KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga dengan keridaan-Nya pula dan kerja
keras penulis makalah tentang ASAS-ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, penulis
mengharapkan kita dapat ikut adil dalam memanfaatkan ilmu yang ada. Karena
kebanyakan dari kita ada yang menganggap sepele mengenai asas-asas bimbingan
konseling.
Penulis tetap menerima apa bila ada
kritik dan saran dari para pembaca guna penyempurnaan makalah ini. Penulis
sadar bahwa penulis hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.
Semoga makalah ini dapat digunakan
dan memberi manfaat bagi kita semuademi menambah pengetahuan kita.
Jambi,15oktober 2016
Penulis,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................
i
Daftar
Isi..............................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN....................................................................
iii
Latar
Belakang......................................................................
iv
a.Rumusan
masalah..............................................................
b.Tujuan penulisan................................................................
c.Manfaat
penulisan.............................................................
BAB II
PEMBAHASAN.......................................................................
1
1.1 Pengertian Asas Bimbingan dan
Konseling....................... 2
2.2 Asas-asas Bimbingan dan
Konseling................................. 3
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan............................................................................
4
Saran.....................................................................................
5
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling
merupakan pekerjaan pelayanan yang professional, yang menguraikan pemahaman, penanganan
dan penyikapan tentang keadaan seseorang yang meliputi unsur kognisi, afeksi,
dan psikomotori.Pekerjaan ini sangat penting sekali dalam dunia pendidikan,
agar tercipta keserasian atau keharmonisan antara guru dengan siswa. Hal ini
sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 Ayat 1 dan 6 :Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidik
adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain
yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.
Keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan
konseling sangat ditentukan oleh kaidah-kaidah yang berlaku atau dalam kata
lain disebut “asas”. Asas-asas bimbingan dan konseling adalah merupakan rukun
yang harus dipegang teguh dan dikuasai oleh seorang guru pembimbing/ konselor
dalam menjalankan pelayanan atau kegiatan
bimbingan dan konseling. Asas-asas tersebut adalah sebagai jiwa
dan nafas dari seluruh kehidupan layanan bimbingan dan konseling. Apabila
asas-asas ini tidak dijalankan dengan baik, maka penyelenggaraan
bimbingan dan konseling akan berjalan tersendat-sendat atau bahkan terhenti
sama sekali.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan asas bimbingan dan konseling?
2. Apa saja asas-asas dalam pelayanan bimbingan dan konseling?
3. Bagaimana Deskripsi asas-asas bimbingan dan konseling tersebut?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian asas bimbingan dan konseling
2. Untuk mengetahui asas-asas dalam pelayanan bimbingan dan konseling
3. Untuk dapat memahami asas-asas bimbingan dan konseling
D.
Manfaat
Dari uraian tujuan di atas
maka dapat diketahui manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan tentang pengertian asas
bimbingan dan konseling.
2. Meningkatkan kualitas peserta didik dalam mengembangan potensi yang ada
dalam dirinya.
3. Sebagai refrensi dalam berdiskusi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Asas Bimbingan
dan Konseling
Dalam kamus besar bahasa Indonesia asas berarti “Dasar”. Tetapi asas
dalam pengertian disini adalah bukan dasar tetapi “Rukun”.Jadi asas
bimbingan dan konseling berarti “Rukun yang harus dipegang teguh dan dikuasai oleh seorang guru pembimbing atau
konselor dalam menjalankan pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling.Setiap
kegiatan kadang-kadang ada asas yang dijadikan pegangan dalam melaksanakan
kegiatan tersebut.Demikian pula dalam layanan/ kegiatan bimbingan dan
konseling, ada asas yang dijadikan pegangan dalam menjalankan kegiatan
itu.Menurut Prayitno ada dua belas
asas yang harus menjadi dasar pertimbangan dalam kegiatan pelayanan bimbingan
dan koseling.
B.
