkan kesemptan yang lebih luas dibandingkan dengan para pengusaha kecil dan menengah yang serba kekurangan modal. Disamping itu akses untuk mendapatkan bantuan modal ke perbankan juga lebih memihak kepada para pengusaha besar dibandingkan dengan pengusaha ekonomi lemah.
Disamping itu pertumbuhan ekonomi dan perdagangan internasional juga memberikan dampak yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. ketidakpastian perekonomian dan perdagangan dunia yang semakn meningkat meyebabkan kemungkinan-kemungkinan pertumbuhan ekonomi yang kurang menggembirakan bagi bangsa Indonesia. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara umum adalah:
ü  Faktor produksi, yaitu harus mampu memanfaatkan tenaga kerja yang ada, dan penggunaan bahan baku industri dalam negeri semakin mahal
ü  Faktor investasi, yaitu dengan membuat kebijakan investasi yang tidak rumit dan berpihak pada dasar
ü  Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran, harus surplus sehinga mampu meningkatkan cadangan devisa dan menstabilakan nilai rupiah
ü  Faktor kebijakan moneter dan inflasi, yaitu kebijakan terhadap nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga ini juga harus antisipatif dan dapat diterima pasar

ü  Faktor keuangan negara, yaitu berupa kebijakan fiskal yang konstruktif dan mampu membiayai pengeluaran pemerintah (tidak defisit).







BAB III
PENUTUP


3.1.Kesimpulan
      Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil.
Banyak para ahli yang mengemukakan tentang teori dan model pertumbuhan ekonomi seperti teori inovasi Schum Peter, model pertumbuhan ekonomi Harrot-Domar, model Input-Output Leontief model pertumbuhan Lewis, dan model pertumbuhan ekonomi Rostow. Indonesia juga telah memperoleh banyak pengalaman politik dan ekonomi sejak kemerdekaan sampai sekarang, peralihan dari masa orde lama ke orde baru telah  memberikan iklim politik yang dinamis sehingga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Indonesia.

3.2.Saran
      Dalam pertumbuhan ekonomi peran pemerintah sangat penting untuk mendukung menciptakan suasana yang kondusif sehingga laju ekonomi dapat dicapai dengan baik. Apabila suasana kondusif dalam suatu negara sudah tercipta maka minat para investor untuk menanamkan modalnya akan meningkat, persaingan perdagangan bagus dan masyarakat akan merasa aman dalam melakukan aktifitas sehari-harinya


Daftar Pustaka
Deliarnov. Perkembangan Pemikiran Ekonomi (Edisi Revisi). Jakarta: PT Grafindo Persada,
2009. h.128-129.
Bisnis Nasional dan Internasional.Ghalia Indonesia.Jakarta. hh. 130-131.
Lihat Adrimas (1990) Ekonomi Pembangunan. PAU- Studi Ekonomi UGM. Yogyakarta.
http://fikhbosua.blogspot.co.id/2011/10/makalah-pertumbuhan-ekonomi.html
W.W. Rostow, “The Take-Off Into Self- Sustainage Growth”, Economic Jurnal, Maret 1956. Rostow, The Stages of Economic Growth, hlm. 18-19
https://protuslanx.wordpress.com/2010/10/23/teori-tahap-tahap-pertumbuhan-walt-whitman-rostow/












Post a Comment

Lebih baru Lebih lama