Asas – Asas Bimbingan
Konseling
Pelayanan
bimbimngan dan konseling adalah pekerjaan profesional sesuai dengan makna
apeksi, dan perlakuan konselor terhadap kasus, pekerjaan profesional itu harus
di laksanakan dengan mengikuti kaidah –kaidah yang menjamin efisien dan
efektivitas proses dan lainnya. Kaidah – kaidah tersebut di dasarkan atas
tuntutan keilmuan layanan di satu segi ( antara lain bahwa layanan harus di
dasarkan atas data dan tingkat perkembangan klien ), dan tuntunan oktimalisasi
proses peyelenggaraan pelayanan di segi lain ( yaitu antara lain suasana
konseling di tandai oleh adanya kehangatan, pemahaman, penerimaan, kebebasan,
dan keterbukaan, serta sebagai sumber daya yang perlu di aktifkan.
Dalam penyelenggaraan pelayanan
bimbingan dan konseling kaidah – kaidah tersebut di kenal dengan asas bimbingan
dan konseling, yaitu ketentuan – ketentuan yang harus di terapkan dalam peyelenggaraan
pelayanan itu.
Asas – asas yang di maksud adalah asas kerahasian, kesukarelaan, keterbukaan,
kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan,
keahlian, alih tangan, dan tutwuri hadayani ( prayitno,1987 )
1
1.
Asas Kerahasiaan
Asas-asas kerahasian yaitu menuntun dirahasiakanya segenap data dan
keterangan peserta didik yang menjadi sasaran layanan , yaitu data atau
keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain .
Sebagaimana telah diketahui bahwa
dalam kegiatan bimbingan dan koseling, kadang-kadang konseli harus menyampaikan
hal-hal yang sangat pribadi/ rahasia kepada konselor.Oleh karena itu konselor
harus menjaga kerahasiaan data yang diperolehnya dari konselinya.
Sebgai konselor berkewajiban untuk menjaga rahasia data tersebut, baik data
yang diperoleh dari hasil wawancara atau konseling, karena hubungan menolong
dalam bimbingan dan konseling hanya dapat berlangsung dengan baik jika
data informasi yang dipercayakan kepada
konselor atau guru pembimbing dapat dijamin kerahasiaannya. Asas ini bisa
dikatakan sebagai “Asas Kunci” dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan
konseling, karena dengan adanya asas kerahasiaan ini dapat menimbulkan rasa
aman dalam diri konseli.
Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas, maka apa yang terjadi saat
pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh konselor dan konseli baik
itu isi pembicaraan atau pun sikap konseli, kerahasiaanya perlu dihargai dan
dijaga dengan baik. Demikian pula catatan-catatan yang dibuat sewaktu atau pun
sesudah wawancara atau konseling perlu disimpan dengan baik dan kerahasiaanya
dijaga dengan cermat oleh konselor.
Contoh asaa kerahasian :ada seorang konseli yang menceritakan kepada
konselor bahwa seorang konseli itu memiliki penyakit HIV yang didapatnya sejak
lama maka seorang konselor harus bisa menjaga kerahasian tersebut agar penyakit
konseli itu tidak di ketahui oleh orang banyak .
2.
Asas Kesukarelaan
Asas kesukarelaan yaitu assa BK yang menghendaki adanya kesukaaan dan
kerelaan peserta didik mengikuti atau menjalankan layanan atau kegiatan yang di peruntukan baginya .
Telah dikemukakan bahwa bimbingan merupakan proses membantu individu.
Perkataan membantu disini mengandung arti bahwa bimbingan bukan merupakan
suatu paksaan, akan tetapi merupakan suatu binaan. Oleh karena itu dalam
kegiatan bimbingan dan konseling diperlukan adanya kerjasama yang demokratis
antara konselor/ guru pembimbing dengan konselinya. Kerjasama akan terjalin
bilamana konseli dapat dengan suka rela menceritakan serta menjelaskan masalah
yang dialaminya kepada konselor.
Contoh asas kesukarelaan : ada seorang peserta didik yang selalu tidak
masuk dikarenakan tidak suka pada pada salah satu mata pelajaran di sekolahnya
, sebagai guru konselor seharusnya kita harus mengubah sikap/perilaku konseli
tersebut agar dapat suka pada mata pelajaran tersebut dengan selalu membina dan
mengembangkanya.
3.
Asas Keterbukaan
Asas keterbukaan yaitu asas BK yang menghendaki agar peserta didik yang
menjadi sasaran layanan atau kegiataan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura,
baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam
menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan
dirinya .
Asas keterbukaan merupakan asas yang sangat penting bagi konselor/ guru
pembimbing, karena hubungan tatap muka antara konselor dan konseli merupakan
pertemuan bathin tanpa tedeng aling-aling.Dengan adanya keterbukaan ini dapat
ditumbuhkan kecenderungan pada konseli untuk membuka dirinya, untuk membuka
kedok hidupnya yang menjadi penghalang bagi perkembangan psikisnya.Konselor
yang sukses adalah konselor yang bisa memudahkan konseli untuk membuka dirinya
dan berusaha memahami lebih jauh tentang dirinya sendiri.Truax dan Carkhuff
menyimpulkan bahwa “ada hubungan yang erat antara keterbukaan konselor dan
kemampuan klien membuka diri (self exploration).”
Asas ini menghendaki agar konseli bersifat terbuka dan tidak berpura-pura
dalam memberikan keterangan maupun informasi.Dalam hal ini konselor/ guru
pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan konseli.Agar konseli dapat
terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak
berpura-pura. Hal demikian akan mendorong konseli mengekspresikan pengalaman
pribadinya.
Keterusterangan dan kejujuran si terbimbing akan terjadi jika si terbimbing
tidak lagi mempersoalkan asas kerahasiaan dan kesuka relaan ; maksudnya , si
terbimbing telah betul-betul telah mempercayai konselornya lebih jauh,
keterbukaan akan semakin berkembang apabila klien tahu bahwa konselornya terbuka.
Keterbukaan di sini di tinjau dari dua arah. Dari pihak klien di harapkan
pertama-tama mau membuka diri sendiri sehingga apa yang ada pada dirinya dapat
di ketahui oleh orang lain, dan kedunya mau membuka diri dalam arti mau
menerima saran-saran dan masukan lain lainya dari pihak luar.
Contoh asas keterbukaan : ada seorang konseli yang memiliki sifat tertutup
sebagai konselor kita harus dapat mengubah konseli untuk bicara secara terbuka
dan tidak berpura-pura dalam menceritakan maslah pribadinya sendiri ,sehingga
konseli dapat berbicara jujur dan merasa nyaman dalam menyampaikan masalahhnya.
4.
Asas Kekinian
Asas kekinian yaitu asas bimbingan yang mengkehendaki agar obyek sasaran
layanan BK ialah permasalahan peserta didik dalam kondisi masa sekarang.
Layanan yang berkenan dengan masa depan atau masa lampau dilihat dampak atau kaitan dengan kondisi yang ada dan apa yang dapat
diperbuat sekarang .Pada umumnya pelayanan bimbingan dan konseling bertitik tolak
dari masalah yang dirasakan konseli saat kini atau sekarang, namun pada
dasarnya pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri menjangkau dimensi waktu
yang lebih luas, yaitu masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.
Permasalahan yang dihadapi oleh konseli sering bersumber dari rasa
penyesalannya terhadap apa yang terjadi pada masa lalu, dan kekhawatiran dalam
menghadapi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang, sehingga ia lupa
dengan apa yang harus dan dapat dikerjakannya pada saat ini.
Sesuai apa yang terkemukan di atas, maka diharapkan konselor dapat
mengarahkan konseli untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya sekarang.
Sebagaimana firman Allah SWT
Artinya :
“Demi masa.Sesungguhnya
manusia itu benar-benar dalam kerugian.Kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al Ashr : 1-3).
Contoh
asaa kekinian ; konselor tidak banyak fokus pada masalah yang telah di hadapi ,
tetapi konselor harus terus memantau perkembangan konseli baik fisik dan
psikisnya.
5.
Asas Kemandirian
Asas kemandirian yaitu asas BK yang menunjuk pada tujuan umum BK,yaitu :
peserta didik sebagai sasaran layanan BK diharapkan menjadi individu –individu
yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan
lingkungannya, mampu mengambil keputusan ,mengarahkan serta mewujudkan diri
sendiri.
Salah satu tujuan pemberian layanan bimbingan dan konseling adalah agar
konselor berusaha menghidupkan kemandirian di dalam diri konseli.Ciri-ciri
kemandirian tersebut yaitu mengenal dan menerima diri sendiri dan
lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan
serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan
segenap pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi
berkembangnya kemandirian konseli. Agar dapat tumbuh sikap kemandirian
tersebut, maka konselor harus memberikan respon yang cermat terhadap konseli
atas keluhan-keluhan yang diungkapkan.Individu yang terbimbing setelah dibantu
diharapkan dapat mandiri dengan ciri-ciri pokok mampu:
·
(a).mengenal
diri sendiri dan lingkungan sebagaimana mestinya.
·
(b).menerima
diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis.
·
(c).mengambil
keputusan untuk dan oleh diri sendiri.
·
(d).mengarahkan
diri sesui dengan keputusan itu.
·
(e).mewujudkan
diri secara optimal sesuai dengan potensi,minat dan kemampuan-kemampuan yang di
miliki.
Kemandirian dengan ciri-ciri umum di atas haruslah
disesuikan dengan tingkat perkembangan dan peranan klien dalam kehidupan
sehari-hari. Kemandiran sebagai hasil konseling menjadi arah dari keseluruhan
proses konseling, dan hal itu didasari baik oleh konselor maupun klien.
Contoh
asaa kemandirian : ada seorang konseli yang cacat fisik datang pada kita dia
menceritakan bahwa dia tidak memiliki semangat untuk meluruskan hidupnya,
sebagai konselo yang profesional kita harus bisa menumbuhkan rasa semangat
hidup dengan cara memberikan pemahaman agar konseli tersebut mengenal dan
menerima dirinya dan lingkungan ,dan mampu mengambil sebuah keputusan agar
konseli tersebut menjadi diri yang mandiri .
6. Asas Kegiatan
Asas kegiatan
yaitu asa BK yang mengkehendaki agar peserta didik yang menjadi sasaran layanan
berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan layanan atau kegiatan BK.
Dalam proses
pelayanan bimbingan dan konseling kadang-kadang konselor memberikan beberapa
tugas dan kegiatan pada konslinya. Dalam hal ini konseli harus mampu
melaksanakan sendiri kegiatan-kegiatan tersebut dalam rangka mencapai tujuan
bimbingan dan konseling yang telah ditetapkan.Asas ini menghendaki agar konseli
bisa berpartisipasi secara aktif atas kegiatan yang diselenggarakan oleh
konselor. Di pihak lain konselor harus berusaha/ mendorong agar konseli mampu
melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan tersebut.
Asas ini
merujuk pada pola konseling”multidimensional” yang tidak hanya mengandalkan
transaksi perbal antara klien dan konselor. Dalam selenggara, yaitu klien aktif
menjalani proses konseling dan aktif pula melaksanakan/menerapkan hasil-hasil
konseling.
Contoh
asas kegiatan : seorang konselor harus bisa membuat suatu program kegiatan
seperti ospek maupun MOS (siswa baru ) agar konseli /peserta didik dapat
mengenali lingkungan yang baru serta mampu untuk mnyesuaikan dirinya dengan
lingkungan yang baru.
7. Asas Kedinamisan
Asas
kedinamisan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar isi layanan terhadap sasaran
layanan yang sama kehendaknya selalu bergerak maju,tidak monoton,dan terus
berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembanganya
dari waktu ke waktu .
Keberhasilan usaha pelayanan bimbingan dan
konseling ditandai dengan terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku konseli
ke arah yang lebih baik.
Untuk
mewujudkan terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku itu membutuhkan proses
dan waktu tertentu sesuai dengan kedalaman dan kerumitan masalah yang dihadapi
konseli. Isi layanan bimbingan dan konseling dari asas ini adalah selalu
bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke
waktu.Konselor dan pihak-pihak lain diminta untuk memberikan kerjasama
sepenuhnya agar pelayanan bimbingan dan konseling yang diberikan dapat dengan
cepat menimbulkan perubahan dalam sikap dan tingkah laku konseli.Asas
kedinamisan mengacuh pada hal-hal baru yang hendaknya terdapat pada dan menjadi
ciri-ciri dari proses konseling dan hasil-hasil nya.
Contoh
asas kedinamisan :seorang konselor harus mampu mengikuti pergerakan zaman ,
agar konselor dapat menyelesaikan suatu permasalahn yang pada seorang konseli
yang semakin kompleks misalnya keluarga broken serta pergaulan bebas dikalangan
pemuda ..
8. Asas
Keterpaduan
Asas
keterpaduan yaitu asas BK yang mengkenhendaki agar berbagai layanan dan
kegiatan BK , baik yang di lakuakn oleh
guru BK/konselor maupun pihak lain ,saling menunjang ,harmonis dan terpaduan .
Pelayanan
bimbingan dan konseling menghendaki terjalin keterpaduan berbagai aspek dari
individu yang dibimbing. Untuk itu konselor perlu bekerja sama dengan
orang-orang yang diharapkan dapat membantu penanggulangan masalah yang dihadapi
konseli. Dalam hal ini peranan guru, orang tua, dan siswa-siswa yang lain
sering kali sangat menentukan. Konselor harus pandai menjalin kerja sama yang
saling mengerti dan saling membantu demi terbantunya konseli yang mengalami
masalah.
Untuk
terselenggaranya asas keterpaduan, konselor perlu memiliki wawasan yang luas
tentang perkembangan klien dan aspek-aspek lingkungan klien, serta berbagai
sumber yang dapat diaktifkan untuk menangani masalah klien. Kesemuanya itu
dipadukan dalam keadaan serasi dan saling menunjang dalam upaya bimbingan dan
konseling .
Contoh
asas keterpaduan : seorang konseli melakuakn kerjasama dengan seorang psikologi
seks mupun dokter kandungan ,dan mengundang
kesekolah untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik di sekolah agar
konseli/peserta didik memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih jelas
tentang seks, upayah mereka tidak terjerat dalam pergaulan besar.
9.
Asas
Kenormatifan
Asas
kenormatifan yaitu asas BK yang
mengkehendaki agar segenap layanan dan kegiatan BK didasarkan pada dan tidak
boleh bertentangan dengan nilai dan norma-norma yang ada, yaitu norma agama,
hukum dan peraturan ,adat istiadat ilmu pengetahuan ,dan kebiasaan yang berlaku
.
Pelayanan
bimbingan dan konseling yang dilakukan hendaknya tidak bertentangan dengan
norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat dan lingkungannya. Dalam kegiatan
bimbingan dan konseling,
konselor tentu
akan menyertakan norma-norma yang dianutnya ke dalam hubungan konseling, baik
secara langsung atau tidak langsung. Tetapi harus diingat bahwa konselor tidak
boleh memaksakan nilai atau norma yang dianutnya itu kepada konselinya. Seluruh
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling ini adalah didasarkan pada
norma-norma yang berlaku yaitu norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat,
ilmu pengetahuan, dan
kebiasaan-kebiasaan
yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, layanan/ kegiatan bimbingan dan konseling
ini harus dapat meningkatkan kemampuan siswa/ konseli dalam memahami,
menghayati, dan mengamalkan norma-norma tersebut.
Contoh asas kenormatifan : seorang
konselor dalam menjalankan tugasnya , harus sesuai dengan norma, hukum , adat istiadat sehingga
terciptanya suasana yang harmonis diantara konseli dan konselor karena seorang
konselor yang profesional harus bisa menciptakan suasana yang nyaman bagi seorang
konseli.
10. Asas Keahlian
Asas keahlian
yaitu asas BK yang mengkehendaki agar layanan dan kegiatan BK diselenggarakan
atas dasar kaidah-kaidah profesional .
Untuk menjamin
keberhasilan usaha bimbingan dan konseling, para petugas harus mendapatkan
pendidikan dan latihan yang memadai. Pengetahuan, keterampilan, sikap dan
kepribadian yang ditampilkan oleh konselor/ guru pembimbing akan menunjang
hasil konseling. Pendek kata bahwa para pelaksana layanan bimbingan dan
konseling ini harus benar-benar ahli dibidang bimbingan dan konseling, atau
dalam istilah lain adalah profesional.
Contoh asas
keahlian : apabila ada seorang peserta didik/konselor yang datang pada seorang
konselor , seorang harus bersikap seprti konselor bukan bersikap seprti dokter
maupun yang lainya yaitu memberikan sepenuhnya semua keputusan pada konseli .
11. Asas Alih
Tangan
Asas alih
tangan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar pihak –pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan BK secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan
peserta didik mengalih tangankan
permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli.
Bimbingan dan
konseling merupakan kegiatan profesional yang menangani masalah-masalah yang
cukup pelik. Berhubung hakekat masalah yang dihadapi konseli adalah unik
(kedalamannya, keluasannya, dan kedinamisannya), disamping pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki oleh konselor adalah terbatas, maka ada kemungkinan
suatu masalah belum dapat diatasi setelah proses konseling berlangsung. Dalam
hal ini konselor perlu mengalih tangankan (referal) konseli pada pihak
lain (konselor) yang lebih ahli untuk menangani masalah yang sedang dihadapi
oleh konseli tersebut.
Contoh asas
alih tangan :ada seorang peserta didik/konseli yang mengalami tidak lulus
sekolah , seorang konselor tidak dapat bertindak sendiri dalam konteks ini
,seorang konselor harus melakuakn kerjasama dengan pihak yang lebih kompeten
dalam kasus ini seperti membawa konseli tersebut pada seorang psikiater maupun
dokter.
12. Asas Tut Wuri
Handayani
Asas tutwuri
handayani yaitu asas BK yang mengkehendaki agar pelayanan BK secara keseluruhan
dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberi rasa aman),mengembangkan
keteladanan , memberikan ransangan dan dorongan serta kesempataan yang
seluas-luasnya kepada peserta didik untuk maju
Sebagaimana
yang telah dipahami dalam pengertian bimbingan dan konseling bahwa bimbingan
dan konseling itu merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistematis, sengaja,
berencana, terus menerus, dan terarah kepada suatu tujuan.Oleh karena itu
kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan adanya pada saat
konseli mengalami masalah dan menghadapkannya kepada konselor/ guru pembimbing
saja.Kegiatan bimbingan dan konseling harus senantiasa diikuti secara terus
menerus dan aktif sampai sejauh mana konseli telah berhasil mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.Asas ini menghendaki agar pelayanan bimbingan dan
konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan
rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan
dorongan, serta kesempatan yang
seluas-luasnya kepada konseli untuk maju.(Anas Salahudin.
Contoh asas tut wuri handayani : seorang konselor harus
menjadi guru teladan ,dan menyenangkan agar peserta didik/ konseli tidak takut
menceritakan masalahnya kepada kita dan mampu mengayomi pasaerta didik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asas-asas bimbingan dan konseling adalah merupakan subuah
dasar yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan pelayanan/ kegiatan bimbingan
dan konseling. Menurut Prayitno ada dua belas asas yang mendasari layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling, asas-asas tersebut sesuai dengan apa yang
sudah dikemukakan di atas. Kedua belas asas bimbingan dan konseling tersebut
pada dasarnya menegaskan bahwa para konselor merupakan para ahli yang memiliki
kemampuan untuk membimbing konselinya, baik secara ikhlas maupun profesional
sehingga mereka mampu meningkatkan taraf kehidupannya yang lebih baik, terutama
berkaitan dengan persoalan mentalitas konseli, baik dalam menghadapi
lingkungannya maupun orang-orang yang ada di sekelilingnya.
Demikianlah beberapa asas-asas penting yang dapat
dijadikan dasar pertimbangan dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan
konseling.
B. Saran
Dari uraian tersebut di
atas, asas bimbingan dan konseling merupakan hal yang sangat penting yang harus
dipegang teguh oleh para konselor/ guru pembimbing dalam memberikan pelayanan
pada konseli/ siswa.Maka dari itu penulis dapat memberikan saran kepada semua
pihak yang terlibat sebagai pelaksana pendidikan atau bisa disebut sebagai
seorang guru (pembimbing) dan calon guru (mahasiswa jurusan pendidikan), agar
tetap selalu bertanggungjawab atas keberhasilan siswa dalam rangka mencetak
kepribadian yang luhur. Dan bagi calon guru diharapkan mencari refrensi lain
yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling, karena kami (penulis) merasa isi
makalah ini ada kekurangan.
Daftar Pustaka
A, Hallen. 2005. Bimbingan
& Konseling. Jakarta : Quantum Teaching.
Luddin,
Abu Bakar. 2010. Dasar-Dasar Konseling Tinjauan Teori dan Praktik.Bandung
:Citapustaka Media Perintis.
Salahudin, Anas. 2010. BimbingandanKonseling. Bandung : CV. Pustaka
Setia.
Prayetno.dasar-dasar
bimbingan konseling.jakarta:Rineka Cipta
Posting Komentar